Aksa yang baru saja dari luar menghampiri
menantunya dan Alva yang sedang sibuk di depan layar laptop."Papa."
"Loh Om yang waktu itu kan?"
"Papa Aksa. Papa nya Kak Elgar."
"Hooo, hai Om kita ketemu lagi."
Aksa tersenyum lembut melihatnya.
"Kalian hanya berdua? Dimana suami mu Zafriel?"
"Ouh mereka bersama Abang Av diruang kerjanya."
"Lalu kalian berdua sedang apa?"
"Kami hanya menonton film Papa."
Aksa mendekati keduanya lalu memberikan beberapa makanan ringan. Ia baru saja berbelanja kebutuhannya tadi.
"Makan ini ya. Papa mau mandi dulu."
"Wah makasih Papa."
"Makasih Om."
"Sama-sama. Alva panggil Papa aja oke."
"Oke Papa."
Setelahnya Aksa berlalu menuju kamarnya dan membersihkan diri.
"Zafi eskrim nya taruh kulkas lagi aja. Nanti cair."
"Lo udah nggak mau?"
Alva menggeleng " Nanti sakit. Kena marah Vano deh."
Zafriel manggut-manggut benar juga. Vano itu diam-diam posessive dan overprotective.
Tak heran Alva menjadi begitu penurut.
"Gue pengen makan rujak deh Al."
"Zafi ngidam? Tapi kan Zafi nggak hamil."
"Emang nggak hamil dodol. Gue cuma pengen bukan ngidam."
"Hmm terus mau buat apa beli?"
"Buat yuk. Seger kayaknya malem-malem gini."
"Tau udah malem. Nanti sakit perut kaya waktu itu gimana? Zafi kan udah tinggal sama Kak El. Nanti dimarahin kaya Alva mau?"
"Enggak lah. Ngomong-ngomong, sejak kapan lo sama Vano tinggal bareng?"
Sejenak Alva terdiam "nggak tau. Udah lama mungkin. Soalnya Alva diusir dari rumah. Makanannya disuruh Vano tinggal bareng."
"Nenek lampir itu yang usir?"
Alva mengangguk membuat Zafriel ingin sekali mengirimkan bom ke rumah orang tua Alva.
"Alva nggak marah kok sama Mama. Alva cuma sedih aja karena nggak bisa ketemu lagi sama Caca."
"Alva takut kalau nanti Caca ditinggal Mama yang bakal jagain Caca siapa?"
Zafriel mengelus pundak Alva pelan.
"Jangan sedih ya. Nanti Caca nya ikutan sedih, Alva mau Caca nya sedih?"
"Enggak Caca nggak boleh sedih. Alva kan nggak sedih sekarang, Alva seneng banget bisa cerita sama Zafi."
"Iya bayi, kalau ada apa-apa cerita lagi ya."
"Iya Zafi, terus ini jadi nggak bikin rujak nya?"
Zafriel merebahkan kepalanya pada sofa.
"Gue masih takut sama Kak El nya daripada sama sakit perut nya."
Si mesum Elgar pasti akan menghabisinya jika berani macam-macam. Apalagi menyakiti diri sendiri dengan makanan pedas.
"Oiii gue pengen pelihara kucing. Atau ikan aja deh yang kecil-kecil gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Past [END]
Teen Fiction[Ending] Sebuah ruang hampa yang kini mulai berwarna, secarik oren jingga menjadi awal dari dunia baru yang ditempatinya. Zafriel Andhara! This your past, and I'm sorry for that. ELZA ' BL LOKAL ' BxB, Cowok x Cowok,Homo(no salpak) ' Romance, dr...