Vote dulu sebelum lupa ....
Ikhlas atau nggak semangat ya 😔
•
"Ganti motor. Nanti gue bilang sama kakek buat beliin lo motor baru."
"Nggak usah."
Lampu berganti hijau. Di perempatan jalan. Mobil berjalan maju, Lea melihat Rafael tertinggal di belakang. Setelah motor menyala kembali, Lea masih memperhatikan lelaki itu dimana tersenyum ke arahnya. Terlihat dari bentuk matanya.
"Untuk apalagi kamu di sini?"
"Maksud Kakek?"
"Pindah sekolah ke Jerman."
Sedetik saja, Lea belum bisa melepas pandangannya dari Rafael.
Tin! Tin! Tin ....!
Lea mengernyitkan alis saat Rafael mengerem mendadak motornya. Tatapannya yang melotot terekam jelas.
Brak!
Duar!
Guling-guling.
Bukan Rafael. Sebuah truk besar bermuatan 40 ton kayu menerobos lampu merah dari sisi barat. Menghantam tiga mobil yang menghalangi jalan dari arah selatan. Dengan kecepatan tinggi tanpa membunyikan klakson.
Hening.
Memori masa lalu Lea berputar ulang diingatan seperti kaset rusak. Tawa, canda, dan kesedihan.
Lea mengingat masa kecilnya. Hari-hari yang ia jalani di SMA Laskar Angkasa. Kakek mengomel karena nilai rapor. Mama, wajah cantiknya terlintas dibenak. Lea tersenyum.
~
"LEAAAAAA!!!!!!"
Honda sedan Civic berwarna putih seolah menjadi target utamanya. Di seret kepala truk sejauh puluhan meter.
Remuk, hati Rafael yang menyaksikan sendiri dengan mata telanjang. Bagaimana proses tragedi itu terjadi. Napasnya detik ini tercekat di tenggorokan. Seperti patung dengan jantung berdebar tak karuan.
"DI DEPAN ADA TABRAKAN!" teriak seorang warga.
Klakson mobil berbagai arah di belakang tak henti-hentinya membuat keributan. Jalan raya macet. Debu dan angin menjadi satu.
Air mata Rafael menggenang di bawah mata. Ia bergegas turun dari motor. Berlari pasrah bersama helmnya mengikuti arah truk itu membawa pergi mobil berpenumpang dua perempuan yang ada di hatinya. Lea dan kakaknya.
Rafael melepas dan melempar helmnya ke sembarang arah. Ia lanjut berlari dengan keadaan syok. Hingga di titik tertentu langkahnya melambat.
"Kak Melati," gumamnya membeku di tempat lalu jatuh berlutut.
Kepulan asap hitam. Api telah membakar sebagian badan mobil yang sekarang dalam keadaan posisi terbalik di pinggir jalan.
Rafael menelan ludah. Berharap sedang bermimpi.
~
Sirine ambulans menggema. Truk pemadam kebakaran beraksi. Tak butuh waktu lama untuk mereka datang. Jalanan yang biasanya macet, sore ini lenggang seolah bekerja sama dengan takdir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingenious
Teen FictionBukan yang pertama tetapi terakhir seakan tidak punya tujuan hidup. Lea peringkat terakhir paralel dituntut ambisius dan harus mencari partner belajar (sejarah, matematika, biologi) supaya nilai rapornya tidak merah lagi. Kelompok murid ambis terga...