Sungguh kebetulan kedua orang tuanya serta adik-adik Asya bisa datang, begitulah kedua orang tua serta saudara dari Aryan pun hadir. Jadi dua keluarga besar mereka hadir membuat hati Asya jadi dag dig dug, sebenarnya apa yang terlintas di pikiran Aryan sampai dua keluarga ini bertemu?
Demi pertemuan yang mendadak ini sampai dua meja disatukan menjadi lebih luas hingga bisa saling berhadapan. Asya terus memandang Aryan dengan wajah penuh tanda tanya. Aryan belum juga bicara malah asik memesan makanan sampai pelayan berkeliling meja menanyakan masing-masing pesanan anggota keluarga dua belah pihak. Dan anehnya kedua orang tua mas Aryan tak jua menanyakan kenapa mereka disuruh kesini, apalagi kedua orang tua Asya. Sepertinya mas Aryan punya kharisma sendiri agar orang lain selalu hormat dan patuh padanya.
"Aryan kenapa kami disuruh datang kemari?" tanya ayah Aryan sambil mengangguk memberi hormat pada ayah Asya.
"Maaf ayah, Aryan terpaksa berbuat begini karena lagi seminggu menjelang keberangkatan ke daerah tugas Aryan sebagai dokter PTT. Aryan sangat mencintai Asya, Aryan mau mengikatnya dengan pertunangan dahulu, karena belum diperbolehkan menikah dahulu. Ayah dan om ijinkan saya untuk bertunangan?" kata Aryan dengan sedikit menunduk.
Ayah Aryan mengangguk mengerti, begitu pula dengan ibu Aryan. Ia bangkit dari kursi lalu berkata,"Aryan kami sebagai orang tua mu setuju saja asal tanggung jawab dengan pilihanmu tapi, bagaimana dengan orang tua nak Asya?" ayah dan ibu Asya hanya mencakup kan tangan tanda mereka menyetujui pertunangan anak-anak mereka. Namun ayah Asya memberikan isyarat kepada ayah Aryan untuk minta waktu biar bisa bicara dengan putrinya, Asya. Ayah Aryan hanya mengangguk setuju. Sementara lengan ayah Aryan masih diperban.
"Silahkan ayah nak Asya mau bicara apa, sebelumnya maafkan putra saya karena buat acara dadakan begini kami merasa kurang sopan." Aryan hanya menunduk.
"Asya kamu bener suka dan cinta sama nak Aryan?" semua mata tertuju pada Asya menanti jawabannya.
"Nggih ayah, kulo seneng lan tresno mas Aryan." Asya kembali menunduk agak malu sedikit.
Mata Aryan memandang Asya tanpa kedip, namun hati dan jiwanya menjadi haru biru. Tak dapat digambarkan ataupun dikatakan bahwa dia bahagia.
Tanpa bangun dari kursi duduknya ayah Aryan tersenyum sambil melirik putranya yang sedang menahan airmatanya, menepuk pundak putranya.
"Ayo nak katakan sesuatu dihadapan keluarga nak Asya, jangan diam saja!"
"Gak apa-apa mas, malah menurut saya nak Aryan menunjukkan keseriusannya. Putri kami mengaku kalau dia pun mencintai putra mas nya, jadi sebagai orang tua saya menyerahkan sepenuhnya kepada dua anak-anak ini, asal mereka bertanggung jawab tidak mempermalukan kita sebagai orang tua," ayah kembali duduk.
"Anak-anakku Aryan dan Asya dengan sangat bahagia, saya ayah dari Aryan Hadinata menerima nak Asya menjadi tunanganmu. Tolong jaga hubungan cinta kalian sampai nanti dengan selalu mengingat Tuhan, yaitu tidak berbuat hal-hal yang melanggar agama sebelum kalian masing-masing di halalkan."
Setelah pernyataan kedua putra putri mereka, para orang tua masing-masing berbincang- bincang seadanya. Jamuan makan oleh keluarga Aryan akan diulang kembali saat Aryan akan berangkat ke tempat tujuan sebagai dokter PTT.
Sedangkan Aryan dan Asya menunduk saja namun sesekali saling mencuri pandang bila ada kesempatan. Tanpa sengaja kaki nya menyentuh kaki ibu nya Asya sampai ibu Asya terkaget-kaget. Tapi setelah mengetahui siapa yang melakukan ibu pun tersenyum.
Adik-adik Asya makan dengan serius karena sebelum tiba d restoran sudah dibriefing ibu, supaya jangan buat malu keluarga.
Alhasil adik Asya yang paling kecil si Dewi tidak lagi rewel, jadi otomatis dia hanya diam sambil makan makanan yang sudah dihidangkan pelayan.
Sambil menikmati hidangan restoran ibu Aryan berbincang-bincang dengan ibunya Asya.
Tampak sekali beliau berdua cocok walau terkadang ibu Aryan agak tinggi bicaranya. Namun ibu sudah terlatih untuk menahan emosi seperti yang dilakukan saat menjaga warung.
Di sebelah kursi Asya sesekali memandang ayah dan ibunya yang sederhana, timbul perasaan was-was dihatinya. Apakah ibu Aryan setuju bermantukan dirinya dan mau menerima keluarganya?
Aryan seperti menangkap kegelisahan Asya dari cara pandangnya kepada kedua orang tuanya.
Sesekali juga Asya ketangkap pandangan dengan Aryan dan wajah Aryan seolah bertanya namun Asya hanya tersenyum dan menggeleng padanya.
Sedangkan para ayah begitu seimbang pembicaraannya, maklum saja beliau berdua adalah pejuang Rupiah yang bertanggung jawab pada keluarga.
Akhirnya kedua keluarga besar yang baru saja terbentuk itu mengakhiri pembicaraan dengan hati yang khidmat walau agak terlihat ganjalan disana sini menurut Asya.
Asya merasakan dari pembicaraan para ibu. Semoga nantinya setelah Asya masuk dalam keluarga besar mas Aryan diterima dengan baik.
Diam-diam Aryan memperhatikan kekasihnya seperti bimbang, tapi untuk sementara dia tahan dan pendam dulu dengan menutupinya dengan makan hidangan yang sudah dipesan.
Untuk sementara Asya menerima semua ganjalan yang dia perhatikan, demi tidak mengecewakan semua yang hadir termasuk adik-adiknya.
Dari keluarga mas Aryan ayahnya seorang guru yang sederhana namun mama Aryan adalah pengusaha catering yang sukses, tak heran dalam pembicaraan terlihat sebagai wanita mapan tapi tak melihat teman bicara nya bagaimana kehidupannya.
Sedangkan keluarga Asya hanya ayah yang bekerja di kantor gubernur jadi sebagai pemda saja. Ibu Asya cuma ibu rumah tangga sejati.
Mengurus semuanya sendiri, dari anak, suami berbenah sampai membantu mencari nafkah walau cukup untuk menambah uang belanja sehari-hari.
Sangat terlihat jelas jurang perbedaan yang dalam. Hati Asya sedikit was-was akan rumah tangga nya kelak. Semoga saja hanya pikiran ketakutan saja. Dari dirinya yang seharusnya tidak begitu karena sudah mengambil sikap. Memilih Aryan sebagai pendamping hidup nya kelak.
Akhirnya kedua keluarga besar itu pun saling memohon diri. Sedangkan Asya maupun Aryan masih tertinggal di restoran itu. Selain karena pembayaran makan juga karena mereka masih ingin berduaan.
***
TBC
Hai semuanyaa jangan lupa tekan bintangnya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Cinta
General FictionAsya seorang gadis yang cantik sedikit manis sedikit manja dan periang sampai akhirnya bertemu dengan Aryan, seorang pemuda yang tegas dan bertanggung jawab. Aryan merubah semua sifat bawaan Asya yang lembut dan sedikit keras kepala. Namun Asya mal...