40. Impian Hati

10 0 0
                                    

Dalam perjalanan pulang, Erika tak langsung pulang tetapi hanya mampir sebentar di dekat jembatan. Dari sana ia melihat anak-anak masih remaja mandi dan sebagian mencuci, sangatlah riang mereka bersenda gurau. Mereka sehabis pulang sekolah pulang lebih cepat karena sekolah ada rapat guru. Samar-samar Erika mendengar percakapan mereka.
Sambil bermain air yang jernih itu mereka membantu orang tua untuk mencucikan baju, mengambilkan air bersih di mata air.

Dalam pandangan Erika sungguhlah tak ada beban di hati para remaja itu seperti dirinya dulu saat bersama Aryan. Saat masih SMP bersama. Bahkan selalu bersama.

Tak terasa airmata mengalir perlahan karena menahan kesedihan yang dalam tapi tak ada penyelesaian. Entah darimana kesalahpahaman ini.

Semakin lama semakin terisak Erika menangis. Semakin terguncang tangisnya mungkin sepintas Erika terlihat seperti akan mengakhiri hidupnya.

Saat dokter Arif melintas Erika tak mengetahuinya, tahu-tahu sudah di belakang Erika.

Arif mencoba bertanya dan memberikan sandaran gratis pada Erika. Dan itu tidak ditolak si Erika.

"Rika ada apa denganmu, maukah menceritakannya pada ku?" Yang ditanya semakin keras menangis.

Arif seperti mendapat angin dengan kelakuan Erika yang penuh drama ini. Yang ia tahu Erika adalah wanita yang keras hati dan tidak gampang menyerah dengan keadaan apapun.

Itu pernah ia rasakan begitu besar kemauannya untuk ikut mendaki gunung, tapi itu sangatlah berbahaya bagi seorang wanita. Apalagi wanita seperti Erika yang kesehariannya naik mobil turun mobil sport miliknya. Yang katanya hadiah dari ayah tirinya agar ia bisa mempersunting mama Erika untuk diperistri. Dan setelah mama Erika menikah ia dibelikan lagi yang mobil sport keluaran terbaru kala itu, sampai para cowok mundur teratur untuk berpikir dua kali bisa dapat berpacaran dengan seorang Erika.

Tapi dokter Arif tidaklah akan mundur karena hal materi Erika yang melimpah, namun ia begitu mengagumi kecantikan Erika bak putri keraton, begitu ayu! Sementara dirinya memang masih dikatakan pangeran dari silsilah keluarganya.

Begitulah Erika ikut mendaki gunung, tak sedikitpun ia mengeluh karena beban yang ia bawa membuat para cowok prihatin. Tapi tak pernah ia berkata 'tolong aku ya?'

Dia berjalan mendaki dengan sukacita seperti tidak pernah capek bahkan kata capek tak pernah ia ucapkan.

Sampai suatu ketika para pendaki banyak yang salah arah otomatis mereka berpencar, tapi Erika terus berjalan padahal sudah berkali-kali melewati jalan itu tapi tetap salah saja eh si Erika jalan saja padahal para pendaki sudah hilang harapan untuk  balik pulang. Sampai akhirnya sampai juga, itu karena Erika.

Kata Erika kenapa dia begitu seperti tak merasa capek karena ada mahluk halus yang membantunya. Syaratnya dia harus mengelilingi hutan itu beberapa kali barulah terbuka jalannya. Tapi belum mau bercerita pada para pendaki lainnya waktu itu.

Sekarang Erika menangis sesenggukan tiada henti, menambah perih hati Arif. Ia memeluk impian hatinya itu dengan penuh kasih. Sampai tangis Erika terhenti karena lelah menghadapi guncangan kehidupan yang terlihat di depan matanya.

Asya bergelayut manja di lengan Aryan begitu pula Aryan membiarkan kekasihnya berlaku demikian di hadapan ibu Sasih dan ibu Murni.

Begitu sakit hatinya melihat itu, ingin rasanya ia berteriak namun tangisnya begitu menekan perasaan hingga lepas lah tangisnya disaksikan alam desa yang indah dan penduduknya yang ramah.

Saat tangisnya mulai mereda, Arif mengajaknya pulang ke kost-an nya. Demi keselamatan impian hatinya, ia memanggil para pemuda desa yang mau membawa sepeda motor miliknya untuk mengikutinya mengantar ke kontrakan Erika. Sedangkan Arif lah menyetir mobil milik Erika.

Terpaksa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang