"Kita akan bakar club ini dulu. Jaraknya berada ditengah-tengah antara wilayah kita dan mereka jadi ini sedikit paling aman dan biarkan mereka mengerti peringatan ini." jelas Raka pada Elgar dan Vano."Jika otak mereka pintar pasti akan mengerti Raka. Tapi kan mereka itu stupid." jengah Arsene.
Elgar tersenyum kecil mendengarnya, "Vano kita yang pergi."
"Cih! Enak sekali membawa orang." dengus Avram yang tidak diijinkan Raka bermain-main.
"Diam kau!"
"Aku Kakakmu Elgar!"
"Nggak butuh Kakak letoy!"
"Apa- "
"Ssst Avram! Elgar! Berhenti bermain-main." bosan rasanya mendengarkan perdebatan kedua anak Arkan itu.
"Yang akan pergi kali ini adalah Vano dan Lu Xiang. Saat membakar club lainnya kalian semua akan mendapat giliran."
Avram tak suka menunggu, rasanya ingin saja menghabisi mereka semua langsung dengan cepat. Kalau seperti ini kan lama!
"Kita akan perlahan membuat semua aset dan koneksinya hilang. Agar dia frustasi dengan sendirinya."
"Bisa dibilang perlahan namun tepat sasaran! Tak perlu terburu-buru Avram. Itu hanya membuatnya cepat mati tanpa merasakan penderitaan terlebih dahulu."
Raka itu memang santai namun sadis. Lagipula rencana Aksa itu selalu yang terbaik meski ia tak langsung turun ke lapangan.
"Siang-siang begini mana ada orang di club."
"Bagus agar hanya anak buah si keparat itu yang mati!"
"Benar juga. Paman mau pergi sekarang?" tanya Vano Lu Xiang yang sedang sibuk memilih senjata mana yang akan ia bawa.
"Let's go!"
Vano mengikuti Lu Xiang dari belakang sambil memakai sarung tangan dan masker. Memakai topi dan jaket yang semuanya serba hitam-hitam.
Sedangkan Lu Xiang hanya mengambil jaket dan memakai headband di kepalanya. Pria berkepala tiga berdarah Cina ini memang suka berdandan ala anak muda.
Membuat banyak orang salah faham saat melihatnya karena dikira masih remaja dua puluh tahunan.
'Sok keren!' pikir Avram saat ini.
"Pakai motor saja Vano. Biar mudah kalau kabur."
Vano menganggukkan kepalanya mengerti. Memang benar motor lebih muda digunakan untuk kabur karena lebih ramping dan efisien untuk kebut-kebutan.
"Pakai ini dulu Vano."
Lu Xiang memasangkan earpiece pada telinga Elgar agar mudah saat berkomunikasi jarak jauh nanti.
Vano melakukan motornya dengan kecepatan tinggi menyusuri jalan di tengah hutan itu untu segera sampai di pinggir kota setempat.
Menuju lokasi yang sudah ditentukan Raka dalam misi kali ini. Ada tiga motor lagi yang mengikuti Vano dan Lu Xiang dari belakang.
Saat sudah mendekati area yang dituju mereka segera mengamankan kendaraan mereka sendiri dan mulai berjalan menuju area club sambil bersembunyi.
"Paman kenapa banyak orang?" bisik Vano yang dapat didengar jelas oleh Lu Xiang dan lainnya.
"Kita amati dulu. Tetap hati-hati."
Mereka bersembunyi dibalik semak dan rongsokan kardus bekas minuman keras ilegal yang mereka perjualbelikan di club itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Past [END]
Teen Fiction[Ending] Sebuah ruang hampa yang kini mulai berwarna, secarik oren jingga menjadi awal dari dunia baru yang ditempatinya. Zafriel Andhara! This your past, and I'm sorry for that. ELZA ' BL LOKAL ' BxB, Cowok x Cowok,Homo(no salpak) ' Romance, dr...