Past 41

6.7K 584 18
                                    

"Pagi Kak Zian."

"Oh Hai Zafriel, selamat pagi."

Shi Zian adalah karyawan toko bunga milik Zafriel sekarang. Zafriel sering terpesona pada pemuda yang empat tahun lebih tua dari nya itu.

Kulit Zian sangat putih dan lembut, wajahnya bahkan bersinar seperti selalu mendapatkan perawatan terbaik. Dia seperti bukan dari negara ini karena struktur wajahnya yang sangat berbeda, juga dia sangat tinggi.

"Maaf Kak aku jarang kemari. Apa Kak Zian kesulitan?"

Zian yang sedang mengelap beberapa pot bunga tersenyum kecil.

"Tak apa Zafriel, kau kan harus sekolah. Aku baik-baik saja mengurus toko ini sendirian."

"Dan terimakasih karena sudah memberiku pekerjaan dan tempat untuk tinggal."

Zafriel membantu Zian merapihkan pita-pita itu pun tertawa, "Kakak ini ada-ada aja. Makasih kok setiap hari, bosen nih dengernya."

Menantu keluarga Sciglio itu tertawa kecil, mengingat pertemuannya dengan Zian yang bisa dibilang aneh.

Zian saat itu seperti orang hilang yang begitu kebingungan menghampiri bodyguard Elgar yang sedang berjaga di depan toko bunga meminta pekerjaan.

Zafriel yang menonton dari dalam toko pun merasa iba dan segera menghampirinya. Memberi pekerjaan sebagai penjaga toko bunga dan diizinkan tinggal di toko juga.

Tokonya memang sudah direnovasi hingga ada kamar mandinya sekarang. Lantai dua juga sudah terdapat ranjang dan lemari.

Sangat cukup kata Zian dulu, bahkan saat itu Zian hanya membawa tas ransel sedang tanpa alat komunikasi apapun. Dan sekarang dia sudah bekerja selama sebulan dan menikmati pekerjaannya.

Zafriel datang ke toko hanya pada hari minggu atau saat dia sedang free. Mencari kesibukan saja sebenarnya karena Zafriel tidak suka menganggur.

"Kapan Kakak mau cerita tentang diri Kakak?"

Zian hanya tersenyum saja saat Zafriel mengatakan hal yang sudah sangat sering pria mungil itu tanyakan.

"Nanti ya, kalau Kaka udah siap."

Zafriel mengangguk mengerti, mungkin saja Zian belum siap karena saat itu dan sekarang sedang mengalami hal buruk.

"Hmm oke."

"Btw itu kaki kamu kenapa Zaf?"

"Loh Kakak itu matanya jeli banget ya ternyata. Nggak Papa sih ini, Zafriel sempet kepleset kemarin. Udah nggak sakit juga kok."

Kaki Zafriel terlihat sedikit bengkak namun tak akan nampak jika tidak diperhatikan dengan baik.

"Oh iya ini data penjualannya, kamu bisa cek dulu."

Zafriel sibuk dengannya namun matanya sesekali melirik Zian.

"Kak Zian ternyata manis loh."

"Loh masih manisan kamu tau. Mana itu pipinya kaya bakpao."

Zafriel tertawa lucu dengan apa yang dipikirkannya sekarang, "Kak mau aku jodohin sama Kakak Ipar ku nggak? Dia ganteng banget loh, kaya tiang lagi. Cocok lah sama Kakak."

"Dih! Kakak bisa cari sendiri ya Zaf. Lagian Kakak itu pihak atas bukan bawah."

Lagi-lagi Zafriel tertawa, pihak atas dengan body ramping dan kecil? Zian pasti ngada-ngada.

"Iyain aja ah. Ada pelanggan soalnya."

Zian hanya mendengus sambil mulai sibuk dengan para pelanggan yang mulai berdatangan.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang