⚠ WARNING ⚠
Mengandung adegan kekerasan & kata kasar
----------------------------------------------------
Ambisi (1)
•
Bersembunyi di balik dinding. Suasana di lorong sekolah di bagian lain memang terkenal jarang dilalui banyak orang. Memegang tab dan menghidupkan kamera video. Merekam kejadian yang terjadi di depan sana.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Berawal tendangan teknik kaki kanan ke kepala. Pukulan tangan terkepal melayang sempurna di wajah lelaki yang sekarang rebahan di lantai sambil mengelap sudut bibirnya yang berdarah.
"Bangun lo! Gue geprek mati lo!" Suara tidak terima seorang perempuan dengan napas terengah-engah mengisi kesunyian.
"Mati lo! Dengar, nggak?" Lelaki yang sejak tadi menonton keributan mengejek korban.
"Hahaha! Lihat, nggak punya tenaga dia."
"Bangsat emang—"
"Jadi bocah belagu, sih. Makanya, jangan coba-coba menghina atlet kebanggaan Laskar Angkasa kita!" timpal cowok lain dengan tangan bersemangat.
"Rika di lawan! Maju terus pantang mundur saudara-saudara."
"Medali emas, nih, Bos!"
"Di asikin aja!" Dua cowok itu saling merangkul leher satu sama lain. "Uhuy."
Rika bersiap menendang. "Gue tendang lagi, nih!"
"Ja-jangan! Gu-gue minta maaf, Rik-Rika."
"Sekali lo bacot lagi, gue robek mulut lo!"
Korban terbatuk-batuk.
Sebelum ketahuan dan selesai merekam. Seseorang memakai kardigan pink segera pergi meninggalkan tempat.
"Rika, ada orang." Yang di panggil menoleh dan mengikuti arah mata. Melihat kain pink tertiup angin akibat berjalan cepat.
~
Buru-buru menjauh dan menggenggam kuat tab di depan tubuhnya. Perasaan panik berusaha rileks ada di dalam dirinya. Ia bertekad tidak akan menoleh ke belakang.
Deg.
Seseorang menarik tangannya ke belakang dan wajah mereka bertemu. "Oh, lo ternyata."
Alsa mencari kesempatan untuk kabur, tapi jalannya di halangi dua cowok. Salah satu berkata, "Queen Alsa, lo salah udah masuk ke kandang macan."
Memojokkan sampai-sampai Alsa mundur beberapa langkah berakhir ke dinding.
Rika mendekat dengan tatapan kesal. Tidak suka dengan kehadirannya. Melirik benda di tangan. "Ambil tab nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingenious
Teen FictionBukan yang pertama tetapi terakhir seakan tidak punya tujuan hidup. Lea peringkat terakhir paralel dituntut ambisius dan harus mencari partner belajar (sejarah, matematika, biologi) supaya nilai rapornya tidak merah lagi. Kelompok murid ambis terga...