Past 26

9.8K 833 16
                                    


Selama beberapa hari ini Elgar sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya. Mengejar materi yang masih tertinggal dan hanya bertemu Zafriel saat pagi berangkat bersama dan di malam hari di mansion.

Zafriel tak keberatan jika Elgar sedikit mengabaikannya. Karena ujian kelulusan Elgar sudah didepan mata.

Kelas dua belas sedang sibuk-sibuknya belajar untuk menghadapi ujian terkahir mereka.

Tapi Zafriel sangat tidak mood hari ini. Kemarin saat pulang sekolah dia bertemu Villan. Tak ada yang salah memang, namun entah kenapa hanya melihat wajah gadis itu sudah membuat Zafriel kesal.

"Awas aja kalo dia berani ngerjain gue."

Zafriel berjalan menuju kelasnya dengan malas. Kenapa hati ini moodnya benar-benar buruk.

"Woy Zafi! Dipanggil kok nggak nyaut."

Alva berlari kecil menyusul Zafriel yang sejak dari parkiran sudah ia panggil namun samasekali tak digubris.

"Eh bayi tumben lo sendirian. Pawang lo mana?"

"Vano di kolam renang."

"Hah ngapain?"

"Kan Vano udah gantiin Kak El jadi presiden club renang. Ya gitu deh sibuk di kolam renang."

Alva kenapa polos sekali. Apa karena Vano presiden club renang ia akan selalu ada di kolam renang?

"Gue badmood bayi."

"Alva?"

"Huh? Kenapa ya?"

Seseorang menghampiri Alva. Lalu menyerahkan totebag besar kepadanya.

"Dari Vano. Katanya lo kudu makan ini soalnya lo belum sarapan."

"Oh oke, thanks ya."

Orang tadi berlalu pergi meninggalkan dua bayi tak berpawang itu.

"Kuy gue temenin makan. Gue juga mau beli susu di kantin."

Mereka pergi ke kantin lebih dulu sebelum ke kelas. Duduk di bangku pinggir agar terhindar dari orang-orang yang sampai saat ini selalu menatap Zafriel penasaran.

"Dah ya bayi makan. Gue mau beli susu dulu."

Alva hanya mengangguk saja lalu membuka totebag nya, mengeluarkan isi nya yang berupa sandwich ayam dan sayur. Beberapa makanan ringan serta banyak susu kotak.

Zafriel kembali dengan membawa tiga susu vanilla ditangannya. Kemudian duduk menemani Alva sarapan sambil meminum susunya.

Namun seseorang menyiram Alva dengan sebotol es teh. Alva tersedak karena kaget saat air dingin itu mengenai kulitnya. Matanya bahkan terasa sedikit perih, mungkin sekarang sudah memerah.

"Heiii!"

"Lo kalo mau ganggu gue ya langsung ama gue aja njir! Nggak usah bawa-bawa temen gue!"

Villan pelaku penyiraman tadi hanya memandang Zafriel remeh.

"Kamu sama temen kamu tuh sama aja. Sama-sama gatel."

"Apa masalah lo sebenarnya."

Villan menjambak rambut Alva dengan keras. Kuku-kuku tajam Villan bahkan menggores kulit kepalanya.

"Karena temen kamu ini udah kegatelan sama Kak Vano. Aku suka Kak Vano dan dia udah jadi penghalang buat aku deketin Kak Vano."

Seseorang menepis tangan kotor Villan dari Alva. Lalu menampar wajah mukus Villan hingga dia jatuh tersungkur.

"Lo apain bayi gue jingan!"

"Ren udah."

Zafriel menahan tangan Rena yang akan kembali memukul Villan. Villan yang sudah berdiri dibantu babu babu nya menatap Rena tajam.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang