Perlahan hinata membuka matanya. Menyadarkan pandangannya yang sedikit memburam. Hinata menatap langit-langit kamar itu.
"A-aku dimana..."
"Kau sudah bangun sho?" Hinata mencoba mendudukkan posisinya. Sakusa yang peka pun kemudian membantu hinata agar bisa duduk. Hinata masih memegang kepalanya yang pusing.
"O-omi? kenapa bisa aku berada disini?" tanya hinata. Sakusa mendengus pelan.
"Kau ini membuatku khawatir sho. Bagaimana jika kau tidak ditemukan?" omel sakusa. Hinata hanya bisa menunduk sembari merapalkan kata maaf.
Hinata mencoba mengingat-ingat siapa yang menolongnya waktu itu. YUP! dia orangnya. Hinata mengangkat wajahnya kemudian menatap sakusa. Sakusa yang ditatap pun merasa aneh.
"Apa?"
"Tobio kemana mi?" Sakusa menaikkan alisnya sebelah.
"Iya, tobio kemana?"
"Oh si brengsek itu? udah pulang."
"Yah.. kok pulang sih" ucap hinata sembari mempoutkan bibirnya.
"Ntah, balik sendiri kok. Yaudah ini makan terus minum obat terus istirahat. Aku tinggal dulu" ucap sakusa. Hinata pun mengangguk. Hinata mulai menyuapkan sedikit makanan nya pada mulutnya.
Sebelum sampai di mulutnya, hinata menatap telunjuk nya yang sudah terbalut rapi dengan perban. Hinata menaruh kembali sendok di piringnya dan menatap telunjuknya.
"Aku harus menemuimu, tobio..." monolog hinata.
~
Malam pun berganti pagi. Hinata menatap sakusa yang tengah merapikan beberapa berkasnya. Hinata berjalan mendekati sakusa kemudian mencolek sedikit lengan sakusa. Merasa tak ada respon dari sang pemilik lengan, hinata pun menggoyangkan pelan lengan sakusa.
Merasa ada yang menggoyangkan lengannya, sakusa pun menoleh dan mendapati hinata yang tengah menunduk sambil menautkan jari mungil nya.
"Ada apa sho?" tanya sakusa sembari membereskan berkasnya dan memasukkannya pada tas kerjanya.
"N-nanti omi pulang jam b-berapa?" tanya hinata.
Sakusa menoleh, "Hum, sekitar pukul 7 malam"
Hinata mengangguk.
"Ada apa sho? apa kau ingin sesuatu?" tanya sakusa. Hinata menggeleng.
"Aku ingin ke rumah tobio, apa kau mau mengantarkan aku?" tanya hinata pelan. Ia hanya tak ingin sakusa marah.
"Tidak." Hinata mendongak, menatap netra hitan sakusa.
"Tapi ini penting omi, demi hubunganku juga!" ucap hinata. Sakusa mengerutkan keningnya.
"Sepenting apa sampai kau seperti ini shoyo?" Hinata mulai menceritakan semua yang ia dengar kemarin di taman. Sakusa jelas terkejut dengan apa yang hinata jelaskan. Bagaimana bisa 'atsumu' memakai cara ini untuk menghancurkan rumah tangga sepupu nya dengan kageyama.
"Baiklah, akan aku hantar nanti. Tapi ingat, hanya sebentar" Hinata pun mengangguk kemudian memeluk sakusa. Sakusa membalas pelukan hinata dan kemudian berangkat bekerja.
author : omii, mau peluk jugaaa
sakusa : /semprotWaktu menunjukkan pukul 7 malam. Sakusa pun sudah pulang dari kantornya. Hinata segera menyambut sakusa dan menyuruh sakusa untuk makan malam terlebih dahulu.
"Omi, ayo makan dulu" ucap hinata. Sakusa yang keluar dari kamar memakai celana selutut dan kaos hitam pun berjalan menuju meja makan dan mulai makan. Selesai makan, hinata mencuci bekas piringnya dan piring sakusa.
"Shoyo, jadi?"
Hinata yang baru saja mencuci piring pun menoleh ke arah sakusa dan mengangguk.
"Yaudah, segera ganti baju. Aku akan menunggumu diluar" Sakusa meninggalkan hinata dan pergi ke halaman rumahnya. Sedangkan hinata buru-buru mengganti baju nya.
Akhirnya hinata dan sakusa pun berangkat ke rumah kageyama/hinata. Sesampainya disana, hinata ragu ingin mengetuk pintu rumahnya. Namun ia harus. Dengan segala keberaniannya, hinata pun mengetuk pintu rumahnya.
tok tok tok
Ketukan pertama tak ada jawaban, hinata mencoba mengetuk kembali. Seterusnya hingga ketukan ke 5 pintu terbuka menampilkan sesosok pria bersurai hitam, dia kageyama.
"Ada ap-..." ucapan kageyama terpotong saat melihat siapa orang yang telah mengetuk pintu rumahnya.
"Oh? kau hinata? ada apa? ingin meminta uang untuk berobat ya?" ucap kageyama sembari melipat tangannya di depan dada.
"Tutup mulutmu tuan kageyama!" siapa? sakusa. Hinata langsung menahan sakusa yang ingin melayangkan tinjuan pada kageyama.
"Omi udah" Sakusa menurunkan tangannya dan mendengus pelan.
"Tobio maksud kedatanganku kemari unt-"
"Langsung inti saja, sedang tidak ingin berbicara dengan hewan soalnya" Cukup! sakusa muak. Sakusa berusaha menghantam wajah tampan kageyama, namun selalu saja hinata cegah.
"Omi tenanglah dulu" Sakusa menghela nafasnya pelan.
"Tobio kau tau? atsumu-san itu tidak hamil! dia sedang bersandiwara untuk merusak rumah tangga kita tobio!!" teriak Hinata.
PRANGG!
Kageyama dan hinata menoleh ke arah sumber suara. Ternyata itu atsumu yang sedang menjatuhkan gelas. Mata nya terlihat berkaca-kaca. Sakusa berdecih.
"Tch, drama lagi"
Kageyama menghampiri atsumu, mengusap pelan air mata atsumu dan menatap tajam hinata. Hinata yang ditatap tajam pun seketika menunduk. Ia selalu takut dengan tatapan tajam itu.
"Kau membuat drama apalagi tuan hinata shoyo?" Hinata bergetar, jelas sakusa dapat melihat dari bahu hinata yang bergetar.
"Bukannya kekasih mu itu yang sedang membuat drama? tuan kageyama tobio." Sakusa membalas dengan lebih dingin.
"Aku tidak ada urusan denganmu germophobia sialan! lebih baik kau bawa pulang kekasihmu ini, aku sedang tidak ingin melihat wajah hewan disini. Mengotori rumahku saja"
Tep
Hinata memegang pergelangan tangan Kageyama. Kageyama yang merasa dipegang pun menoleh dan mendapati hinata dengan mata nya yang berkaca-kaca.
'Ap-apa-apaan ini! kenapa aku merasa sesak saat melihat mata nya?!'
"Aku mohon, percayalah padaku tobio! aku mohon! aku sendiri yang mendengarnya kemarin di taman!" keukeh hinata. Kageyama tersadar dari keterkejutannya dan refleks menendang kaki hinata.
"JAUHKAN TANGAN KOTORMU ITU SIALAN!"
"SHOYO?!!" sakusa langsung berlari ke arah hinata. Membantu hinata berdiri. Meskipun kesulitan hinata tetap mencoba nya.
"T-tobio..."
YO MINNA! ohayou gozaimasu ahaha, gmn buat part ini? btw segini dlu ya, next part bkl lebih panjang!
see u next part <3
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...