45x + 12= 102

1.7K 233 14
                                    

Siapa yg gamon sama ingenious? ☝

Yuk bisa yuk vote

"Ini udah fix banget." Bagas menyeringai puas dan meletakkan tab di atas meja. "Peringkat terakhir, pakai jalur orang dalam."

"Masih bahas itu? Dia pernah bilang ikut tes, bukan lewat orang dalam."

"Lo berdua percaya? Gue nggak, sekalipun kepsek pernah bilang dia ke terima di Laskar Angkasa pakai jalur tes masuk. Anak nggak niat sekolah gitu, nggak pantas ada di sini."

"Ujian semester kemarin dia peringkat empat dan ngalahin lo, belum cukup?"

"Menyogok kepala sekolah, maybe? Ingat, dia itu siapa?" Bagas tinggalkan begitu saja ruang study. Menyisakan dua orang yang sejak tadi bersamanya di kursi masing-masing.

Hening.

"Jadi, benar? Mau seberapa besar pembuktian kita ke orang lain ... kalau orang lain itu udah punya penilaian sendiri tentang kita ... nggak mudah untuk dipaksa?" ucap Dhira kalem pada dirinya sendiri.

Assen melirik, ia melihat jari-jari tangan Dhira menganggur di atas paha berlapis rok seragam abu-abu. Ia pun berinisiatif menyatukan jari tangan mereka.

Assen membiarkan Dhira sadar akan perlakuannya pun menoleh. Mereka menatap satu sama lain. "Seperti mami ...."

Assen tersenyum. "Mami bukan orang lain."

Dhira menambahkan. "Mami akan mengakui lo sebagai anak, kalau lo bisa menuruti kemauannya untuk selalu nomer satu."

Dunia milik berdua, mereka mengeratkan genggaman tangan satu sama lain.

"Mami yang akan tetap kecewa meskipun lo nomer satu, tetapi gue tertinggal jauh di bawah."

"It's okay."

~

"Rafael!" Setelah lima hari tak masuk sekolah, Lea menyambut paginya dengan menyapa temain baik yang baru akan masuk ke gedung SMA Laskar Angkasa. Rafael yang membawa kamera hitam di tangan kanan.

"Lea?" Senyum Rafael mengembang.

Mereka berdua sama-sama menghampiri dan mengabaikan pandangan teman-teman sekitar. Berita fakta yang menghebohkan kemarin tak bisa dihindari masih menjadi topik hangat hingga hari ini.

"Lo sekolah hari ini? Chat gue dari kemarin nggak lo balas. Gue khawatir lo—"

"Gue baik-baik aja. Gue akan selalu baik-baik aja."

"Lea, nggak ada manusia yang akan selalu baik-baik aja—"

"Gue akan berusaha, Rafael."

Tak ada kata yang diucapkan Rafael selain. "Ke kelas bareng?"

Lea mengangguk dan tersenyum. "Duh!"

Seseorang dari belakang sengaja menabrakkan bahunya kasar ke Lea saat berjalan. Sorot matanya yang tajam saat menoleh ke belakang membuat Lea mengernyitkan dahi.

IngeniousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang