Part 43

564 68 17
                                    

Sakusa menunggu diluar kamar hinata. Pikirannya kosong. Dapat ia lihat bagaimana terlukanya hinata. Kehilangan buah hati memang sangat menyakitkan lebih dari apapun. Sakusa menghela nafas pelan.

"Tuan sakusa?" Sakusa mendongak. Ia melihat tsukishima dengan seseorang disampingnya. Tsukishima menundukkan kepalanya.

"Ini istri saya, yamaguchi." Sakusa mengangguk pelan.

"Bagaimana keadaan hinata?" tanya yamaguchi. Sakusa terdiam. Dapat ia lihat raut wajah yamaguchi yang sangat khawatir. Sakusa menundukkan kepalanya.

"Asma nya kambuh" Ucap sakusa pelan. Yamaguchi menutup mulutnya, ia menangis di pelukan tsukishima. Memang selain keiji, yamaguchi yang memahami keadaan hinata. Yamaguchi sangat menyayangi hinata. Ia sangat syok mendengar kabar hinata yang keguguran karena ulah kageyama.

Tsukishima mengusap punggung yamaguchi pelan. Ia menatap sakusa yang tengah menunduk. Dokter pun keluar dari kamar rawat hinata. Dengan segera yamaguchi mendekati dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan sahabat saya, dok?" tanya yamaguchi tergesa gesa.

"Tadashi, bersabarlah" ucap tsukishima lembut.

"Tidak bisa kei, aku ingin bertemu hinata" Tsukishima mengusap rambut yamaguchi pelan, ia tau sorot mata istrinya sangat sangat khawatir. Terlebih kemarin ia tak membawa nya kesini, karena menjaga anaknya.

"Tenang, pasien tidak apa apa, ia hanya mengalami depresi ringan yang menyebabkan asma nya kambuh. Mungkin ia masih terkejut dengan apa yang terjadi dengannya" Dokter itu menjelaskan. Yamaguchi menangis kembali. Tsukishima berusaha menenangkannya.

"Apa kami boleh menjenguknya, dok?" tanya tsukishima.

"Silahkan, pastikan jangan berisik ya? pasien membutuhkan waktu istirahat yang banyak." Yamaguchi dan tsukishima pun mengangguk. Mereka pun masuk ke ruang rawat hinata untuk melihat kondisi hinata. Sakusa hanya melihat mereka berdua masuk tanpa ada niat untuk masuk juga.

Drrtt Drrttt

Ponsel sakusa berdering. Dengan segera sakusa mengangkat ponselnya.

"Moshi-moshi"

"..."

"Sho baik baik saja, ada apa kau menelponku?"

"..."

"Ya, sho mengalami depresi ringan karena masih terkejut, jadi asmanya kambuh"

"..."

"Tidak perlu. Bekerjalah disana yang benar"

"..."

Tutt tutt

Sakusa menatap ponselnya kesal. Orang ini hampir setiap hari mengiriminya pesan hanya untuk bertanya keadaan sepupunya. Sakusa meletakkan ponsel disakunya. Sakusa berjalan keluar rumah sakit.

• Di kediaman kageyama

Kageyama terdiam. Ia menatap kopi di depan meja nya. Tatapannya kosong. Pikirannya penuh. Ini pertama kalinya, ia seperti kehilangan sesuatu 4 hari ini. Seperti-... cahaya di rumahnya hilang.

"Arghh! kenapa aku selalu memikirkannya sih!" Kageyama mengusap rambutnya kasar. Selama 4 hari, kageyama tak pernah keluar dari rumahnya. Ntahlah, dia malas bekerja. Lagipula, ada tsukishima yang menjadi orang kepercayaannya.

"Tch"

Kageyama menidurkan tubuhnya di sofa. Ia menatap langit langit atap rumahnya. Bayangan di pagi itu selalu menghantuinya.

WITH(OUT) YOU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang