Hallo minna! :v
Miss author tidak? tentu tidak :v
apasih author nya gaje -tsuki
daripada banyak ketikan, langsung cus baca aja yuk!Happy reading!
---------------------------------------------------
JDERRR
"TOBIO!!!" saking terkejut nya Hinata pun reflek memanggil kageyama yang dia yakin pasti lelaki itu tak akan mendengarnya, karena suara petir yang sangat besar. Hinata pun kembali menangis karena ketakutan.
Kageyama yang berada di bawah sedang menonton acara TV pun akhirnya memilih mematikan TV dan menge-cek keadaan Hinata. Bagaimana tidak? ia tadi mendengar suara seseorang berteriak memanggil nama kecilnya. Kageyama pun mulai menaiki tangga dan menuju ke kamar dimana Hinata berada. Diketuk nya pintu kamar Hinata pelan. Tak ada jawaban?
Kageyama tak ingin ambil pusing lalu dia beranjak untuk pergi ke kamar nya sendiri. Baru beberapa langkah, kageyama dikejutkan dengan suara seseorang tengah menangis ketakutan. Dan suara itu berasal dari? Kamar Hinata?! Buru buru kageyama membuka pintu kamar Hinata, untung saja pintu nya tak dikunci, jadi dia tak perlu susah susah untuk mendobraknya.
Betapa terkejutnya kageyama melihat kondisi kamar Hinata, kasur yang berantakan, lampu yang dimatikan kecuali lampu yang berada di nakas, bantal yang berada di lantai. Dimana anak itu? Perhatian kageyama teralihkan kepada selimut yang berada di dekat kasur. Eh selimutnya bergetar, apakah Hinata ada di baliknya? pikirnya.
Kageyama pun perlahan mendekat ke arah selimut itu. Sesaat dia mendengar suara tangisan yang begitu lirih. Di pegang nya selimut yang bergetar itu dengan tangan kanannya.
"Hinata?" tanya nya pelan. Merasa tak ada jawaban, kageyama pun membuka selimutnya. Terkejut? pasti. Kondisi Hinata yang benar benar memprihatinkan. Rambut yang berantakan, mata yang sembab karena menangis, baju yang kusut. Dan tak lupa, kantung mata yang hitam tipis di bawah nya.
"Hinata?" panggil nya sekali lagi. Merasa ada yang memanggil Hinata pun menoleh ke arah sumber suara. Tanpa basa basi, Hinata pun segera memeluk orang yang ada di depannya.
Grepp
"T-tobio, a-aku takut, j-jangan tinggalkan a-aku sendiri." lirih hinata. Kageyama dapat merasakan bahu hinata yang bergetar kembali, dengan ragu ragu kageyama pun membalas pelukan hinata.
"Ssttt, tenanglah, aku disini. Ayo, naiklah ke atas kasur, di lantai sangat dingin." Hinata pun berdiri dan duduk dikasurnya ditemani oleh kageyama. Hinata terus menundukkan kepalanya, seakan dia takut dimarahi oleh kageyama karena dengan lancang telah memeluk lelaki didepannya. Kageyama yang duduk di hadapannya pun menyadari sikap dari ist- maksudnya Hinata.
"Tenanglah, aku tak akan marah. Cepat tidur sudah malam, aku akan pergi ke kamarku dulu." Ucap kageyama. Hinata pun mendongak menatap sang lawan bicara. Syukurlah dia tak marah, tapi apa tadi? ke kamar? ah jangan lagi. Hinata sangat butuh teman untuk sekarang. Kageyama pun mulai berdiri dan beranjak dari duduknya, belum lagi kageyama berjalan sebuah tangan kecil menahan baju nya, ya seperti waktu itu.
°°°
Kageyama pun menoleh, mendapatkan Hinata yang menunduk sambil memegang ujung bajunya. Kageyama yakin Hinata ingin mengucapkan sesuatu, hanya saja dia seperti menahannya, ntahlah. Kageyama pun menunggu Hinata mengucapkan kata kata yang seperti nya tertahan.
"A-ano, t-tobio bisa tidak k-kalau tobio tidur disini m-menemaniku. A-aku takut dengan p-petir. T-tapi jika k-kau tak ingin, maka k-kembalilah ke kamarmu. A-aku tak apa." ucap Hinata terbata - bata. Kageyama yang melihat itu pun hanya terdiam. Mendengar tak ada jawaban dari lawan bicara, Hinata pun semakin menundukkan kepalanya dan melepas tautannya pada baju kageyama.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...