Oase

438 41 0
                                    

Ol’ Reliable.

Apa yang terlintas dalam benakmu, ketika mendengar atau membaca kata itu?

Ol’ Reliable adalah jaring ubur-ubur milik Spongebob Squarepants yang muncul di episode berjudul The Pink Purloiner. Di episode itu, ada nilai moral yang bisa kita petik, yaitu jangan berburuk sangka pada orang lain.

Hari ini, aku mendapatkan pelajaran itu secara langsung.

Aku pernah menganggap Kak Vina sebagai salah satu penyebab Ridho memutuskan aku. Kupikir, akhirnya mereka mulai menyadari perasaan satu sama lain, dan Ridho memilih Kak Vina karena mereka sesama dokter, yang pastinya Kak Vina akan lebih memahami kondisi Ridho daripada aku.

Mereka pure berteman. Itu yang Kak Vina jelaskan padaku. Saat melihat Ridho hancur akibat virus itu, seluruh teman-teman sejawatnya berusaha menguatkan Ridho, mereka tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada Ridho untuk bangkit lagi.

“Akhirnya, Ridho mau ketemu sama sepupu gue. Waktu kita ketemu di Cihampelas itu. Ridho bilang, dia nggak punya keberanian buat nunjukin muka di depan lo. Ridho ngerasa nggak pantes buat lo, Nis. Dia milih mundur karena masih banyak laki-laki di luaran sana yang lebih sehat buat menjadi pasangan lo. Ridho menganggap dirinya pesakitan, Nis. Hancur, Ridho benar-benar hancur.

Sekarang, gue sama teman-teman bersyukur banget, ngeliat Ridho sudah berdamai dengan dirinya sendiri. Kami bahagia, begitu dapat kabar Ridho akan meneruskan pendidikannya.” Kak Vina memandangku sambil tersenyum tipis. “Maaf kalau gue bikin lo salah paham. Waktu gue mau jelasin, media sosial gue udah lo blokir semua.” Setelah Ridho memblokirku, aku juga memilih memblokir Kak Vina. Takut merasa sakit hati melihat kebersamaan mereka.

“Terus, kenapa Kak Vina sempet sinis ke gue di pesta waktu itu?” pertanyaanku membuat mata Kak Vina membesar.

“Lo ngerasa ya, Nis? Sorry, waktu itu gue kesel aja sama lo. Seminggu sebelum itu, gue lihat lo berduaan sama cowok lain, di saat lo udah punya Ridho.” Wajah Kak Vina terlihat dongkol saat mengatakan itu.

“Starbucks. Gue liat lo ketawa-tawa sama Mas Alex di sana waktu itu.” Ucapnya sambil menatapku.

“Hah?” beoku. “Mas Alex…? Maksudnya… Kak Alex? Kak Vina kenal Kak Alex?” tanyaku.

“Gue naksir Mas Alex dari SD.”

“HAH?!” pekikanku membuat beberapa orang di taman rumah sakit ini menengok ke bangku yang kami duduki.

Kak Vina tertawa melihat reaksiku. “Gue sama Mas Alex itu tetanggaan. Gue udah naksir dia dari zaman dia masih alay. Mirisnya, gue cuma dianggap adik aja sama dia. Waktu liat Mas Alex ngusap-ngusap kepala lo, gue rasanya pengen jambak rambut lo, Nis. Kayaknya jengkelnya masih kebawa sampe ketemu lo di pesta.” Jelasnya.

Aku refleks memegang kepalaku. “Kak Alex itu editor gue, Kak.”

Kak Vina mengangguk sekali, kemudian terkekeh. “Tau, kok. Mas Alex pernah bilang, dia punya penulis anak kampus gue.”

“Ya ampun. Gue mikirnya, lo sinis tuh karena cemburu gue pacaran sama Ridho atau karena gue macarin mantannya temen lo, Kak Meisya.”

“Aduh, kacau!” Kak Vina tertawa, kemudian tiba-tiba menghentikan tawanya. Dia menatapku serius. “Fun fact, Meisya sama Ridho pacaran karena gimmick.”
Bengong. Aku tidak tahu harus mengeluarkan respon seperti apa lagi.

-

Siang ini aku masih menemani Tante Widia dan Tia di rumah sakit, karena bosan juga berdiam diri di rumah tanpa kegiatan apapun. Sepertinya aku harus mencari kegiatan baru untuk mengisi waktu luang. Haruskah aku ikut kelas beladiri? Seperti pencak silat, misalnya.

Meant to Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang