Past 35

7.4K 680 25
                                    

Hari ini entah kenapa sekolahan dibubarkan tiba-tiba. Zafriel dan Alva mencoba menghubungi orang rumah namun tak ada yang menjawab. Bahkan Elgar ataupun Vano juga sama saja.

Sebenernya kemana semua orang?

"Heh bayi! Pulang bareng kita aja kuy."

Rena dengan hati tentunya mengantar mereka pulang. Apalagi dia paling heboh saat tahu Alva baru saja keluar dari rumah sakit. Jiwa kemommyannya keluar seketika.

Zafriel hanya tersenyum saja.

"Tapi rumah Alva jauh tau."

"Halah paling ujung kota juga. Santai sama Mommy Rena tuh."

"Uuuuh emang mommyable banget deh Rena." puji Zafriel dengan mengarahkan dua jempolnya.

Lalu matanya menoleh pada sekitarnya, hingga netra coklatnya menatap seorang wanita paruh baya di sebrang jalan sana sedang menatapnya seolah-olah meminta Zafriel untuk menghampirinya. Zafriel tentu saja tahu maksud dari tatapan orang itu.

"Zafi juga boleh loh ikut Rena. Lagian udah lama juga nggak mampir ke mansion Papa Aksa."

Zafriel kini memusatkan pandangannya pada Rena lalu menatap Alva.

"Eh itu jemputan kamu udah dateng Ren. Alva ikut Rena aja sana, Zafi juga udah dijemput. Tapi Zafi mau pergi ada urusan jadi nggak bisa antar Alva deh."

Memang dasarnya polos, Alva mah iya-iya saja. Toh ikut Rena juga terjamin aman.

Akhirnya Zafriel menghampiri wanita paruh baya itu. Maria, Ibunya Elgar.

Zafriel memasuki mobil Maria dan langsung disambut senyuman teduh wanita itu.

"Kok mama bisa disini? Nungguin Zafriel?"

"Mama nggak sengaja lewat, terus liat Zafriel tadi makannya Mama berhenti."

Maria mengelus pelan pucuk kepala Zafriel.

"Mau mampir ke rumah Mama?"

Mata Zafriel berbinar ceria "mau Mah."

Mobil itu melesat menuju rumah lantai dua milik Maria. Rumah yang tak pernah ditinggalkannya walau sekarang hanya tinggal dirinya di rumah itu.

Semua barang milik Elgar sudah diambilnya waktu itu. Benar-benar meninggalkan Maria sendirian yang berteman dengan sepi.

Zafriel sebenarnya penasaran akan cerita dari sudut pandang Maria tentang masalahnya dengan Elgar.

Karena Zafriel mulai ragu tentang sosok Maria yang dikabarkan sangat buruk itu. Padahal menurut Zafriel, Maria itu sangat penyayang dan baik hati.

Saat sampai di rumahnya, Maria segera mengajak Zafriel masuk. Mengenalkannya pada pembantu rumah tangga di sana jika Zafriel adalah menantunya.

Zafriel melihat ke sekelilingnya, bahkan di ruang keluarga tidak ada foto sama sekali.

Maria melihat tatapan bingung dari sorot mata kecoklatan itu. Seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh si manis.

"Apa Zafriel bingung kenapa rumah ini sangat kosong dan terkesan biasa saja? Bahkan tak ada foto yang terpajang."

Zafriel mengangguk pelan "Mama selama ini cuma sendirian? Apa Mama nggak kesepian?"

Maria hanya bisa tersenyum miris. Bahkan sampai sekarang Ia masih harus berjuang untuk terus baik-baik saja.

"Mama nggak tau apa Zafriel bakal percaya sama Mama atau nggak. Tapi Mama juga tak mengharapkan semuanya terjadi."

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang