4. Teman Yang Baik Hati

43 5 0
                                    

Kiriman WA dari Aulia menjadi angin segar bagi Asya. Dengan semangat ia membalas WA dari Aulia.

"Bener nih Aulia?"

"Iya bener, mau nggak? Sejak kapan sih aku bo'ong sama kamu Asya?"

"Iya maaf Lia, karena aku tuh terkejut saja? Kapan kita ke sekolah itu atau lewat online ya?"

"Katanya sih kita manual dulu baru hasilnya lewat online."

"Ooh gitu ya, kalau sekarang bisa gak?"

"Ya bisa Sya, pakai motor aku aja?"

"Siiip lah kalah gitu, aku tunggu yah si rumahku?"

"Okeh tunggu aku ya?" Asya segera berhenti membuka WA nya lalu mengembalikan posisinya ke standby.Asya mau bersiap-siap berangkat tapi menunggu Aulia datang menjemput.

Ibu yang lagi menyuapi Dewi jadi heran karena cuacanya mendung tanda hujan mau turun si Asya malah keluar rumah.

"Mau kemana kakak? Makan dulu dong, gak laper?" Asya baru ingat kalau dia tadi disuruh ibu untuk menghangatkan makanan yang dibelinya. Bahkan dia belum juga pergi mandi tapi sudah mau pergi saja. "Maafkan aku ibu," jerit di hatinya.

"Bu, Asya mau pergi lihat sekolah baru sama Aulia."

"Sekolah baru? Kakak kan ibu mau masukkan tahun depan?"

"Iya bu, Asya mau lihat sekolah yang pakai beasiswa. Eh bu siapa tahu Asya keterima kan Asya bisa sekolah tanpa biaya yang memberatkan. Doakan Asya ya bu?" Ibu hanya mengangguk.

"Hati-hati di jalan ya kakak Asya?" kata ibu sambil tangannya menyuapi Dewi.

"Tatak iyum angan ulu tatak!" Adik Asya yang bernama Dewi mau menyalaminya.Dewi mengambil tangan Asya dan menciumnya sampai tangan Asya berminyak bekas makannya.

Asya lalu berlutut mencium tangan Dewi balik dan berkata, "doakan kakak ya Wi?"

Dewi hanya mengangguk dan mengedipkan matanya. Bukan satu mata tapi dua-duanya. Asya hanya tertawa geli melihatnya.

"Dewi ayo nak teruskan makan dulu, biar kakak sekolah dulu." Dewi mengerti dan melambaikan tangan pada kakaknya.

Sampai di tempat pendaftaran, Asya dan Aulia langsung mengisi formulir yang disediakan.

"Lia kok kamu mau masuk keperawatan?  Kenapa gak kuliah saja seperti teman-teman yang lain?"

"Gak apa kan aku masuk kesini? Terus kamu kenapa masuk juga?"

"Kalau aku sih biar cepat dapat kerja juga, siapa tahu aku dapat kerja disini gak ditempatkan yang jauh dari keluargaku.

"Iya sih aku juga, aku disini kan numpang sama pamanku. Jadi biar gak ngerepotin pamanku saja."

"Ooh gitu, mudahan kita keterima yah."

"Sudah selesai isi formulirnya? Ternyata hari ini terakhir lho," kata Lia yang membuat Asya terkejut.

"Masa Lia? Untung kita cepat daftar ya?"

"Iya Sya, beneran! Ayo kita segera selesaikan sebelum jam 12 ini." Tanpa melihat Aulia lagi Asya segera mengerjakan.

"Sudah nih tinggal aku tanda tanganin," kata Asya sambil menandatanganin formulir itu. Mereka juga menyerahkan persyaratan lainnya seperti fotocopy ijazah, rapot, kartu keluarga dan pas photo yang diminta.

"Asya yuk kita pulang dan tunggu hasilnya dari HP kita."

"Okeh Lia ayo kita segera pulang." Asya dan Aulia menaiki motor bersama dengan penuh suka cita dan harapan.

Terpaksa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang