Past 2

22K 1.5K 51
                                    

Happy Reading...





Entah apa yang merasuki Zafriel,sudah bangun terlambat dan sepedanya bocor hingga ia harus naik angkot dan itu lama.

Dengan terburu-buru ia berlari kecil, menuju kelasnya, bahkan koridor sekolahnya sudah mulai sepi.

Ia clingak-clinguk menatap sekitar, tak sadar ada orang di hadapannya.

Bruk..

Zafriel menatap horor orang yang ditabrak nya, kemudian segera menunduk.

"M-maaf Kak, Zaf nggak sengaja"

'Sial Zafriel kok lo malah jadi letoy gini'

"Hmmm, buku"

Zafriel menatap bingung orang didepannya.

"Buku gue"

Zafriel tersadar, buku-buku milik Kakak kelasnya berserakan dilantai. Dengan segera Zafriel mengemas buku itu dan memberikan pada orang didepannya.

"Maaf ya Kak El"

Karena sedikit takut Zafriel pun berlari pergi, keringat di dahinya begitu banyak.

'Zafriel bodoh, napa lo nabrak dia sih'

Zafriel masuk kedalam kelasnya yang sudah ramai oleh siswa-siswi,mereka berceloteh tentang SMA mereka yang mendapatkan juara lagi selama enam tahun berturut-turut.

"Rame bener ada apaan?"

Alva menoleh "Kak Elgar juara Olim MTK, lo nggak tau?"

"Sekolah kita juara lagi tahun ini" sahut seorang siswi yang tingginya hampir setara dengan Zafriel, Silva.

Zafriel segera menjauh dari hadapan Silva dan duduk disebelah Vano.

"Zafi anak Buna" Silva mencubit gemas pipi Zafriel, mirip mochi.

"Ngaku-ngaku mulu ish" Zafriel menghempaskan tangan Silva.

Pipinya sakit, setiap hari tak pernah absen dari cubitan dan dimainkan layaknya squishy oleh siswi yang gemas padannya ,padahal kan Zafriel hanya diam saja. Efeknya pipi yang tadinya tidak terlalu gembul, kini seperti penuh lemak.

Zafriel selalu diklaim anak bayi mereka semua. Zafriel tidak boleh capek, Zafriel tidak boleh pusing, Zafriel tidak boleh melakukan pekerjaan apapun dikelas, bahkan saat disuruh guru mengerjakan soal didepan, maka akan selalu ada siswa yang niat ikhlas menggantikannya.

Uuughhh sangat berlebihan memang,kadang membuat Zafriel seperti dibatasi untuk melakukan beberapa hal. Tapi ia tau, teman-temannya sangat peduli padanya bahkan mereka sekelas menyandang moto, Zafriel selalu benar.

Bukan hanya Zafriel tapi juga Alva, mereka berdua adalah bayi yang perlu dijaga dari kuman dan Seme nakal.

Jika diluar sekolah maka Vano yang akan menjaga mereka berdua, poor Vano karena dua bayi itu sangat aktif.

"Kayaknya tahun depan Zafi deh yang bakal ikut Olimpiade, Zafi kan pinter" seru Nadia.

Ucapan itu sukses membuat kelas menjadi ramai akan tawa dan godaan, oke apapun tentang bayi mereka itu maka akan selalu ramai.

Zidan menggerutu gemas "ish nggak mau lah, capek tau dikira gampang"

"Uuhhh bayi gue, kiyowok" histeris Silva dan beberapa temannya.

"Uhhhh sama Buna sini" Silva mendekati Zafriel.

"Lah lah, sama Mami aja skuyyy"

"Jangan sama Aunty aja buru"

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang