Past 38

6.6K 706 39
                                    


"ZAFRIEEEL!"

Rena segera bangkit dan berlari ke arah Zafriel yang berada dibalik kerumunan sana. Meninggalkan Alva yang sedang menelfon Aksa agar segera sampai di sekolahan.

Kaki Rena sakit membuat tubuhnya hampir roboh, untung ada Silva yang entah sejak kapan sudah ada disampingnya dan kini sedang menyangga tubuhnya agar bisa berdiri dengan baik.

"Sil, Zafriel Sil."

Silva membelah kerumunan tersebut dengan cepat.

"MINGGIR ANJIRR! BAYI GUE ITU."

Ia bisa melihat Zafriel yang sedang duduk di temani beberapa orang yang memberikan pertolongan pertama.

Wajahnya penuh dengan cipratan cairan merah, juga seragam dan rambutnya. Tangannya juga terdapat banyak luka.

"Sst."

Sesekali mulutnya meringis kala lukanya disentuh.

Bahkan kini tubuhnya dipapah menuju halte bus agar tidak berada ditengah jalanan dan mengganggu pengguna jalan lain.

Berbeda dengan Rena yang kini melihat jasad siapa di sana. Siapa itu? Kenapa orang itu menyelematkan Zafriel dan merelakan nyawanya?

Jasad itu kini sudah dibawa ambulance yang ditetapkan sebagai korban tabrak lari.

"Sil, itu siapa? Yang udah dorong Zafriel biar nggak ketabrak?"

Silva menggelengkan kepalanya pelan, "Aku juga nggak tau. Kita samperin Zafriel yuk."

Saat mereka membalikkan badan untuk menghampiri Zafriel, anak itu malah menangis keras. Seolah ia baru saja kehilangan sosok penting dalam hidupnya.

Alva bahkan terdiam. Sudah lama Zafriel tak menangis sekeras dan sepilu itu.

"Hiks... "

"AAAAAA KENAPA DIA YANG PERGI!!!"

Alva memeluk tubuh Zafriel. Ada apa sebenarnya?

Rena dan Silva juga saling berpandangan bingung. Berbeda dengan orang lain yang kini terdiam karena mereka pikir Zafriel menangis karena luka di kaki dan tangannya sangat sakit.

"Kenapa Al?"

"Kenapa dia yang ketabrak? Kenapa dia ngorbanin dirinya Al, kenapa?!"

Alva hanya mampu terdiam karena ia juga tak tahu siapa yang sudah menjadi korban tadi.

"Hiks... Al hiks.... dia dibawa kemana tadi?"

"Al nggak tau Zaf."

"Korban dibawa ke rumah sakit Harapan Senja."

Salah seorang siswa menjawab pertanyaan Zafriel tadi lalu dengan beberapa orang lain yang mulai pergi dari hadapan Zafriel karena ada beberapa polisi yang sedang bertanya kejadian lengkapnya di TKP.

Beberapa orang bahkan dengan sukarela menjadi saksi untuk kasus itu. Juga ada banyak sekali reporter dan jurnalis yang kini memenuhi area depan sekolahan.

"Jadi ada berapa korban Dek?" tanya seorang polisi yang kini jaraknya tak jauh dari tempat Zafriel duduk.

Hingga suara mereka terdengar dari sini meski sedikit riuh karena banyak reporter yang meliput.

"Ada dua korban Pak. Satu remaja sekolah kelas sebelas Pak, inisial Z. Dia ada disebelah sana." jawab seorang siswa tadi sambil menunjuk Zafriel yang sedang duduk bersama banyak orang lainnya.

"Satunya lagi seorang Ibu-ibu belum diketahui identitasnya karena tadi langsung dibawa oleh petugas ambulance dari rumah sakit Harapan Senja. Dia korban yang meninggal dunia ditempat karena menolong remaja itu Pak. Dengan cara mendorong remaja itu dari tengah jalan dan membuat dirinya sendiri tertabrak mobil itu."

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang