Past 19

10.3K 964 10
                                    


Selepas pesta tadi malam Zafriel dibuat kaget akan kehadiran Nyonya Larasati beserta bodyguard nya yang menerobos masuk kedalam toko bunga miliknya.

Toko itu baru ia buka karena baru selesai direnovasi yang ternyata tidak sesuai jadwal karena ada pekerja yang tidak konsisten.

Beruntung toko itu bisa dibuka setelah delapan hari pengerjaan, sudah sangat melenceng jauh dari jadwal asli yaitu empat hari.

"Apa Nyonya butuh sesuatu?"

"Benar aku butuh kau membalas budi dan sekarang adalah waktunya."

Zafriel terperangah dalam sesaat, matanya berkilat gugup namun dia tidak takut. Nyatanya jalan untuk lari telah buntu tepat saat dia tahu bahwa hidupnya pasti ada dibawah kendali Nyonya besar Darmawangsa.

"Tepat di usiamu yang ke delapan belasan nanti, kau harus menikah dengan cucu Tuan Leksana Hardiantara."

Tak membuang waktunya lebih lama Nyonya Larasati membawa Zafriel dari toko. Memaksanya untuk masuk kedalam mobil mewahnya untuk menghadiri pertemuan dua keluarga itu.

'Ulang tahun ku kan dua hari lagi. Apa dalam dua hari akan menjadi suami orang yang bahkan tak ku kenal? Nenek tua ini semakin tidak waras.'

Bahkan kini ponselnya telah disita oleh Nyonya Larasati agar dia tidak bisa menghubungi siapapun.

Pikirannya juga kacau tanpa tahu dimana akhirnya. Melihat dalam cermin saat dirinya sudah di make over dimana pakaiannya diubah ah menjadi stelan jas dan rambut yang ditata rapih.

Tampaknya Nyonya Larasati cukup puas dengan tampilan Zafriel saat ini.

"Jangan membuat keluarga ku malu."

Mereka segera menuju restoran tempat pertemuan. Semuanya diatur secara mendadak, tujuannya agar segera terlaksana dan agar Zafriel tidak dapat kabur.

Pertemuan keluarga itu begitu singkat. Zafriel hanya diam saja saat dia tahu gadis mana yang harus dinikahinya.

'Savina Risa Hadiantara.'

Bukan gadis lugu yang polos layaknya Villan. Dia lebih ke gadis dewasa yang nakal meski usianya setara Villan. Sikapnya mampu disembunyikan dengan baik hingga banyak yang tertipu.

Wajah ayu nya merupakan petaka yang nyata. Zafriel tahu sejak pertama kali melihat mata gadis itu, dia bukanlah gadis yang baik.

Pernikahan mereka ditetapkan tanggal delapan Februari mendatang, tepat diulang tahun Zafriel.

Zafriel pun diboyong untuk tinggal di mansion Darmawangsa tanpa diijinkan keluar dari kamarnya.

Ponselnya juga belum dikembalikan. Dalam diam Zafriel tak habis pikir dengan keluarga ini.

Apa pernikahan adalah hal yang bisa di adakan secara mendadak seperti ini? Bahkan saat salah satu mempelainya tidak siap.

Untuk sekolahnya Zafriel izin untuk lima hati mendatang. Zafriel tak peduli itu, nyatanya cara untuk kabur adalah prioritasnya saat ini.

'Gimana caranya kabur. Gue aja nggak tau seluk beluk rumah ini.'

Saat Zafriel membuka gorden kamarnya nampak beberapa bodyguard berjas hitam berjalan kesana-kemari secara berkala.

Semuanya buntu bagi Zafriel.

"Kau tidak beristirahat?"

Zafriel berbalik mendapati Nyonya Larasati yang sejak dari restoran tadi merubah peran sebagai nenek yang baik.

"Saya butuh waktu untuk beradaptasi disini."

Nyonya Larasati mendekati Zafriel dan mengusap kepalanya pelan.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang