Part 41

497 71 16
                                    

Setelah melakukan test darah, dibuktikan bahwa darah sakusa tak cocok dengan darah hinata. Ya, mungkin saja faktor karena status mereka? Sakusa semakin khawatir dengan itu. Apakah ia harus bercerita? tapi ia tak siap dengan pertanyaan dari koushi.

Tiba tiba ponsel sakusa bergetar. Dengan segera ia mengambilnya dan membaca siapa yang meneleponnya disaat begini. Kalian tau siapa? Ya, tsukishima.

Dari awal mereka bertemu, mungkin ada beberapa masalah dalam melakukan kerja sama antara perusahaan kageyama dan sakusa. Namun atas kecerdasan tsukishima, perusahaan sakusa menyetujui bekerja sama dengan perusahaan kageyama.

Bisa dibilang tsukishima berperan banyak atas kesuksesan perusahaan kageyama yang sekarang bekerja sama dengan perusahaan sakusa. Sakusa menjawab telepon dari tsukishima.

"Moshi-moshi, ada apa tuan tsukishima?"

"..."

"Saya sedang di rumah sakit. Bisa nanti saja untuk tanda tangan berkasnya?"

"..."

"Sepupu saya. Saya tutup telponnya, saya kabari lagi nanti, terimakasih."

Sakusa pun menutup telepon dari tsukishima. Ia memijat kepalanya pelan. Menunduk. Ia lelah, merasa bersalah karena tidak menjaga sepupunya yang tengah mengandung dengan baik.

Tsukishima POV

Pekerjaanku hari ini benar benar padat. Karena pekerjaan inilah aku meninggalkan Yamaguchi yang tengah mengurus anak sendirian. Ya, aku telah memiliki anak 1, laki laki. Aku menghela nafas pelan.

"Kageyama bagaimana sih, dia yang punya perusahaan, aku yang harus repot mengurus clien" Keluhku.

Aku mengecek beberapa dokumen kembali, dan aku melihat satu dokumen perusahaan yang belum ditandatangani. Aku mencermati dokumen tersebut, dokumen tersebut terkait kerja sama perusahaan kageyama dengan perusahaan sakusa. Dengan segera aku menelepon sakusa untuk bertemu.

Aku menelponnya, dan diangkat.

"Moshi-moshi, ada apa tuan tsukishima?"

"Moshi moshi tuan sakusa. Maaf telah mengganggu waktu ada. Tujuan saya menelepon ada adalah saya ingin mengajak anda bertemu tuan, ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani." ucapku sopan.

"Saya sedang di rumah sakit. Bisa nanti saja untuk tanda tangan berkasnya?"

Deg

Aku terdiam. Firasatku buruk. Jika sakusa sudah berada dirumah sakit berarti? ah tidak. lupakan, aku pasti salah kira.

"Begitu... Maaf tuan, kalau saya boleh tau. Siapa yang masuk rumah sakit?" ucapku perlahan.

"Sepupu saya. Saya tutup telponnya, saya kabari lagi nanti, terimakasih."

JDERR!!

Aku terdiam untuk kedua kalinya.

"Sepupu? Berarti?!"

Pikiranku kalang kabut. Ah, cobaan apa lagi ini Tuhan.

Tsukishima POV end

Seharian sakusa bergelut dengan pikirannya. Haruskah ia berbicara dengan koushi? atau jangan? tapi kalau jangan, kemungkinan besar kondisi hinata akan bertambah parah. Sakusa bimbang. Ia menatap lantai rumah sakit. Ia bingung kenapa bisa hinata tergeletak di rumahnya dengan kondisi seperti itu?

Apa kageyama yang melakukannya? tapi sekejam kejamnya kageyama, sakusa yakin tak akan melukai hinata sampai membuatnya keguguran. Sakusa mengacak rambutnya kasar.

WITH(OUT) YOU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang