Halo!
Selama baca Ingenious dari part awal, karakter tokoh yang paling menarik selain Lea siapa?
Jangan lupa Vote ⭐
Bacanya pelan-pelan, ya
Angka 1-99 perjuangan Lea dari awal mau di nilai berapa?
•
Perlahan membuka mata dan samar-samar melihat langit atap ruangan. Lea tidak tahu ada dimana. Yang ia rasakan sekarang kepalanya berdenyut.
Tumbang.
Sekeras apapun manusia berjuang. Ada masa dimana berada di titik paling lemah apalagi setelah mengabaikan kesehatan. Dan, saat ini Lea berada di posisi tersebut. Menjadi manusia tidak berdaya. Terbaring di atas ranjang klinik sekolah. Di temani sepi tanpa ada yang peduli dengannya.
Tidak. Kalau tidak ada yang peduli, bagaimana bisa dirinya tiba-tiba disini. Di tempat aman dengan selang infus di tangan. Tentu sudah pasti ada yang peduli.
Lea dengan tenaga seadanya mengangkat tangan kanan. Ia melihat cairan kering berwarna merah di jari-jari tangannya.
Darah.
Melirik sekitar dan menemukan jam dinding. Lea terdiam seakan otaknya berhenti bekerja dan napas di lubang hidung juga ikut tertahan. Ujian di jam terakhir telah berakhir.
Tap .... Tap .... Tap ....
Seseorang dengan setelan baju kantor baru saja masuk dari arah luar. Menghampiri Lea dan berdiri di samping ranjang. "Saya akan bawa Nona ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Siapa tahu Nona butuh di rawat inap."
Mengetahui kedatangan orang suruhan kakek. Lea memalingkan wajah. "Aku baik-baik aja."
Pada kenyataannya memang begitu, Lea akan baik-baik saja. Dia mengalami kelelahan dan dehidrasi.
Tok, tok, tok ....
Suara ketukan pintu dari luar menjadi perhatian baru, meskipun begitu Lea tidak mengubah posisi kepalanya. Dia tidak tahu siapa yang datang.
"Permisi ...."
Lea spontan menoleh saat mendengar suaranya yang tenang dan tidak asing.
Assen.
Lelaki itu datang membawa tas hitam miliknya yang ternyata masih tertinggal di ruang ujian. Assen berbicara dan menyerahkan tas itu kepada Melati setelah ditanya.
Lea dalam diam menatapnya lekat-lekat. Mata mereka juga sempat bertemu sebentar, hingga dia mengira kalau Assen itu seakan penasaran dengan kondisinya yang sudah terlihat membaik.
~
"Gimana keadaan lo?"
Lea jalan berdampingan dengan Rafael di dekat air mancur sekolah. Sejak tadi dirinya hanya ingin di dengar dan mengabaikan setiap kalimat yang diucapkan Rafael.
"Ya, lo tau Partner. Gue paling malas ujian susulan."
"Gue tanya, gimana keadaan lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingenious
Teen FictionBukan yang pertama tetapi terakhir seakan tidak punya tujuan hidup. Lea peringkat terakhir paralel dituntut ambisius dan harus mencari partner belajar (sejarah, matematika, biologi) supaya nilai rapornya tidak merah lagi. Kelompok murid ambis terga...