Part 49

774 43 10
                                    

Sakusa pun tersenyum dikala melihat dua buah es krim di genggamannya. Ia membayangkan bagaimana ekspresi Hinata saat mendapatkan es krim kesukaannya. Ia berpikir untuk menggoda Hinata kembali saat Hinata tengah memakan es krimnya.

Sakusa kembali ke taman yang ia datangi dengan Hinata tadi. Ia melihat ke bangku tersebut dan tidak menemukan siapapun. Jantung sakusa berdetak kencang. Ia tetap berusaha berpikir positif dan tanpa sadar menjatuhkan kedua es krim yang ia beli tadi. Ia mulai berlari mengelilingi taman. Tak kunjung menemukan, wajah sakusa berubah panik. Ia bingung harus mencari kemana.

Akhirnya ia pun mengambil ponselnya dan menelepon rin, kakak hinata. Mungkin ia pulang duluan karena aku terlalu lama, pikir sakusa yang masih positif. Rin pun menjawab panggilan sakusa dan mengatakan ia sedang ada diluar bersama akinori. Rin mencurigai nada bicara sakusa yang terdengar panik, namun sakusa lebih memilih untuk tidak mengatakan apa apa. Setelah menutup panggilan, sakusa pun menelpon koushi untuk bertanya keberadaan Hinata dirumah.

Koushi pun menjawab jika Hinata belum pulang, karena Hinata berpamitan untuk bermain dengannya bukan? Sial, sakusa lupa. Ia terlalu panik hingga tak sadar menghubungi bunda Hinata. Sama seperti halnya Rin, koushi bertanya apakah semua baik baik saja. jawaban tidak apa apa keluar dari mulut sakusa. Sakusa segera mematikan telepon.

Sakusa menghela nafas gusar. Ia mengacak rambutnya sendiri dan menunduk, "Sialan. Kau dimana sho..."

Di sisi lain...

Getaran ponsel di nakas terdengar oleh seseorang yang berada di dalam kamar tersebut. Ia menoleh ke arah ponsel tersebut dan menemukan sebuah notifikasi dari nomor seseorang. Ketika melihat nama pengirim pesan tersebut, mulutnya tak berhenti menyumpahi orang tersebut. Namun karena rasa ingin tahu nya sangat tinggi, ia pun mengambil ponsel tersebut dan membuka ponsel itu.

Beruntung ponsel tersebut tidak di kunci. Ketika membuka kiriman foto yang dikirim, Ia pun terkejut dan tanpa sadar memukul tembok yang ada didepannya hingga retak.

"BRENGSEK!!!!"

"BERANI BERANI NYA DIA MENYENTUH HINATA!!!" Ucap tsukishima.

Ya, dia adalah tsukishima. Sekarang tsukishima sedang berada di kamar Kageyama. Kenapa? Ntahlah, dia hanya ingin melihat apa saja yang sudah Kageyama lakukan hingga seperti itu. Tanpa sengaja ia mendengar bunyi hp bergetar dari arah nakas yang dimana Kageyama meninggalkan ponselnya disana.

Ia mendekati ponsel tersebut dan membaca nama pengirim pesan tersebut. Bagaimana ia tidak mencaci makinya? Orang yang mengirim pesan tersebut adalah, 'Atsumu'

Ia marah. Bagaimana ia tidak marah? Pesan yang di kirim atsumu sangatlah memancing amarah tsukishima. Di foto yang dikirim oleh atsumu, terlihat Hinata dengan tali yang melilit di tubuh kecilnya. Mata yang di tutup dengan kain, serta mulut yang di tutup dengan plester. Dengan segera, tsukishima pun menelpon nomor atsumu dan beberapa saat kemudian di angkat oleh seseorang yang ia yakini adalah atsumu.

"Bagaimana kiriman dariku? apakah bagus? aku harap kau menyukainya." Ucap atsumu di dalam telepon tersebut.

"BRENGSEK!! KAU APAKAN HINATA HAH?! HINATA TIDAK ADA SALAH DENGAN KAU, JALANG!!" Tsukishima terlanjur marah. Namun, alih-alih mendapat jawaban, ia hanya mendapatkan respon tertawa dari si penerima telepon.

"Ah... ternyata kau, aku kira tobio" Kekehnya.

"Kau tenang saja, aku tidak akan menyakitinya. Aku hanya akan mengukirnya agar menjadi lebih cantik." Atsumu tersenyum miring.

Dengan segera, atsumu pun mematikan panggilan tersebut. Tsukishima memukul tembok kembali hingga tercetak dua retakan di dinding kamar Kageyama. Dengan cepat, tsukishima pun berjalan keluar rumah kageyama dan pergi dengan perasaan yang masih sangat sangat buruk.

WITH(OUT) YOU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang