42 - Terbaik

1.7K 232 27
                                    

Siapa yang ikut senang kemarin waktu Lea dinyatakan nggak remedi? 🤩

Oh iya, makasih udah sabar nunggu Ingenious update yuk semangat yuk

-----

"Lo udah lihat pengumuman?"

Tidak mungkin lupa, kepala sekolah bilang pagi ini akan mengumumkan peringkat ujian akhir semester dua. Di mana bukan hanya di tempel di papan pengumuman, tetapi juga diberitahukan lewat tab.

"Memang udah ada?"

Pertanyaan Lea tidak di jawab. Bagaimana mau di jawab, Lea berbicara ke diri sendiri setelah ia sekilas menguping pembicaraan temannya di koridor dan rasa penasaran tersebut mengantarkan Lea pergi.

Ke gedung kelas sepuluh yang tampak ramai. Lebih tepatnya di sekitar papan pengumuman. Karena itu Lea sekarang sedang memikirkan cara untuk menyela agar tidak terhimpit di depan sana. Kalau saja benda pipih tidak dia tinggal di laci kelas dapat dipastikan dirinya tak akan kerepotan detik ini.

Menyatukan telapak tangan dan diarahkan lurus ke depan. "Minggir-minggir, mau lewat. Ini sempit banget."

Mau kembali ke kelas, tetapi sudah diburu penasaran. Kelas jauh dan posisi sekarang ada di dekat tempat tujuan, jadi Lea pikir sekalian.

Huh!

Menghela napas lega. Lea sekarang berdiri tepat di depan kertas berwarna putih yang ditempel-tempel rapi.

Mencari letak nama secara teliti, setelah mengecek di peringkat terakhir bukan namanya yang tertulis. Sebenarnya Lea sudah menebak tidak mungkin ia telah belajar sungguh-sungguh waktu itu, tetapi tetap di peringkat paling bawah seperti semester satu.

Setidaknya, bukankah harus ada perubahan di dalam hidupnya meskipun sedikit?

"Nama gue mana, sih? Masa dari tadi nggak ketemu-ketemu. Ya kali, sekolah lupa taruh nama gue. Melupakan gue."

Nggak-nggak, cukup kakek aja yang pernah melupakan gue.

Tidak jauh dari tempat Lea berada, berdiri seseorang tampak percaya diri—ikut bangga atas pencapaian peringkat Lea. Dia Rafael. Lebih dulu mengetahui hasilnya.

Rafael belum berniat menghampiri Lea. Lebih ingin mengamatinya saja dari kejauhan. Dengan senyuman terbaiknya.

"Gue masih nggak percaya, paling peringkat terakhir nyogok kepala sekolah."

"Pasti lah, di luar nalar. Semester satu udah jelas nilainya hancur. Masa tiba-tiba semester dua rata-rata nilai ujiannya ada di peringkat—"

Tidak sengaja mendengar pembicaraan dua teman beda kelas baru saja lewat di dekatnya, Rafael menghampiri. "Jangan asal nuduh. Lea nggak nyogok kepala sekolah. Dia belajar sungguh-sungguh."

~

Ruang study dipenuhi empat orang—duduk di kursi berbeda. Mereka menatap layar tv di dinding. Menampilkan hasil peringkat dan rata-rata nilai ujian akhir semester dua kelas sepuluh SMA Laskar Angkasa angkatan ke sebelas.

1. Assen Syahreza (X-1) 98.50

2. Dhira Zafirah (X-1) 95.25

3. Alsa Ratu (X-1) 92.78

4. Lea P. Aurora (X-7) 87.96

IngeniousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang