Waktu menunjukkan pukul 10 malam, dan sakusa baru saja pulang dari kantornya. Perasaannya tidak enak sedari tadi sore, namun ia berusaha menepis perasaan itu.
"Tadaima" Sakusa membuka pintu yang ternyata tidak dikunci, menaruh sepatu nya dan tas nya di sofa ruang tamu, lalu menyemprotkan handsanitizer di tangannya. Sakusa mengernyitkan keningnya, kemana hinata? tumben sekali tidak menjawab salamnya.
"Sho? apa kau sudah tidur?" ucap sakusa sembari melangkahkan kaki nya menuju kamar hinata. Nihil. Tidak ada hinata dikamarnya. Sakusa mulai sedikit panik, ia terus mencari dari sudut ruangan rumahnya namun hinata tak ada di perjuru ruangan manapun.
Sakusa terus berpikir, ah iya dia lupa mengecek dapurnya. Barangkali hinata sedang ada disana. Sakusa melangkahkan kakinya dengan cepat, ia benar-benar khawatir sekarang.
Sakusa melihat dapur, kosong? pikirnya. Matanya beralih pada meja makan yang diatasnya terdapat tudung saji. Sakusa membuka tudung saji itu dan terkejut karena ini adalah makanan yang ia berikan pada hinata tadi siang. Bahkan makanan itu masih utuh, sepertinya hinata tak menyentuhnya sama sekali.
Sakusa membulatkan matanya, "Shoyo keluar rumah? In-healer! in-healer!"
Sakusa membuka laci yang biasa ia taruh in-healer milik hinata. Lagi dan lagi, sakusa terkejut karena in-healer itu masih tersimpan rapi dalam laci. Baiklah, sakusa panik sekarang. Dengan segera sakusa keluar rumah dan mencari Hinata.
Tak peduli lagi dengan yang namanya kuman, sekarang ia hanya peduli dengan hinata. Pasalnya tadi sore hujan, bahkan baru reda sejam yang lalu dan hinata tak memakan apapun dari kemarin, hanya memakan sedikit cemilan.
Sakusa terus melajukan mobilnya, pikiran ia sekarang tertuju pada rumah hinata dan kageyama. Sakusa yakin jika hinata pergi ke rumah lamanya, karena sakusa tau hinata sempat depresi karena kejadian 5 hari yang lalu.
Sesampainya sakusa langsung turun dari mobil dan menggebrak keras pintu rumah kageyama. Tak peduli dengan pemilik rumah yang sangat terkejut karena menganggu moment nya.
"HEI! KAU TAK PUNYA SOPAN SANTUN DI RUMAH ORANG HUH?!" Sakusa langsung menarik kerah baju kageyama.
"DIMANA SHOYO HAH?! DIMANA SHOYO?!" Pernah berpikir seberapa menakutkannya sakusa jika sudah marah? ya begitulah.
"Oh? jalang itu? pfftt- kau tak memberi nya uang ya? sampai dia mengemis kemari" ucap kageyama santai.
Bugh!
"JAGA MULUTMU! DIMANA SHOYO!" Sakusa kembali menarik kerah kageyama setelah membogem mentah wajah kageyama. Kageyama tersenyum miring.
"Ntahlah, mungkin dia sudah mati. Pasalnya dia terlihat sangat depresi. Ya ya, aku tau kau pasti tidak memberi nya uang kan? sampai dia depresi lalu mengemis kemari, benar benar selingkuhan yang tidak bisa di harap--"
Bugh!
"Hentikan omong kosongmu itu bodoh! DIMANA HINATA?!" Sakusa kembali melayangkan bogemannya, bedanya yang sekarang lebih keras. Ia sudah cukup muak dengan mulut busuk kageyama.
"Kau serius bertanya kemari? Bahkan saat aku menunjukkan dokumen itu ia langsung lari. HAHAHA" ucap kageyama diselingi dengan tawa. Atsumu? ia hanya diam, padahal di hati nya ia sudah bersorak gembira.
Sakusa menoleh dan melepaskan cengkramannya pada kerah baju kageyama dan mengambil dokumen yang kageyama maksud. Sakusa membulatkan matanya, dapat dilihat urat pada tangannya terlihat pertanda dia sangat marah pada Kageyama. Sakusa langsung melemparkan dokumen itu tepat pada wajah kageyama.
"KAU BODOH HAH?! DIA KESINI ITU KARENA INGIN MENJELASKAN KESALAHPAHAMANNYA BODOH!! DAN KAU MALAH MEMBERINYA DOKUMEN PERCERAIAN INI?! DIMANA OTAKMU TUAN KAGEYAMA TOBIO?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...