Benar juga rapat itu akan dimulai, Erika sedikit gugup karena kursi yang tersedia hanya di sebelah Aryan.
Aryan gak memperdulikan itu dia malah memperhatikan penjelasan demi penjelasan dari dokter Ridwan sebagai pembicara dengan seksama.
Bau parfum Erika yang khas sedikit mengusik ketenangannya namun ia alihkan untuk selalu mengingat Asya calon istrinya.Tercium bau parfum dari bunga mawar, yang pernah menjadi hadiah untuk Erika dari dirinya di hari ulang tahun Erika yang ke limabelas.
Rupanya Erika senang dan masih memakainya setelah bertahun-tahun tak pernah ia hiraukan.
Hati Aryan semakin galau bila mengingat itu semua. Seperti kembali ke waktu dulu saat masih SMP.
Saat ia berusaha menyenangkan hati Erika walau dengan keterbatasan ekonomi keluarganya. Dengan berbagai cara ia bisa memberikan hadiah-hadiah yang manis dan membuat Erika tersenyum padanya. Tapi itu dulu, sekarang sih tidak lagi!
Kehadiran Erika di sebelah kursinya cukup mengganggu perhatiannya membuat ia agak gagal fokus sedikit. Sebisa mungkin ia tak mau menunjukkan hal itu pada Erika.Sementara Erika masih merasakan getaran-getaran hatinya. Namun ia masih punya tatakrama untuk menghargai dirinya sendiri. Sama sekali ia tak mengganggu Aryan yang terlihat lagi fokus akan penjelasan pembicara.
Akhirnya selesai sudah penjelasan dan akan dilanjutkan pengarahan tentang tempat-tempat di daerah yang akan dituju mereka sebagai dokter PTT.
***
Dengan gelisah Asya menunggu Aryan di kantin satpam. Sebab kantin itu selalu dipenuhi para satpam rumah sakit.
Segelas es campur, sebungkus kerupuk melinjo dan sebungkus donat rasa keju juga sudah habis ia makan. Asya takut para satpam berpikir kalau Asya lapar apa doyan?
Mereka satpam kan kebanyakan laki-laki tidak makan sebanyak Asya yang cantik. Paling mereka ngopi biasa hanya ditemani satu biji pisang goreng. Biasa penghematan.
Banyak juga diantara mereka yang melihat Asya seolah lagi galau dan ingin menyendiri saja. Kalau pas ada yang lagi ngelihatin Asya tapi malah Asya memberi hormat pada mereka, sampai mereka malu karena dilihatiin balik sama Asya.
Makin lama kantin itu mulai sepi karena para satpam kembali ke pos nya untuk menjalankan tugas.
Asya mulai bosan menunggu sudah dua jam kira-kira. Asya mulai tarik napas kebosanan menunggu Aryan yang tak datang juga.
Akhirnya ia mulai memutuskan untuk menunggu setengah jam lagi. Kalau belum juga datang ia akan menyuruhnya datang ke rumah. Asya mulai mengetik sesuatu di HP nya. Ia juga malu sama penjaga kantin yang ngelihatin dia terus.
Tapi sebentar kemudian terdengar suara mobil berhenti di depan kantin yang ternyata Erika yang ditemani dua orang temannya. Kok?
Erika berjalan bak peragawati memandang Asya dengan sinis. Terdengar ia memesan makanan pada penjaga kantin. Sedangkan Asya mulai beranjak bangun dan akan keluar kantin Aryan membunyikan klakson mobilnya dari belakang mobil Erika.
Asya menengok ke arah bunyi itu dan terlihat Aryan melambaikan tangan. Asya pun menuju ke sana.
Aryan membukakan pintu untuk Asya. Dengan senyumnya yang ayu Asya masuk, serasa ada angin yang begitu segar sedang menghampiri Aryan. Membuat sejuk hati yang melihatnya.
"Kok lama sekali mas?" Aryan hanya tersenyum karena sedang memutar balikkan mobilnya sehingga jadi berlawanan arah dengan mobil Erika. Sengaja ia berbuat seperti itu karena Erika terus saja mengikutinya di belakang.
"Maaf ya Sya, tadi ban mobil belakang kempes ya ke pres ban dulu gitu," kata Aryan mencoba menutupi. Sama sekali ia tidak mau menceritakan hubungannya dengan Erika. Asya hanya mengangguk. Dan terus memandang ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Cinta
Narrativa generaleAsya seorang gadis yang cantik sedikit manis sedikit manja dan periang sampai akhirnya bertemu dengan Aryan, seorang pemuda yang tegas dan bertanggung jawab. Aryan merubah semua sifat bawaan Asya yang lembut dan sedikit keras kepala. Namun Asya mal...