Past 36

7.6K 612 10
                                    

Setelah memberikan hukuman kecil pada si manis,Elgar pun mulai sibuk dengan laptopnya. Menerima semua laporan dari orang-orangnya tentang penyerangan pertama yang akan mereka lakukan untuk memancing musuhnya keluar kandang.

Kabar burung mengatakan bahwa Zero sekarang ada di Amerika Utara. Sedang memperluas jaringan pertahanan untuk clan nya agar mempunyai kekuatan yang lebih unggul.

Elgar akan turun tangan langsung bersama Vano nanti. Dan untuk keselamatan mate mereka, Vano secara khusus menempatkan pasukan elitnya sebagai bodyguard jarak jauh agar mereka tetap aman dan menghindari resiko penyerangan dadakan dari pihak musuh.

Tangan Elgar bergerak cepat untuk berselancar dalam dunia komputer. Sesekali mencoba meretas sistem keamanan milik Zero untuk mendapatkan informasi tambahan.

Namun kaki ini acara meretas nya gagal karena sistem keamanan mereka telah diperbarui. Juga karena ketahuan oleh pihak sana membuat Elgar harus menghilangkan jejak akunya dan melayangkan beberapa virus agar komputer musuh sedikit kesusahan mengejar akunnya.

Setelah cukup untuk bermain-main dengan laptopnya Elgar ingin meregangkan sedikit otot-otot di badannya.

Mengecup sebentar dahi si manis yang tengah tertidur disebelahnya lalu bergegas naik ke lantai tiga mansion milik Arkan itu.

Menuju tempat gym pribadi yang secara khusus diminta oleh Avram dulu. Mulai melakukan aktivasi pemanasan dan dilanjut dengan menggunakan beberapa alat yang tersedia di sana.

Setelah cukup berkeringat ia melepaskan kaos putih polosnya hingga menampakkan dada bidang dan otot perutnya yang tertata rapih membentuk kotakan delapan tingkat.

Dia berhenti melakukan pull ups saat sering telfon bergema dalam ruangan hening itu.

"Ya?"

"Kau bisa datang nanti malam."

"Hmm."

"Semoga kau akan menjelaskan kemana pergi mu nanti pada Zafriel."

"Akan aku lakukan."

"Baiklah, nanti jangan lupa bawa semua berkasnya. Aku tutup."

Elgar kembali melihat notifikasi di ponselnya. Vano ada di ruang tamu ternyata, mungkin dia kebingungan karena mansion ini rasanya begitu kosong.

Lagipula tak biasanya Aksa tidak ada di rumah.

Merasa cukup berolahraga di sana, Elgar bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Lalu segera turun menemui Vano.

Setelah keluar dari lift bisa ia lihat kalau ada Vano yang sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel.

Ada dua buah koper di sebelah kaki panjangnya, Elgar sudah bisa menebak apa tujuan kedatangan pasangan sahabat itu.

Dan tentu saja ada Alva. Anak itu tertidur di pangkuan Vano. Mungkin mengantuk diperjalanan tadi.

"Ada apa?"

Vano menoleh lalu menutup ponselnya. Menunggu Elgar duduk dihadapannya sebelum menjawab pertanyaan tadi.

"Papi suruh Alva tinggal di sini. Lagipula kita akan berangkat nanti malam kan?"

Elgar menganggukkan kepalanya mengerti. Memang lebih efisien jika bayi-bayi itu di sini. Keamanannya sudah pasti terjamin dan ada Aksa yang akan mengawasi keduanya.

"Pindahkan." ucap Elgar karena merasa perlu bicara lebih serius dengan Vano tanpa ganguan dari Alva yang bisa saja tiba-tiba terbangun dan mendengarkan pembicaraan mereka.

Vano yang juga mengerti segera mengangkat tubuh berisi bayinya menuju kamar di lantai dasar yang biasa ia tempati ketika menginap.

"Kau sudah mempersiapkannya?" tanya Elgar kala Vano sudah kembali menampakkan dirinya.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang