Past 9

13.8K 1.1K 39
                                    

Elgar penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh Nyonya Larasati. Pasalnya ini menyangkut manisnya,jika sesuatu akan terjadi ia harus siap waspada. Mengingat keluarga Darmawangsa bukanlah keluarga biasa.

Sedikit heran mengapa Nyonya Larasati melirik rumah sederhana ini yang bahkan tak ada nilai apa-apa dimatanya.

Tidak mungkin Zafriel memiliki hubungan dengan keluarga ningrat tersebut kan?

Tidak bisa seperti ini. Elgar harus mencari tau seluk-beluk kehidupan manisnya mulai sekarang.

'Zafriel Andhara?'

Tak ada marga yang tersemat dalam namanya. Siapa sebenarnya orang tua manisnya itu. Elgar menatap foto di atas lemari kaca pendek yang terdapat vas kecil berisi dua tangkai bunga matahari.

Foto Ayahnya Zafriel.

Elgar mengambil ponselnya dan memotret foto itu. Mengirim pada Daddy nya.

"Halo Daddy. Please help me, cari tau tentang orang difoto yang Elgar kirim tadi."



***



Hutang budi yang selalu dibicarakan Nyonya Larasati selalu mengganggu otaknya. Orang berkuasa sepertinya pasti tak akan meminta hal yang mudah.

Namun juga tak akan meminta secara financial karena mereka juga punya banyak uang. Siap tidak siap, mau tidak mau. Zafriel tetap akan dipaksa melakukannya nanti.

"Bila nanti saatnya tlah tibaaa..."

"Ku ingin kau menjadi milikkuuu..."

Suara nyanyian yang terdengar cempreng berasal dari Alva. Anak itu baru saja masuk kedalam toko bersama Vano yang selalu berwajah datar tanpa dosa.

Zafriel berdecih "ck berisik Vano nanti pelanggan kita pada kabur semua."

"Kan Alva cuma nyanyi bukan jadi rentenir, ko bisa bikin pelanggan kabur."

"Haduh capek deh ngomong sama kamu."

"Oh iya mungkin nanti kita tutup toko deh, tiga
atau empat hari mungkin."

Alva menganga kaget sedangkan Vano mengangkat alisnya heran "why?"

"Hmm mau renovasi dikit."

Zafriel menghentikan kegiatannya menata pita-pita di lemari kaca "gue juga kayaknya mau tinggal disini deh, mau pindahin beberapa barang ke lantai atas."

"Zafi bohong, pasti ada apa-apa kan?"

"Nggak bayik emang Zafi suka bohong apa."

Zafriel menatap Vano "sana ganti baju, sekalian bawa tuh bayi lo."

Mengangguk pelan Vano menarik lembut tangan Alva untuk kelantai atas.

Zafriel meniti luas tokonya mencoba menerawang apa yang bisa dilakukan untuk menambah sebuah ruang kecil.

Vano yang sudah selesai berganti pakaian menatap Zafriel dari tangga. Mencoba mencari tahu dari srort mata Zafriel tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Tidak cukup, sepertinya Vano harus bertanya sendiri.

"Kenapa?"

Zafriel mendesis "apanya?"

"Nggak usah bertele-tele."

Zafriel menatap Vano sendu namun juga marah mengalihkan pandangan matanya kearah sepatu yang dipakainya.

Lalu matanya menatap pada vas bunga di meja kasir yang berisi sepuluh tangkai bunga poppy merah.

Lalu berganti menatap kalender dinding yang sekarang adalah tanggal 7.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang