PLAK!
Yamaguchi menampar pipi mulus kageyama hingga sang pemilik pipi itu menoleh ke arah kanan.
"Jaga ucapanmu itu wahai tuan kageyama tobio! hinata tak semurah itu, justru kau yang terlalu bodoh karena memilih jalang seperti miya-san!" ucap yamaguchi sembari menunjuk wajah kageyama dengan telunjuknya.
Sedangkan kuroo, tsuki, Iwa, bokuto dan akaashi hanya menyimak pertengkaran yamaguchi dengan kageyama. Kenma tidak ikut? jawabannya tidak. Kenapa? biasalah sakit pinggang, kuroo brutal soalnya :D
"Tch, masa bodo dengan hinatamu itu. Lagipula dia juga sudah mempunyai selingkuhan tuan sakusa. Kenapa kalian marah ke aku?" ucap kageyama santai sembari berjalan menuju meja kerja nya.
"SAKUSA ITU SEPUPU NYA BODOH! KENAPA KAU SELALU SAJA MENGAMBIL KESIMPULAN TANPA BERTANYA KEBENARANNYA DULU?!" teriak yamaguchi. Tidak menyangka ya? sama. Yamaguchi hanya masih terbayang wajah hinata waktu ia menemukan hinata saja.
"Jika sakusa itu sepupunya, kalian ada bukti?"
hening, kageyama tersenyum miring.
"HAHAHA, kalian saja semua diam saat aku bertanya buktinya. So? jadi foto itu benar. KALIAN PUNYA OTAK KAN? SEHARUSNYA BISA MIKIR MANA YANG BENAR DAN MANA YANG SALAH! ups, aku lupa. Kalian kan tidak punya otak pfft-"
Ingin rasanya tsuki menonjok wajah rekannya itu, jika iwa dan kuroo tidak menahan, mungkin ia sudah membuat wajah kageyama biru tadi.
"Keluar kalian"
Semua menoleh ke arah sumber suara. Akaashi maju ke depan meja kageyama, kemudian berbalik dan menatap teman temannya serta suaminya.
"Pergilah, aku ingin waktu berdua dengan kageyama saja" Bokuto terkejut dan langsung menghampiri akaashi.
"AKAASHI?! KAU INGIN SELINGKUH DI DEPANKU SECARA LANGSUNG? AKU KURANG APA AKAASHI? APA AKU KURANG MANTAB DALAM BERMAIN HINGGA KAU LEBIH MEMILIH KAGEYAMA?!" akaashi menggeleng pelan dengan kelakuan suaminya. Dan ucapan terakhir nya itu membuat akaashi malu setengah mati.
"Koutarou, aku hanya perlu waktu berdua dengan kageyama. Kalian pergilah dulu" ucap akaashi. Semua pun mengangguk termasuk bokuto. Dan kini hanya tersisa akaashi dan kageyama yang memandang malas ke arah akaashi.
"Apa? Cepat katakan. Aku tak punya waktu untuk sampah seperti kalian." ucap kageyama santai. Akaashi berusaha tidak marah pada bos didepannya itu, karena ia tau, jika api dibalas dengan api maka akan semakin besar yang kemungkinan akan merugikan semua orang.
"Sebelum terlambat, sebaiknya kau bertanya dulu pada hinata. Apa benar sakusa itu selingkuhannya atau bukan"
"Tch, aku sudah malas berhubungan dengannya."
Akaashi menghela nafas pelan.
"Kau sudah mengambilnya dari orang tua nya kageyama, tugas mu sekarang adalah menjaga nya. Kau sudah diberikan pesan dan tanggung jawab untuk mengurus hinata. Dan satu lagi, kau tidak membawa bekal kan?" ucap akaashi. Kageyama menoleh.
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Hinata biasa akan menaruh kotak bekal makan di depan tas mu. Sedangkan itu? hanya kosong. Aku perjelas sekali lagi kageyama, hinata itu lebih baik daripada atsumu. Percayalah pada hinata dan tinggalkan atsumu." Kageyama memutar bola matanya malas.
"Sudah ceramahnya?"
Akaashi menatap tajam kageyama.
"Maksudmu?"
"Maksudku, apa kau sudah selesai ceramah? aku gerah. Silahkan keluar dari ruanganku, aku tidak menerima setan disini" ucap kageyama santai sembari membuka beberapa dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...