Aba-Aba

505 50 0
                                    

And I, your willing victim
I let you see the parts of me, that weren't all that pretty
Pink - Just Give Me a Reason

***

Aqua botol terulur ke arahku saat aku berjalan ke luar gedung tempat latihan tarung derajat. Pelakunya adalah Agam.

"Halo, Babe." Senyumannya yang menawan ternyata mampu meluruhkan segala rasa kesalku. Aku buru-buru memalingkan wajah, untuk menyembunyikan senyum yang ingin muncul dari bibirku.

"Ngapain, disini?" tanyaku datar.

"Nungguin kamu, lah." Tangannya mengacak rambutku yang lembab karena keringat. "Nih, minum dulu."

Aku mengambil botol yang diulurkan oleh Agam. "Nggak romantis banget, aqua botol." Aku mengerucutkan bibir.

Agam mengangkat sebelas alisnya. "Terus maunya apa?" senyumnya menawannya tak luntur juga.

"Nggak ada." jawabku ketus.

Agam tertawa sambil mencubit kedua pipiku. "Ya udah, ayo kalo mau yang romantis." Tangannya menuntunku menuju mobilnya.

"Nggak usah lah, Gam. Aku mau pulang aja, lengket banget badanku ini-," perkataanku terhenti begitu Agam membuka pintu tengah mobil. Sebuah boneka kucing besar berwarna merah muda beserta buket bunga berisi belasan mawar merah, nangkring di jok tengah mobil Agam.

Agam kegirangan karena merasa sudah berhasil mengejutkanku, kemudian mengambil buket bunga dan menyerahkannya kepadaku.

"Maaf ya, Babe. Aku akhir-akhir ini sibuk terus sampai nyuekin kamu. Kamu mau maafin aku, kan?" Agam terlihat sungguh-sungguh dari tatapannya.

"Hmm. Aku juga minta maaf, udah marah-marah."

Agam tersenyum, kemudian menumpukan telapak tangannya di lutut untuk mensejajarkan wajahnya denganku. "Makasih, ya."

Aku menaikan buket ke wajahku saat Agam mulai mencondongkan wajahnya ke arahku. "Aku belum mandi, Gam " bisikku membuat Agam tertawa.

-

Boneka kucing di sampingku membuatku tersenyum begitu membuka mata. Tanpa aku duga, semalam Agam menungguku di tempat latihan. Belasan bunga mawar semalam, sudah aku pindahkan ke dalam vas yang ku simpan di meja belajar.

Selama berbulan-bulan bersama Agam. Baru kali ini Agam memberiku bunga. Sebenarnya, aku tidak terlalu suka bunga. Tapi, karena Agam yang memberi, aku akan menyimpan merawat bunga itu dengan sepenuh hati.

Aku memeluk boneka dengan gemas sebelum melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Hari ini, aku akan menghabiskan hari minggu bersama kedua orang tuaku.

Yippee!

Pagi hari kami mulai dengan berjalan-jalan di Car Free Day Dago. Sepulangnya, kami berbelanja sayuran dan laukpauk. Siang ini, rencananya kami akan membuat masakan nasi liwet sunda.

Sesampainya di rumah. Kami langsung bagi-bagi tugas. Mami dan Papi di bagian nasi liwet, aku di bagian baking. Sesuai dari request Papi, kali ini aku akan membuat red velvet roll cake.

Setelah mandi dan melaksanakan ibadah shalat dzuhur, kami mulai menyantap hasil kerja kerasa kami sejak pagi. Rasanya memang tidak terlalu wow, tapi cukup nikmat karena dinikmati bersama-sama.

"Tawaran jadi juri itu udah yakin mau kamu ambil, Nak?" tanya Papi saat kami mulai menikmati kue buatanku.

Aku menganggukan kepala sambil menelan kue yang kukunyah. "Iya, Pi. Aku juga bisa sambil belajar selama prosesnya nanti."

Meant to Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang