Selepas makan siang bersama tadi Elgar meninggalkan rumah Zafriel. Dijemput oleh beberapa orang berjaket hitam.
Zafriel kini sendirian dan sedang melakukan pekerjaan rumahnya. Samar-samar ia mendengar percakapan dari luar.
Mengintip melalui celah gorden ruang tamu Zafriel menangkap tiga sosok wanita di sana, dua wanita paruh baya dan satunya merupakan remaja yang usianya sama dengan Zafriel.
Zafriel merasakan firasat buruk tentang mereka. Melihat wanita paruh baya yang dikenalnya sedang menunjuk-nunjuk rumahnya saat ini.
Sedangkan wanita paruh baya lainnya hanya mengangguk dan sesekali bertanya. Remaja tadi sibuk memotret setiap sudut rumah dari depan dan samping.
"Oke Bu fix nya nanti kabarin lagi."
Setelah percakapan tadi tak berapa lama mereka pun pergi membuat Zafriel bernafas lega dan kembali melakukan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Sedikit berfikir apakah yang selama ditakutkan nya akan menjadi kenyataan.
Dering ponsel mengembalikan kesadaran Zafriel dari lamunan panjang tadi.
Alva ternyata.
"Halo Va, kenapa?"
"..."
"Mau ke toko bentar lagi,lo langsung ke toko aja."
"..."
"Oke"
Mematikan ponsel dan segera bersiap untuk membuka tokonya. Berjalan Melewati ruang keluarga Zafriel berhenti sejenak,lantas menatap foto mendiang ayahnya yang tersenyum lebar.
"Ayah, Zafriel bisa sekuat Ayah kan?"
Tak ingin bersedih hati Zafriel lantas bergegas keluar rumah,mengambil sepeda nya menuju toko bunga dengan riang.
Beberapa orang yang lewat menyapanya, dijawab anggukan kecil dan senyum lebar dari si manis.
Dari kejauhan ia melihat Alva melambaikan tangannya, anak itu.
"Lah kok bawa buah? Mau kemana?" Zafriel melihat parcel buah yang ada di tangan Vano.
Menatap keduanya bergantian "kan Zafi sakit, kita mau jenguk loh tadi eh malah disuruh kesini."
"Halah gue nggak papa tau cuma pusing aja sedikit, but thanks bayi" Zafriel mencubit kedua pipi Alva.
Vano mendengus pusing sedikit tapi wajahnya pucat.
Mereka masuk kedalam toko dan langsung menempatkan diri dalam pekerjaannya.
"Zafi kok bibirnya bengkak sama lecet gitu, digigit tawon?"
***
Elgar pulang ke rumahnya sendiri lebih tepatnya rumah orang tua kandungnya. Bukan hanya itu sekarang rumah ini lebih mirip penangkaran jalang Ibunya.
Ibu Elgar dulunya adalah seorang model terkenal yang sering berseliweran di televisi. Maria Dayu, siapa yang tak mengenalnya? Model cantik berhati malaikat yang tak pernah sombong bahkan berbicara dengan nata tinggi.
Itu dulu sebelum Ibu nya gelap akan harta dan ketenarannya yang bersinar. Saat Ibu Elgar mulai besar kepala akan pencapaiannya disitulah konflik hidup Elgar bermula.
Ibunya kian jarang di rumah dan sering terciduk bersama pria-pria muda di hotel. Bahkan menjadi pro kontra dalam masyarakat karena Ibunya ikut dalam pemilu walikota.
Dan hari itu tepat saat Ayahnya yang seorang akuntan Bank swasta pulang bekerja, Ayah Elgar melihat dengan mata kepalanya sendiri istri nya itu berselingkuh dengan seorang pria muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Past [END]
Teen Fiction[Ending] Sebuah ruang hampa yang kini mulai berwarna, secarik oren jingga menjadi awal dari dunia baru yang ditempatinya. Zafriel Andhara! This your past, and I'm sorry for that. ELZA ' BL LOKAL ' BxB, Cowok x Cowok,Homo(no salpak) ' Romance, dr...