Akhirnya "drama penyiksaan" itu berakhir juga. Perawat itu keluar dari ruangan perawatan Aulia. Tapi diam-diam Ami mengikuti dia si perawat tega dengan sembunyi-sembunyi.
Ternyata si perawat tega menuju apotik rumah sakit. Dan dia menjualnya disana? Tampaknya dia sudah biasa begitu dengan santainya dia mengantongi uang dari hasil menjual obat Aulia.
Sedang asiknya mengintai perawat itu Ami dikejutkan dengan kehadiran tante Rena yang lagi membawa bungkusan nasi yang sangat banyak. Dari bentuk bungkusannya sepertinya nasi Padang?
Tante Rena mengenali Ami dan merangkulnya biar balik lagi ke ruang perawatan Aulia."Eh kok disini dek, ayo ke ruangannya Aulia!" Ami bagai dicocok hidungnya hanya menurut saja pada tante Rena. Tapi masih nengok-nengok ke belakang sampai tante Rena keheranan.
"Apa yang mau dilihat dek?" Ami ditanya begitu cuma senyum cengengesan.
Memang Ami seperti itu, kepintaran otaknya gak pernah diperlihatkannya, atau dia gak menyadari kalau dia pintar ya?
Sifat keingintahuannya seringkali membuat teman-temannya terheran-heran, kok ada ya anak perempuan yang tingkahnya kayak anak laki-laki? Wajah Ami yang cantik seperti kamuflase sifat tomboy nya.
Akhirnya Ami dan tante Rena berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan Aulia. Ami sudah gak bisa lihat si perawat tega itu lagi karena tante Rena memeluknya. Sehingga ia terus menghadap ke depan.
Sampai di ruangan Aulia, kedatangan tante Rena dan bungkusannya disambut penuh sukacita oleh teman-teman Aulia yang sepuluh orang itu.
Mereka ada si Taya yang cantik dengan bentuk bibirnya mirip peragawati Naomi Cambel, ada si Anggia yang ginuk-ginuk manis tapi sangat rajin membersihkan meja yang penuh dengan makanan, ada lagi si Indah yang centil dan ceriwis, ada si Dena yang sok tahu tapi gak tahu sama sekali, ada Nina yang selalu baik walau banyak yang gak suka padanya, ada namanya Bungan orangnya manis tapi cerewet sekali, Ami orangnya tomboy namun selalu membantu, dan ada teman Aulia yang bernama Naya yang orangnya cantik tapi sangat diam dan jarang bicara, habis itu ada lagi nama teman Lia yaitu Yayan walau pintar tapi sangat membantu teman belajar, yang terakhir adalah Asya.
Bersama-sama mereka menikmati makan siang pakai nasi bungkus di ruang VIP yang lumayan luasnya.
Aulia makan bersama tapi di meja kecil yang diletakkan di atas tempat tidurnya punya rumah sakit. Sedangkan Asya duduk di kursi dekat tempat tidur Aulia. Tante Rena duduk di sofa yang disediakan rumah sakit di ruang VIP. Teman-teman Aulia duduk beralaskan tikar yang dibawa dari rumah tante Rena.
Tante Rena melihat Aulia yang begitu senang dan sudah mau makan banyak.
Aulia merasa dirinya ada yang lagi melihat. Yang ternyata tante Rena, Lia lalu langsung memberi jempol pada tante Rena. Dan tante Rena membalas lagi dengan jempolnya yang masih berisi cabe ijo yang menempel.
Teman-teman Asya dan Aulia yang duduk di tikar melihat komunikasi dua arah itu cuma senyum-senyum.
Selama makan Asya berpikir gimana caranya video call an sama si Aryan?
Saking sibuknya berpikir sampai Asya gak waspada pada makanan yang ada di depannya. Ia mau makan daun singkongnya eh malah sambal ijo yang disendok, kebayang rasa pedasnya di lidah? Cepat dia menyendok nasi nya dengan wajah yang memerah. Teman-temannya sampai tertawa melihat wajah Asya."Makanya jangan melamun kalau makan, masak makanan diajak melamun?" Walau sedikit kesal, Asya mencoba tertawa dengan ucapan si Indah. Dia benar memang karena dirinya sedang melamun hingga terjadi insiden ini.
"Ayo anak-anak kalian cepat selesaikan makannya. Habis itu kalian beristirahat sebentar lalu segera pulang ya? Besok kalian bisa jenguk Lia lagi di rumah." Ada sedikit kecewa dalam diri Asya karena ia ingin bersama Aulia sampai sore. Ia ingin memperkenalkan Aryan yang menolong Aulia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Cinta
Ficción GeneralAsya seorang gadis yang cantik sedikit manis sedikit manja dan periang sampai akhirnya bertemu dengan Aryan, seorang pemuda yang tegas dan bertanggung jawab. Aryan merubah semua sifat bawaan Asya yang lembut dan sedikit keras kepala. Namun Asya mal...