Hallo minna!
sesuai janjiku di chapter sebelumnya, buat kali ini aku bakal double update, itung" buat malming hehe. enjoy!🙌Happy reading
-----------------------------------------------------------
"Hinata, ada apa dengan pergelangan tanganmu?" tanya yamaguchi. Akaashi dan hinata pun sontak terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkannya. Dengan segera Hinata menutup pergelangan tangannya dengan hoodie yang ia kenakan.
"A-ah, tidak! tidak apa-apa Yamaguchi." ucap Hinata gugup. Yamaguchi memandang Hinata dengan tatapan tak percaya nya. Oikawa pun sama hal nya dengan Yamaguchi, sedangkan kenma? ahh, dia sudah menatap tajam Hinata.
"Aku tadi tak sengaja mencengkram kuat tangan Hinata hingga terluka, soalnya tadi Hinata tak fokus menyetir dan hampir saja menabrak kucing di tengah jalan." Ucap akaashi.
"Oh begitu, apa itu benar Hinata?" tanya oikawa. Hinata pun mengangguk sebagai jawabannya. Dan ya, akhirnya mereka semua percaya dengan apa yang akaashi katakan, syukurlah. Maafkan aku dan akaashi-san yang berbohong teman teman, aku hanya tak ingin membuat kalian khawatir.
Pesanan pun tiba, mereka menyantap makanan tersebut sambil berbincang bincang, hingga tak terasa, waktu menunjukkan pukul 5 sore. Akaashi, kenma, yamaguchi dan oikawa pun memutuskan untuk pulang bersama. Sebenarnya Hinata telah menawarkan mereka untuk ikut di mobil nya, tapi tidak ada yang mau dengan alasan tadi kami berangkat bersama hinata, maka pulang nya juga harus bersama. Ya gitu lah alasannya.
Akhirnya, mereka pun pamit untuk pulang terlebih dahulu, dan Hinata pun mengangguki nya. Saat Hinata akan masuk ke dalam mobilnya, tiba tiba ada seseorang yang memanggil dirinya.
"Shoyo!"
°°°
"Shoyo!" Hinata yang merasa terpanggil pun menoleh ke sumber suara.
"Bunda?!" dengan segera Hinata pun berlari ke arah ibunya dan segera memeluk ibunya. Ah dia sangat rindu pada ibunya. Bagaimana ibu nya bisa ada disini di waktu sore begini?
"Iya sayang, gimana kabar kamu? hum, sudah menikah lalu tak mengunjungi bunda ya?" ucap koushi. Hinata pun hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hehe, maaf bunda. Oh ya, bunda bersama siapa kemari?" tanya Hinata.
"Bunda sendiri, kebetulan bunda habis berbelanja jadi? shoyo mau main kerumah tidak?" tawar koushi. Jelas Hinata tak akan menolak, ia sangat merindukan rumahnya dan keluarganya. Dengan antusias, akhirnya Hinata pun mengangguk kegirangan.
"Yaudah, shoyo duluan aja ya. Nanti bunda sama ayah menyusul." Setelah koushi pergi, akhirnya Hinata pun segera menancap gas ke rumahnya. Hei Hinata, kau lupa mengabari kageyama, heum.
Sesampainya di rumahnya, Hinata pun langsung masuk ke rumah tanpa mengetuk pintu dan berteriak.
"NII-CHAAANN!!! AKU MERINDUKANMU!!!" teriak Hinata. Rin yang merasa terkejut pun segera menimpuk Hinata dengan sepatu kesayangannya.
Brukk
"ARGH! NII-CHAN! MENGAPA KAU MELEMPARKU DENGAN SEPATU BUTUTMU INI?!" teriak Hinata sambil memegangi keningnya yang memerah akibat lemparan sepatu kakaknya tadi.
"Salahmu yang berteriak tanpa mengucapkan salam sho! dan jangan pernah bilang kalau sepatu nii-chan itu butut, kamu mau nii-chan buang semua koleksi voli mu itu?" ucap Rin. Hinata pun langsung bergidik ngeri melihat ancaman dari kakaknya. Oke, ga lagi.
"Hehehe, gomen nii-chan. Yaudah, sho ke kamar dulu ya, mau bersih bersih." Hinata pun meninggalkan Rin dan segera menuju ke kamar lamanya untuk membersihkan diri. Sesampainya di kamar, Hinata langsung merebahkan tubuhnya ke atas ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...