Di baca pelan-pelan, ya....
-----
"Lea! Lo jangan kayak gini!"
Hampa yang dirasakan Lea sekarang. Mau berapa kali juga Rafael memanggil namanya tak akan ia menoleh. Jalan kaki tiada tujuan yang penting berjalan di trotoar setelah keluar dari apartemen.
"Ayo naik motor, gue antar pulang!" Di situ juga, Rafael berusaha mengimbangi Lea dengan memelankan laju motor. Sangat pelan.
Lea mengingat masa lalu saat usianya menginjak empat belas tahun. Lea mendengar orang suruhan kakek sebelum Melati direkrut. Di dalam mobil bersama pria berusia empat puluhan. Sedang menerima panggilan telepon dari kakek di seberang.
"Tuan, tenang saja. Saya akan urus semuanya. Dapat dipastikan, putri Tuan tidak akan terlibat dalam tragedi menewaskan banyak orang kemarin. Dia adalah korban dan bukan pelaku utama penyebabnya."
Lea yang kala itu dikira hanya anak remaja polos serta tidak akan memahami perkataan orang dewasa. Putri Tuan—yang dimaksud wanita yang telah melahirkannya.
Lea yang saat usianya empat belas tahun tak pernah tahu cara digunakan mereka untuk melindungi mama. Lea yang baru paham saat usianya mendekati tujuh belas tahun kalau ternyata dengan cara mengorbankan orang lain.
"Lea!"
Lea tersadar dari lamunannya. Rafael tiba-tiba muncul di depan matanya dan berkata, "Mau sampai kapan jalan terus? Nggak capek?"
Tanpa ada hujan turun membasahi wajahnya, setetes demi tetes air matanya jatuh dan Rafael menjadi saksinya.
~
Kemarin iPad kakek tertinggal di meja ruang tamu rumah. Lea iseng pun membukanya dibuat mainan tidak jelas asal buka lebih tepatnya kepo. Lea tahu kata sandinya karena dulu pernah mengintip dan sampai sekarang ingat.
Bukan maksud Lea tidak tahu privasi orang tua bahkan lebih tua. Lea hanya penasaran di WhatsApp kakek menamai kontaknya apa. Mungkin kah cucu kesayangan?
Ternyata tidak, hanya nama biasa lalu saat akan mengusap layar kembali ke menu, tidak sengaja jari tangannya menyentuh dan membuka otomatis salah satu pesan dari kontak yang Lea yakini orang suruhan kakek bukan Melati. Kakek punya banyak orang suruhan dan Lea tahu itu.
Betapa heran Lea melihat isi pesan yang telah dibaca pemiliknya. Pesan berupa foto seseorang yang ternyata Lea kenal. Ia salah satu murid di SMA Laskar Angkasa tapi sudah menjadi mantan karena belum lama ini dikeluarkan karena terlibat banyak kasus kenakalan remaja.
Di atas foto ada sebuah gambar. Memperbesar gambarnya ternyata koran berisi berita. Lea melotot membacanya.
Seorang Bocah 14 Tahun Nekat Mendatangi Kantor Firma Hukum Pradita Meminta Bantuan Keadilan, Tetapi Diabaikan Mereka.
Kemudian beralih melirik ketikan chat tepatnya di bawah foto muka Rika. Dia putrinya. Anak yang sama persis pernah datang di kantor tahun 2019
Dan, siapa sangka esoknya Lea menemukan berita koran sama persis ada di apartemen Rika. Padahal tujuan awal Lea mendatangi alamat tempat tinggal Rika hanya ingin mencari bukti apapun untuk memastikan. Ternyata benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingenious
Teen FictionBukan yang pertama tetapi terakhir seakan tidak punya tujuan hidup. Lea peringkat terakhir paralel dituntut ambisius dan harus mencari partner belajar (sejarah, matematika, biologi) supaya nilai rapornya tidak merah lagi. Kelompok murid ambis terga...