Hinata telah sembuh dari sakitnya. Ia pun diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, hinata langsung pergi ke kamarnya dan menghabiskan waktunya untuk tidur. Malamnya, hinata terbangun dan memutuskan untuk turun ke bawah. Ia duduk di ruang tamu. Ia menghirup dalam dalam udara yang ada dirumahnya.
"Ahh! rasanya sangat rindu" Senyum manis. Bagamana tidak rindu, selama pernikahannya dengan Kageyama dia hanya datang kerumahnya sekali saja. Setelah itu hanya berisi pertengkaran yang berakhir hinata menjadi korbannya.
Hinata menghela nafas berat. Rin yang melihat itupun mendekat ke arah adiknya. Rin duduk disamping hinata, menyandarkan tubuh kecilnya, memejamkan mata. Hinata yang melihat itu hanya diam.
"Jangan memikirkannya lagi, sho." Ucap rin. Hinata yang tengah diam langsung terkejut karena ucapan rin. Rin menatap adiknya.
"Masih memikirkannya hm?" Hinata menggeleng pelan. Rin mengusap pelan rambut adiknya.
"Masih banyak yang mau denganmu sho, jangan bertingkah seperti janda anak satu seperti itu" Ucap rin santai. Hinata menggeram pelan, ingin sekali dia memukul wajah cantik kakaknya, namun ia tidak ingin dipukul balik oleh kakaknya.
"Nee-chan tidak bisa diatur ucapannya" Rin tertawa kecil.
"Oh, janda nee-chan ini sedang marah rupanya" Rin mencolek pipi hinata gemas. Hinata langsung menggembungkan pipinya yang membuat rin tambah gemas.
"NEE-CHAN SHO BUKAN JANDA!!" Rin tertawa keras yang membuat hinata semakin merajuk.
"Rin, jangan menggoda adikmu terus menerus. Adikmu habis pulang dari rumah sakit kau mengerti?" ucap koushi yang berada di dapur.
"Baik bunda" Rin pun berdiri, hinata masih menggembungkan pipinya. Rin mengusap rambut hinata pelan.
"Sudah marahnya sho, nanti kau semakin cocok jadi janda ahahahaha!" Rin langsung berlari menuju kamarnya.
"NEE-CHANN!!!"
Koushi menghela nafas pelan. Sesaat kemudian ia tersenyum, sudah lama rumahnya tidak seramai ini. Ia senang jika putranya tidak memikirkan kejadian itu lagi.
Tok Tok Tok
Hinata yang mendengar pintu diketuk pun mendengus pelan, ada ada saja. Pasti itu teman temannya. Yap, tadi pagi sebelum pulang dari rumah sakit, hinata mengabari teman temannya jika ia sudah diperbolehkan pulang kerumahnya.
Hinata membuka pintunya dengan setengah kesal, "Kenapa kalian tidak berkunjung besok saj-"
Hinata terpaku. Ia terkejut.
"O-oh.. omi hehe" Hinata menunduk. Ia salah mengira, ia kira jika itu teman temannya. Berhubung mereka tadi bilang ingin menjenguknya.
"Oh begitu, baiklah aku akan berkunjung besok saja" Sakusa mulai beranjak namun ditahan oleh Hinata.
"A-anu omi.. B-boleh kok, t-tadi aku kira teman temanku" Sakusa menoleh.
"Sho? apakah ada tamu? suruhlah masuk" ucap koushi dari dapur. Hinata mempersilahkan sakusa masuk. Sakusa mengangguk dan berjalan masuk.
Hinata langsung lari ke dalam kamarnya. Ia malu karena sakusa menatap penampilannya yang hanya memakai kaos pendek dan celana pendek sepaha. Sakusa yang melihat hinata pergi ke kamarnya hanya memandanginya sekilas.
"Eh? kiyo? cepat sekali kemari? padahal baru tadi pagi kita bertemu" ucap koushi sembari membawa makanan ke depan meja makan. Sakusa tersenyum.
"Hanya ingin berkunjung saja ibu." Sakusa menatap koushi yang tengah memasak. Ia mendekat ke arah koushi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...