Past 31

8.6K 711 1
                                    

"El turun kebawah, Zafriel nya tidur ini."

Aksa menelpon Elgar agar membawa Zafriel masuk. Pasalnya saat menatap wajah manis itu terlelap, Aksa tak tega membangunkannya. Mungkin Zafriel lelah seharian ini.

Elgar bergegas turun dan menuju mobil Aksa yang ada didepan pintu utama. Kacanya terbuka menampilkan Zafriel yang sudah sangat lelap tertidur.

"Buruan El. Zafriel nya capek seharian wara-wiri."

Elgar mengangkat tubuh ramping Zafriel kedalam gendongannya.

"Daddy nunggu Papa. Ayo masuk."

Aksa sudah tau dengan pasti kalau Arkan sedang marah. Mungkin Elgar juga. Mereka berdua kan satu paket komplit.

"Nanti El turun lagi ya. Ada yang mau Papa omongin."

Elgar menatap Papa nya. Jika dilihat dari samping maka Aksa akan terlihat tampan,sangat tampan.

Tapi jika dilihat dari depan kenapa wajahnya berubah menjadi cantik. Daddy nya bahkan tergila-gila, Elgar tersenyum lantaran keinginannya memiliki seseorang secantik dan semanis Aksa terwujud.

"Penting? El mau nemenin Zafi."

"Penting dong. Ini juga tentang Zafriel sebenarnya. Udah sana kamu anter menantu Papa tidur aja."

Aksa menghampiri Arkan yang sedang sibuk oleh MacBook nya sendiri diruang keluarga. Dan Elgar menuju lantai dua rumah itu menggunakan lift.

Menuju kamarnya yang kini tak hanya penuh akan aroma dirinya tapi juga penuh akan aroma si manis. Vanilla strawberry, manis dan lembut.

Elgar membelikan perlengkapan kecantikan dan perlengkapan mandi Zafriel semuanya beraroma Vanilla dan strawberry.

Alasannya karena Zafriel dulu selalu menggunakan parfum strawberry dan Elgar suka itu. Makannya semua keperluan diri Zafriel akan beraroma yang sama.

Elgar membaringkan Zafriel diranjang besarnya, merogoh saku baju Zafriel dan mengeluarkan ponsel anak itu lantas ditaruh nya di meja nakas.

Melepaskan sepatu yang dipakai Zafriel dan mengganti baju seragam si bayi dengan kaos polos berwarna putih dan celana pendek.

Kemudian menyelimuti anak itu dan menyalakan AC bersuhu rendah. Memberikan kenyamanan pada si manis yang sudah terlelap namun tak mudah bangun.

Mengecup hidung bangir Zafriel dan bergegas turun kebawah. Paling anti jika membuat si Tuan rumah menunggu.

Tak menunggu lama lift itu segera menurunkan Zafriel pada lantai dasar. Dimana bisa ia lihat Daddy nya yang sedang merajuk karena ditinggal Aksa terlalu lama.

Elgar menghampiri keduanya kemudian duduk di sofa panjang dan empuk itu.

"So, apa yang mau Papa bicarakan?"

Aksa menatap Arkan sedikit bingung.

"Papa bingung harus mulai darimana."

"Maksudnya?"

Arkan menutup MacBook nya dan fokus pada pembicaraan tentang keluarganya. Ini juga merupakan masalah penting.

"Elgar tahu Zero? Dia yang mengirimkan anak buahnya tempo lalu."

Elgar menganggukkan kepalanya mengerti.

"Lalu apa hubungannya dengan Zafriel apa?"

"Zaro adalah musuh lama Arkan. Dan tak dapat dipungkiri kalau dendamnya masih sama. Kita, Arkan bagaimana mengatakannya?"

Aksa frustasi sendiri, menantunya sedang dalam bahaya. Orang licik itu mengincarnya.

Arkan menenangkan Aksa dalam pelukannya. Dan mengambil alih pembicaraan.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang