Part 47

548 50 22
                                    

"Omi?"

Sakusa menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa?"

blush

Hinata merasakan pipinya sangat panas. Padahal ia hanya disentuh oleh sakusa. Sakusa yang melihat pun terdiam dan menyingkirkan tangannya dari atas kepala hinata. Ia tersenyum tipis. Sangat tipis.

Sakusa berdiri, kemudian menaruh piringnya ke wastafel. Hinata menyelesaikan makannya dengan pipi yang masih memerah. Sial, ada apa dengan dirinya.

"Sho, aku ke depan dulu" Hinata hanya mengangguk sekilas. Ketika sakusa telah menuju ke depan, dengan segera Hinata menyelesaikan makannya dan menaruh piringnya di wastafel. Hinata menghela nafas pelan.

'Ah sebenarnya ada apa? tidak mungkin perasaan itu kan?' gumam hinata mengira ngira.

Hinata pun menyusul sakusa ke depan, ke ruang tamu tepatnya. Ia melihat sakusa tengah menonton acara TV sendirian. Hinata pun mendekat dan duduk di samping sakusa kemudian mengambil camilan yang ada didepannya.

Sakusa masih setia pada acara TV nya tanpa memperdulikan Hinata disampingnya, sama hal nya dengan hinata. Mereka berdua terdiam dengan pikiran masing-masing.

Sakusa menatap jam, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia beranjak dari duduknya membuat hinata mendongak menatap sakusa.

"Omi mau kemana?" ucap hinata.

"Mau pulang, udah malam" Hinata mengangguk pelan, ia mematikan TV dan berniat ingin mengantarkan sakusa ke depan.

"Kiyo? mau pulang kiyo?" tanya koushi. Sakusa mengangguk kemudian berpamitan kepada koushi. Hinata pun mengantarkan sakusa ke depan rumahnya. Ia menatap sakusa yang memasuki mobil miliknya.

"Sho jangan larut malam tidurnya, beristirahatlah" Ucap sakusa. Hinata mengangguk gemas. Sakusa pun langsung menyalakan mobil dan meninggalkan pekarangan rumah Hinata. Setelah di rasa tak terlihat, hinata pun memasuki rumahnya dan pergi ke kamar untuk tidur.

Di perjalanan sakusa menghela nafas pelan, membelah jalanan kota yang sedikit ramai. Mata indah nya menatap ke depan, tersenyum kecil.

Di sisi lain...

Kageyama menghela nafas pelan. Kantung mata yang terlihat jelas menghitam, rokok ditangannya, kopi di meja balkon. Serta botol alkohol yang ia biarkan berada dikamarnya. Ah, dia sangat frustasi. Kenapa? atsumu tidak pernah menghubungi nya akhir akhir ini. Setelah kejadian itu, ia tak pernah bertemu dengan atsumu. Jangankan bertemu, pesannya saja tidak dibalas.

Kageyama merasa kehilangan sesuatu, bagian di hatinya hilang. Apa? apa yang hilang? dan kenapa hilang? kageyama selalu bertanya hal yang sama pada hatinya sendiri. Memori dimana ia menyakiti Hinata terus berputar. Kageyama menggelengkan kepala lemah.

"Bukan aku. bukan aku yang salah atas kematian anak selingkuhannya itu" Kageyama menyesap rokoknya kembali. Ia menjadi sedikit tenang jika merokok. Ya, sebelumya Kageyama tak pernah merokok, hanya karena pertanyaan itu terus ada di pikirannya, ia menjadi frustasi dan berakhir merokok dan meminum alkohol.

Ada kalanya ia sudah sangat mabuk dan meracau tidak jelas, memanggil nama hinata untuk kembali ke sisinya. Namun ia tak pernah menyadari racauannya. Rambut Kageyama sedikit panjang, kageyama benar benar menutup diri dari orang lain. Teman temannya yang ingin berkunjung pun dilarang oleh kageyama. Perusahaan yang di pimpin kageyama kini diambil alih kembali oleh sang ayah.

Kageyama menatap langit malam dengan bulan sebagai temannya. Ia tersenyum kecil. Ia mengingat senyuman demi senyuman yang hinata berikan padanya.

"Apa kau tidak berniat kembali..."

WITH(OUT) YOU  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang