Past 39

6.7K 648 17
                                    

"Mantan model ternama Maria Dayu dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan."

"Maria Dayu dinyatakan meninggal setelah menyelamatkan seorang remaja sekolah menengah keatas dari insiden kecelakaan tabrak lari."

"Maria menyelamatkan remaja berinisial ZA hingga meregang nyawanya. Ini profil dan apa hubungan keduanya."

"Maria Dayu menyelamatkan menantu keluarga Sciglio hingga kehilangan nyawanya. Bagaimana tanggapan Tuan Aksa tentang hal ini?"

"Malaikat kita sudah kembali. Publik semakin berasumsi bahwa skandalnya dulu adalah palsu dan setingan."

"Fakta baru! Ternyata Maria Dayu memiliki seorang putra berinisial E. Lalu dimana keberadaannya sekarang?"

Kematian mantan model Maria Dayu mendapatkan banyak sekali simpati masyarakat dan netizen.

Maria yang sudah kondang akan berita panasnya dulu kini berganti dengan berita kembalinya malaikat tanpa sayapnya.

Bahkan kini para reporter menyerbu TPU tempat Maria disemayamkan.

"Mama... "

Zafriel terduduk di atas tanah itu, sebuah gundukan tanah yang masih baru dan basah ada disebelahnya.

Ada Alva yang sedari tadi terus mengelus kedua bahunya menguatkan. Aksa sedang berbicara pada beberapa awak media agar mereka tidak terus-terusan mengganggu ketenangan menantunya.

Kini Aksa mengelus pucuk kepala Zafriel yang masih syok dan mungkin sedikit terguncang.

"Zafriel sayang. Pulang yuk Nak,Elgar butuh kamu sekarang."

Para bodyguard Aksa membentuk tameng agar Tuanya bisa kembali dan masuk ke dalam mobil dengan selamat.

Empat mobil hitam dan satu mobil berwarna merah milik Aksa melaju meninggalkan TPU secepat mungkin sebelum para reporter itu menggila karena haus berita.

Zafriel merasakan tubuhnya sangat lelah sekarang. Lukanya mulai terasa sakit dan kepalanya juga ikut mendadak pusing. Belum lagi terkena syok karena kematian Maria dan juga serangan pertanyaan dari para reporter.

Bahkan kini ia rasa mentalnya baru saja terguncang.

Sesampainya di mansion, ada Arkan yang sedang berdiri kaku diruang tengah sambil memegang telepon.

"Zafriel langsung ke kamar ya, Alva juga gih."

Tanpa membantah Zafriel dan Alva berlalu ke kamar masing-masing.

Zafriel membuka pintu kamarnya pelan dan mendapati sosok suaminya sedang termenung di dekat jendela balkon.

Zafriel tahu kalau Elgar nya sedang tidak baik-baik saja. Air mata yang tadinya sudah mengering kini mulai merembes turun melewati pipi tembem nya.

Ia melangkah mendekati suaminya dan memeluk tubuh tegap itu erat dari belakang. Menyembunyikan isak pilunya di punggung lebar sang suami.

"Zafriel tau? Setelah kamu mengisi separuh jiwa Kakak yang sudah mati dulu. Kini jiwa Kakak rasanya sudah hilang separuh lagi."

Zafriel semakin mengeratkan pelukannya. Ia tahu sehancur apa rasanya kehilangan orang tua. Karena ia juga pernah merasakannya dulu.

"Kakak memang kecewa sama Ibu sejak hati itu. Tapi apa Kakak bener-bener marah sama dia? Enggak Zaf. Kakak cuma masih terluka saat itu."

"Dia emang malaikat Zaf. Bahkan dia lebih milih buat ngecewain dirinya sendiri daripada buat Kakak kecewa sama kenyataan."

Zafriel membalik tubuh suaminya agar kini menghadap kearahnya. Menatap manik hitam legam suaminya yang menatapnya dengan penuh tatapan kosong dan putus asa.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang