28. Are You Kidding?

11 1 0
                                    

Saat Aulia melihat kedatangan Aryan dan Asya ke cafe dengan cepat Aulia melepas genggaman tangannya dengan Rudi. Itu membuat Rudi jadi kaget. Tapi dengan isyarat mata Aulia seakan memberitahu kalau ada yang datang Rudi jadi mengerti.

"Hai Rud sudah lama disini?" Aryan menepuk pundak Rudi.

"Yah lumayan ada kira-kira satu jam, kalian baru datang ya?" Aryan dan Asya mengangguk bersamaan.

"Lia kok nggak cerita-cerita sama aku kalau sudah jadian?" Tanya Asya sambil mengelus pundak Aulia.

"Iya aku malu sama kamu Sya, karena aku sudah melanggar janji kita itu." Aulia bicara sambil menunduk. Aryan dan Rudi malah sama-sama pergi ke toilet. Membiarkan dua sahabat menyelesaikan masalahnya.

"Iya tak apa Lia, kan dokter Rudi orang baik juga. Selamat ya?" Asya memeluk Aulia. Dan Aulia pun menyambutnya.

Dalam pelukan, Aulia bertanya,"kamu juga Sya kok tidak kasih tau aku kalau kalian jadian."

"Iya sudah kita sama-sama sudah punya gebetan kan? Nggak usah dibahas lagi." Aulia mengangguk dan mereka pun terlihat bahagia karena gak perlu sembunyi lagi kalau sudah punya pacar.

Berapa saat Aryan dan Rudi muncul bersamaan dari toilet. Mereka pun merasa senang melihat dua orang sahabat itu sudah saling terbuka satu sama lain. Aryan dan Rudi saling beradu kepalan tangan yang kira-kira artinya sukses!

"Omong-omong aku sama Lia mau jalan pulang nih, ntar sore mau ke bioskop. Kalian sekarang yang ngobrol kami mau pulang dulu." Asya dan Aulia saling berpelukan.

"Aryan, Asya, kami duluan yah. Sampai jumpa!" Aulia melambaikan tangan pada Asya.

Mereka berjalan bersama dan saling menggenggam tangan satu sama lain. Dalam hati Asya merasa bahagia melihat sahabatnya, yang tak akan cemburu lagi padanya. Karena sebenarnya Lia juga menaruh hati pada Aryan.

Aryan pun ikut bahagia melihat Asya tersenyum setelah melihat sahabatnya juga bahagia seperti dirinya.

"Sekarang lihat aku dong Sya, aku mau ceritakan keinginanku." Asya pun tersenyum mendengarnya.

"Maaf mas, tapi kok perutku lapar ya?" Mata Asya memelas sekali karena merasa lapar. Aryan tersenyum dan segera memanggil pelayan agar datang ke meja mereka.

Seorang pelayan datang dan memberikan buku menu dari cafe mereka. Lalu pergi meninggalkan mereka karena ada tamu yang memanggilnya.

"Ayo Sya pilih makanan yang kamu sukai di buku menu itu." Asya membuka dan melihat kalau harga makanan disitu mahal juga untuk ukuran uang di kantongnya. Asya menggeser buku menu ke depan Aryan dan menunjuk burger.

Aryan memanggil pelayan tadi. Dan memesan apa yang dipilih Asya.

"Mas tolong burgernya dua ya, sama minumnya? Minumnya apa Sya?" Asya kaget karena Aryan menyentuh tangannya.

"Minumnya juice jeruk aja mas." Aryan mengangguk.

"Ya juice jeruk dua aja ya mas, makasih." Si pelayan pun berlalu.

"Apa yang mas mau bicarakan sebaiknya setelah makan aja ya? Kok Asya merasa tak enak hati, entahlah mas." Aryan terdiam namun jantung dan hatinya bergemuruh tidak sabar.

Tapi itu tak lama karena pelayan datang membawa menu mereka. Segera mereka makan dengan penuh sukacita.

"Sya sebenarnya aku ditugaskan di puskesmas yang ada di kecamatan dan itu sangat jauh dari kota Surabaya ini." Aryan diam sebentar.

"Masalahnya apa mas?" Aryan masih diam, dia takut hal buruk terjadi karena pernyataannya.

"Sya kamu mau nggak kalau kita tunangan saja dulu?"

Terpaksa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang