Past 33

7.6K 665 16
                                    


Zafriel tersenyum manis melihat Elgar yang datang menghampirinya. Bau wangi sabun begitu tercium kala Elgar sudah ada didekat Zafriel. Menandakan kalau Elgar baru saja membasuh dirinya pagi ini.

"Baby masak apa?"

"Hmm coba tebak."

"Risotto?"

Zafriel menepuk kedua tangannya dengan senang.

"Yeay betul. Zafi dulu pernah dimasakin ini loh sama Ayah. Sekarang Zafriel juga pengen masakin ini buat Kak El."

Elgar menantikan moment ini. Moment dimana dia bisa berada di dapur bersama istrinya. Melihat Zafriel yang begitu antusiaa memasak ia sangat bersyukur. Pernikahan mereka tidak membuat Zafriel merasa terbebani.

"Kak El tunggu di sana aja. Nanti bau loh kalau di sini, kan Zafi lagi masak."

Elgar malah semakin menempeli Zafriel. Memeluk pinggangnya dan mengendus leher mulus istrinya itu.

"Baby bau."

"Huh? Iya deh nanti Zafi mandi lagi. Kak El sekolah hari ini?"

Elgar menggeleng pelan sambil mengecupi telinga Zafriel dengan gemasnya. Bau strawberry masih menempel walau semakin pudar karena kini penuh dengan aroma rempah-rempah dan bumbu dapur.

"Mau ke perusahaan Daddy lagi?"

"Proyek pertama."

Zafriel menganggukkan kepalanya mengerti. Elgar sudah diberi tugas lapangan oleh Daddy Arkan untuk proyek pembangunan perumahan elit Sandrina East Palace.

Rumah impian masa depan yang akan setara dengan Tracy Carty Palace. Yang dimana proyek ini tadinya adalah proyek pembangunan perumahan mewah biasa untuk kalangan menengah keatas.

Namun karena adanya korupsi dana secara berkala membuat proyek ini bermasalah besar. Daddy Arkan tertarik dengan lokasinya hingga membuat Elgar bertanggungjawab akan pembangunannya.

Jadilah ia membuat ide untuk membangun sebuah perumahan elit bernuansa hijau dan klasik. Elgar ingin menjadikan perumahan itu sebagai perumahan pertama yang mengandung unsur kerajaan klasik namun hadir di era modern.

Maklum saja karena otaknya sudah encer. Masalah ide adalah hal yang mudah dan untuk membantunya Elgar akan sepenuhnya bertanggungjawab.

"Jadi Kak El beneran mau sekolah di rumah aja?"

"Iya By."

Bibir Zafriel mengecurut lucu "Terus nanti Zafi sendirian dong sekolahnya."

Elgar sudah mati-matian menahan gemas agar ia tak menerkam bayinya di sini.

"Kan ada Alvano."

Zafriel mematikan kompornya lalu berbalik menghadap Elgar. Memberikan kecupan disudut bibir suaminya dan menunduk.

"Iya deh. Tapi sekolah dirumahnya jangan lama-lama."

Suaranya mendadak mengecil dan terdengar begitu berat. Zafriel sedang ingin bermanja dengan Elgar, namun malah sang suami sudah akan sibuk bekerja.

"Nggak janji. Tapi usahain By."

Elgar mengangkat dagu Zafriel untuk melihat binar pada netra kecoklatan itu. Tersenyum manis membuat pagi Zafriel terasa jauh lebih baik.

"Senyum dong, sayangnya Kak El."

Bibir Zafriel berkedut pelan hingga senyum manis segera terbit. Kedua lesung pipinya tercetak jelas walaupun pipinya kini sudah semakin chubby.

Belum genap satu bulan ia tinggal di mansion ini namun penampilannya sudah berubah total.

Wajahnya semakin terlihat menggemaskan karena pipi chubby nya yang begitu terlihat lezat seperti mochi.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang