Past 37

6.7K 654 12
                                    


Pagi ini Zafriel sekolah seperti biasanya tidak ada hal yang istimewa. Hanya saja ia tak menemukan suaminya sejak semalam.

Papa Aksa pun tak banyak bicara kali ini, wajahnya sekarang selalu nampak serius. Meski Aksa masih selalu menanyakan pertanyaan rutin tiap harinya.

Seperti apakah Zafrel tidur dengan baik, atau apakah Zafriel membutuhkan sesuatu yang diperlukan. Juga masih setia mengantar jemput ia saat sekolah.

Keadaan mansion juga sepi, hanya ada ia dan Aksa saja, oh bertambah satu makhluk sebenarnya. Iya si Alva.

Namun juga ada banyak sekali pria-pria berbaju hitam bermasker hitam juga di lingkungan mansion. Bahkan sampai mengikuti mobil yang dikendarai Aksa juga dari depan dan belakang.

Zafriel selalu menebak-nebak tentang pembicaraan yang tak sengaja didengarnya tempo lalu. Apakah benar mereka semua sudah pergi untuk 'perang' itu.

Sayangnya Zafriel enggan bertanya dengan jelas apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ia juga jadi banyak diam, Alva juga tak berisik seperti tiap harinya.

Sekarang ini ia sedang ada di perpustakaan. Tak ikut dengan Para mommy yang sudah memboyong Alva ke kantin karena terlalu malas.

Ia hanya sekedar duduk di tempat saat ia menemukan Elgar waktu itu. Hanya duduk diam sambil melamun.

Memikirkan Elgar semakin membuatnya pusing saja. Elgar sudah mengatakan seluruh kisah hidupnya pada Zafriel, namun entah kenapa Zafriel merasa masih ada sebuah pembatas tipis antar ia dan suaminya.

Zafriel tentu saja menunggu Elgar untuk jujur tentang 'perang' itu. Namun sepertinya Elgar begitu enggan mengatakannya.

Tak mungkin juga Zafriel dengan begitu gamblang bertanya karena Zafriel juga masih menghargai privasi. Percaya saja suatu saat nanti Elgar akan berterus terang.

Tapi kini bagaimana bisa Zafriel masih berpikir seperti itu. Saat Elgar pergi begitu saja tanpa pamit padanya. Tak mengatakan sesuatu apapun juga.

"Perangnya itu sebenarnya gimana sih? Berantem apa pake senjata juga? Terus emang nggak ditangkap polisi?"

Dirinya hanya bertanya pada udara tipis disekitarnya. Penasaran, namun juga merasa tidak sopan jika langsung bertanya begitu saja kepada Aksa.

Mungkin bisa dibilang Zafriel sedang badmood sekarang ini. Ditambah melihat wajah menyebalkan milik Villan yang entah bagaimana bisa tertangkap oleh pandangnya.

Moodnya tambah buruk saja!

Zafriel masih diam sibuk melamunkan Elgar tanpa peduli dengan makhluk menyebalkan itu. Namun pada dasarnya princess yang satu itu terlalu bodoh, ya nyari gara-gara pasti.

Villan mendekati Zafriel dan duduk dihadapannya. Tumben sekali sendirian, biasanya ada banyak babu yang selalu mengekorinya kemanapun.

"Gue lagi nggak mood. Mending lo pergi sekarang."

Villan diam dan mulai memperhatikan penampilan Zafriel yang sudah banyak berubah. Terlihat begitu manis dan modis, nampak seperti anak orang kaya sungguhan.

"Aku tau Zaf. Tapi aku mau ngomong sebentar. Dengerin ya, cuma sebentar kok janji."

Zafriel diam dan itu diartikan iya oleh Villan.

"Aku tau kalau Kak Elgar lagi nggak ada di samping kamu kan? Hati-hati Zaf. Aku nggak tau apa yang sedang Nenek lakuin tapi dia nyeremin banget."

"Papa aku juga nggak pernah pulang sama sekali. Itu bikin Nenek marah, Mama ku di rumah sakit. Dia keracunan makanan tapi sampai sekarang keadaannya masih kritis."

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang