Hallo minna!
gmn part kemarin, kesel tdk? hehe. maaf klo feel nya kurang dpt, author ga pandai buat angst soalnya :'(langsung cuss baca! happy reading
-----------------------------------------------------------
"A-apa jangan jangan Hinata?"
Kageyama merutuki perlakuannya pada Hinata. Bagaimana bisa ia mendorong tubuh mungil itu hingga membentur lantai?! dan dia masih menyambutnya dengan senyuman manis nya? bodoh kau kageyama.
Kageyama pun segera berlari menuju kamar Hinata. Sesampainya di depan kamar Hinata, kageyama membuka pelan knop pintu. Ia tau bahwa Hinata telah tertidur, karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9.
Kageyama masuk dengan langkah pelan, dapat ia lihat lelaki kecil yang tengah tidur dengan damainya. Dibantu cahaya lampu di nakas, kageyama melangkah pelan menuju ranjang Hinata.
Kageyama dapat melihat mata Hinata yang sembab, apa dia menangis karena diriku?. Mata nya tak sengaja menangkap luka yang ada di pipi Hinata. Kageyama mencoba menyentuh luka di pipi mulus itu. Apa aku terlalu dalam melukaimu?
Kini matanya beralih pada luka di dahi Hinata. Ada sedikit, sedikit ya, rasa sesak di hatinya melihat luka di dahi istrinya itu karena perbuatannya sendiri.
Tangan kageyama bergerak untuk menyentuh kembali luka yang ada di dahi Hinata membuat sang empu sedikit meringis.
"S-sakit"
Karena merasa terganggu, Hinata pun membuka mata nya melihat siapa yang telah mengganggu waktu tidur nya malam hari ini. Bola mata Hinata melebar ketika melihat ada kageyama di hadapannya, sedang memandang dirinya dengan tatapan khawatir. eh khawatir?
"Ka-kageyama, ka-kau mengapa ada disini? Apa kau perlu sesuatu?" tanya Hinata sambil tersenyum seperti biasanya. Kageyama tertegun dengan senyuman itu, bagaimana bisa dia tersenyum saat dirinya melukai tubuh kecil itu?
"Hi-hinata, lu-luka di dahimu--" Hinata paham apa yang dimaksud kageyama.
"Ah ini? tak apa kageyama. Aku tau kau pasti sedang lelah tadi pagi karena urusan pekerjaanmu yang menumpuk. Tak usah dipikirkan." Ucap Hinata yang masih mempertahankan senyumnya.
Grepp
"Maafkan aku, apa aku terlalu dalam melukai dirimu? kau bisa membalas ku sekarang, aku minta maaf Hinata." Yap kageyama memeluk Hinata dan mengucapkan kalimat yang membuat Hinata tak sanggup menahan tangisnya.
"Hiks..kageyama hiks..a-aku mencintaimu, ma-maafkan aku hiks..telah membuatmu marah tadi pagi." Hinata segera membalas pelukan kageyama dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang kageyama.
"Tidak. Bukan kau yang salah, tapi aku. maafkan aku Hinata." Kageyama semakin mengeratkan pelukannya pada Hinata.
"Ti-tidak hiks..kau tidak salah hiks..aku sudah memaafkan dirimu ka-kageyama."
Dan akhirnya kageyama pun memutuskan untuk tidur di kamar Hinata dengan Hinata yang berada di pelukannya. Bahagia ya? hum, padahal besok akan ada masalah lagi bagi Hinata.
°°°
Pagi harinya, Kageyama bangun terlebih dahulu dari Hinata. Kageyama bangun dan menatap wajah teduh milik istrinya. Tangannya bergerak menyentuh pipi Hinata dan mengusapnya.
"Kau manis, tapi maaf aku akan tetap membenci dirimu, karena dirimu lah aku harus terjebak dalam perjodohan bodoh ini" lirih kageyama. Setelah puas memandangi wajah Hinata, kageyama beranjak dari tempat tidur nya dan pergi ke kamarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...