Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Namun kageyama tak kunjung bangun dari tidurnya, hingga pada akhirnya ponsel miliknya berdering dengan kencang. Ya, ada panggilan dari kantor tentunya. Kageyama bangun dengan keadaan wajah yang berantakan. Ia belum menyadari bahwa dirinya telanjang.
Ia mengangkat telpon ponsel nya lalu ia matikan setelah selesai berbicara dengan tsukishima. Kesadaran kageyama mulai kembali. Ia merasa tubuhnya aneh, dengan perlahan ia melihat ke dalam selimut. Betapa terkejutnya ia melihat tubuhnya yang telanjang.
"Hah?! sejak kapan aku telanjang?! apa Hinata melakukan itu saat aku tidur?!?!" kira kageyama. Kageyama menatap sekilas kasur yang ada disampingnya, ada sedikit bercakan darah yang tertinggal di seprai tersebut. Dengan menahan amarah, kageyama segera membersihkan tubuhnya kemudian memakai kemeja kantornya.
Ia langsung turun dengan tergesa gesa dan melihat hinata yang tengah menata barang barangnya. Melihat itu kageyama semakin emosi dan langsung menarik pergelangan tangan hinata kemudian membenturkan punggung kecil hinata ke dinding.
"Awh.. sakit.." Hinata meringis pelan. Tangannya dicengkeram kuat oleh kageyama, Sedangkan kageyama sudah menatap tajam netra madu itu dan semakin mencengkram pergelangan tangan hinata.
"T-tobio hiks... s-sakit" Kageyama tak perduli. Kageyama kemudian mencengkram pipi hinata dan menariknya dengan kasar.
"Katakan! kau melakukan apa tadi malam hah?!?!" ucap kageyama sembari menekan pertanyaannya. Hinata yang tidak bisa berbicara kemudian berusaha melepas cengkraman di pipinya. Kageyama yang sadar pun langsung melepas cengkramannya.
"KATAKAN!! KAU LAKUKAN APA TADI MALAM HAH?!?!" Hinata terkejut.
"A-apa yang k-kau katakan tobio?.. a-aku tidak melakukan a-apa apa" Ucap hinata terbata.
Kageyama menjambak rambut hinata, "Tidak usah pura pura tidak tau dasar sialan!! kau melakukan hal itu kepadaku disaat aku mabuk bukan?! hah?! KARENA KAU TAK MENDAPATKANNYA DARI SELINGKUHANMU MAKANYA KAU MELAMPIASKAN KE AKU BUKAN BEGITU HAH?!?! DASAR JALANG! PEMUAS NAFSU SEMENTARA!! tau gitu dulu aku tak mengambilmu dari selingkuhanmu itu, aku merasa jijik jika harus berhubungan badan denganm-..."
"Stop!"
Kageyama terdiam.
Ia menatap wajah hinata yang tengah kesakitan karena tarikan di rambutnya.
"S-stop tobio hiks... aku tak melakukan itu! justru kau yang melakukan itu disaat kau mabuk! padahal aku sedang mengandung anakmu hiks.. DAN KAU!! kau berani berani nya bermain dengan tubuhku dan menyebut nama lelaki itu!!" Hinata menatap tajam netra Kageyama, sebenarnya ia takut, hanya saja ia tak bisa jika harus diinjak injak terus.
Kageyama dapat melihat jelas sakit hati di dalam tatapan hinata, namun kembali lagi, rasa gengsi nya sangat tinggi meskipun hanya sekedar dia bilang dia tau apa yang hinata rasakan. Bodoh emang.
Kageyama menarik rambut hinata kembali hingga beberapa helai rontok, "APA KAU BILANG HAH?! berani kau membantah suamimu hm? AKU INI SUAMIMU!!! HORMATI AKU SELAYAKNYA SUA-"
"SUAMI MANA YANG MEMPERLAKUKAN PASANGANNYA DENGAN KEJAM KAGEYAMA!!! KATAKAN! hiks... suami yang hanya bisa bermain tangan dengan pasangannya tak pantas disebut suami hiks.. APALAGI TAK MENGANGGAP ANAKNYA SENDIRI DAN MALAH MENGANGGAP BAHWA ANAKNYA ADALAH ANAK ORANG LAIN!!"
Deg
Kageyama melepas jambakan di rambut hinata. Sekelebat ia merasakan perasaan yang teramat sakit. Seakan apa yang diucapkan hinata adalah realita.
Hinata yang masih menangis langsung kembali memberesi semua kopernya dan membawanya keluar, namun sebelum keluar kageyama menahan tangan hinata. Hinata menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...