Lagi enak tidur HP Asya bergetar lagi, dengan malas Asya mau melihatnya. Dia sudah trauma menjawab telpon karena seharian diganggu oleh orang iseng.
Dengan setengah mata ia melirik HP nya, ternyata ia keget juga karena tahu siapa yang menelponnya. Aryan?
Cepat ia bangun sambil menarik napas ia mulai menjawab, "haall...?"
Aryan menutup telponnya, mungkin Asya kelamaan menjawabnya.
Asya gak menelpon balik lagi. Eh sampai pagi Aryan gak mengulang nelpon lagi. Walhasil Asya jadi ngantuk karena terus terjaga menunggui telpon dari Aryan.
Hari sudah pagi Dewi belum juga bangun tapi Asya gak membangunkannya dulu. Bergegas ia bangun dan terus menuju kamar mandi untuk mandi.
Saat menuju ke kamar mandi sedikit-sedikit ia mendengar suara ada orang lagi ngobrol sama ibu.
Asya berjalan mundur mau nguping lumayan ada waktu lagi setengah jam untuk mandi dan pergi kuliah.
Asya mengintip sedikit dekat tembok mau tahu ibu ngobrol sama siapa. Setelah mendapat posisi yang bagus untuk nguping, eh adiknya Tio malah menangkap basah dirinya yang akan menguping.
"Kak ngapain disana?" Tio bicara dengan suara agak keras, sampai kesal Asya dibuatnya. Tio malah ketawa melihat kakaknya kesal. Tapi dia malah ikut nguping juga. Dan jadilah mereka berebut untuk mendapatkan posisi strategis buat nguping.
Tanpa mereka sadari ada semut item berbaris di dinding, karena dinding pijakan semut ketutup sama lengan mereka auto pijakan semut itu berpindah ke lengan mereka.
Mereka jadi kegelian karena badan mereka dipenuhi oleh semut item.
Ibu jadi bangun karena mendengar suara gaduh dari belakang. Setelah tahu penyebabnya ibu malah tertawa melihat ulah anak-anaknya."Itulah kalian suka nguping, lihat sudah jam berapa ini? Apa kalian tidak sekolah?" Asya dan Tio hanya diam tidak menjawab, sekarang malah rebutan masuk kamar mandi. Ibu hanya menggeleng-geleng sambil senyum-senyum dan langsung kembali ke depan menuju warung.
"Ada apa jeng?" Tanya ibu yang ngobrol bersama ibu di warung ternyata ibu Yanik istri pak Karso.
"Biasa anak-anak, besar saja fisik mereka tapi masih seperti bocah SD, jeng Yanik? Terus mas Karso gimana, sudah membaik. Sudah lama dia sakit jeng?"
"Mas Karso itu sering keluar masuk rumah sakit. Nah semalam dia masuk lagi, tapi untung ada adiknya si Didi datang, makanya saya bisa nungguin anak-anak di rumah. Gini jeng, saya mau minta tolong." Yanik diam sebentar menarik napas, sedangkan ibunya Asya penasaran dan bertanya.
"Minta tolong apa jeng?"
"Tolong pinjamin saya satu juta saja jeng?" Ibu Asya agak kaget karena uang segitu dia gak punya. Tapi dia ingat dia punya uang yang disisihkan dari hasil jualan di laci warung. Ibu Asya membukanya. Terlihat ada uang dua ratus ribu Rupiah. Selembar uang merah seratus ribu dan dua lembar lima puluhan. Ia mengambil seratus lima puluh ribu dan segera memberikan jeng Yanik.
"Jeng maaf ya, saya gak punya uang segitu. Ini saya berikan cuma-cuma gak usah lah jeng ganti, saya ikhlas kok." Yanik terlihat ragu menerima kebaikan ibunya Asya.
"Astaga maaf ya jeng saya merepotkan saja. Dengan kerendahan hati saya mau menerima pemberian jeng, semoga Tuhan membalasnya." Mata Yanik terlihat ada airmata yang masih menggenang. Ibu jadi terharu. Ia mengelus pundak Yanik.
"Iya mohon diterima ya jeng, semoga bermanfaat." Yanik menyalami ibunya Asya bahkan mau mencium tangan namum ibunya Asya menolaknya.
"Sama-sama semoga mas Karso cepat sembuh." Yanik mengangguk dan mohon pamit.
![](https://img.wattpad.com/cover/243167347-288-k757224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Cinta
Fiksi UmumAsya seorang gadis yang cantik sedikit manis sedikit manja dan periang sampai akhirnya bertemu dengan Aryan, seorang pemuda yang tegas dan bertanggung jawab. Aryan merubah semua sifat bawaan Asya yang lembut dan sedikit keras kepala. Namun Asya mal...