Ohayo minna!
gimana kabarnya? nunggu part 3 ga? :v oke, seperti biasa langsung baca aja yap, cusss🙌Happy reading
----------------------------------------------
"HAAAAA?!"
Hinata dan akaashi yang mendengar teriakan dari ke 3 lelaki didepannya ini pun reflek menutup telinga mereka dengan tangan.
"Shoyo?! kau akan menikah?! apa tadi dijodohkan?! bagaimana bisa?!" tanya kenma.
"Iyaa, ntahlah. Ayah tiba tiba meminta ku untuk menerima perjodohan ini, sebenarnya aku tak ingin, namun saat aku melihat tatapan bunda, aku jadi merasa tak enak untuk menolak. Dan akhirnya aku pun menerima perjodohan itu." lirih shoyo di akhir kalimatnya. Akaashi yang melihat itu pun paham dengan kondisi hinata saat ini.
Bagaimana tidak? bahkan Hinata tak pernah berekspektasi jika diri nya akan dijodohkan seperti ini.
"Hinata, cinta itu datang karena terbiasa." lagi. Hinata mendapatkan jawaban yang sama atas 3 orang yang menasehatinya.
"Jika saat ini kau belum mencintai nya, bersabarlah, semua nya perlu usaha untuk bisa hadir. Aku tau posisi mu, karena aku juga sama denganmu. Sama sama menikah atas perjodohan. Mungkin ini akan terlihat sulit karena perjodohan tanpa dasar cinta, benar bukan?" Hinata pun mengangguk.
"Nah, kalau begitu buatlah pernikahan ini menjadi landasanmu untuk membangun dasar cinta. Dengarkan, seburuk apapun perilaku suami mu terhadapmu, jangan pernah melawan atau meninggalkannya. Aku yakin, jika dia tak menyukai mu saat ini tapi dia akan menyukaimu kelak. Buatlah dia senyaman mungkin dengan keberadaanmu Hinata dan jangan kecewakan dia." ucap akaashi.
"Yaa, betul sekali apa kata akaashi-kun! Hinata, kau pasti bisa menghadapi ini semua, aku tau kau kuat, hilangkan pikiran burukmu itu dari kepalamu!" ucap oikawa.
"Sudahlah, jangan menambah beban pikiran hinata oikawa-san! sebaiknya kita segera memakan makanan kita lalu pulang, karena hari sudah hampir sore." final Yamaguchi. Akhirnya mereka pun segera memakan makanan mereka dan bergegas pulang kerumah masing masing.
- Kediaman Hinata -
Setelah membersihkan diri dan memakai baju nya, Hinata pun duduk di balkon kamarnya dan memikirkan kata kata yang diucapkan oleh senpai-nya tadi. dia akan menyukaimu kelak. Benarkah itu?
Rin yang menyadari sikap diam adiknya pun menghampiri Hinata yang berada di balkon kamarnya. Tak biasanya Hinata banyak diam. Biasanya dia akan menjadi yang paling banyak bicara jika sesudah pulang bermain bersama teman temannya.
"Sho-chan? apakah kau ada masalah? maukah bercerita dengan nii-chan?" Hinata pun terkejut melihat kakak nya telah berada di sampingnya. se tak sadarkah dia?
"Nii-chan? Ahh tidak nii-chan, aku hanya memikirkan kata kata dari akaashi-san tadi siang." ucap Hinata.
"Apa itu? bolehkah nii-chan tau?" tanya rin. Akhirnya Hinata pun menceritakan semua tentang kejadian tadi siang. Rin yang paham akan apa yang diceritakan adiknya pun angkat bicara.
"Benar kata akaashi sho, cobalah untuk mencintainya dan membuat dia jatuh cinta. Sulit memang, tapi setiap perjuangan pasti akan ada hasilnya. Besok kalau udah menikah, jangan sungkan untuk cerita lagi dengan nii-chan okai!" ucap rin. Hinata yang terharu pun hanya mengucapkan 'terimakasih' dan memeluk nii-chan nya dan menangis.
"Jangan menangis sho, kau terlihat sangat jelek jika sudah menangis, hahahaha." tawa rin pecah saat melihat komuk sang adik. Hinata yang habis menangis pun merasa kesal dengan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH(OUT) YOU
RomanceMungkinkah awal perjodohan itu dapat berakhir bahagia? bagaimana jika perjodohan itu awal dari kesedihan? Menceritakan sebuah rumah tangga antara kageyama dan hinata yang dibangun karna perjodohan. Akankah mereka bahagia? atau akan sengsara karena...