Kepalaku masih berdenyut dan terasa pusing. Aku mencoba memijat kepalaku perlahan berharap rasa sakit ini menghilang.
Belum kepalaku yang terasa sakit hilang, perutku sudah berteriak meminta makananan. Ingat bukan aku menjatuhkan makananku tadi?."Apa sudah lebih baik?"
Aku terkejut mendengar suara Harry yang tiba-tiba datang dan duduk disebelahku sambil membawa nampang berisi sepiring spaghetti
dan segelas air. Aku melihat wajahnya yang tampak khawatir. Bukan, bukan aku terlalu percaya diri, aku hanya menebak. Ia menaruh nampan itu di atas meja."Ya, aku merasa lebih baik" aku menjawab pertanyaan Harry sambil memberi senyuman kecil diakhirnya.
"Kalau begitu kau harus makan" Ia menyodorkanku piring berisi spaghetti dan mengambil garpu serta memberikannya padaku.
Betapa pengertiannya dia, aku memang sedang sangat lapar sekarang dan ia membawakanku sepiring makanan.
Saat sedang asik memakan makananku, aku baru teringat 7 menit lagi aku akan masuk kelas.
Segera aku menghabiskan makananku dengan cepat, karena terlalu cepat sekarang aku tersedak.Cough cough cough
Segera aku menaruh piring yang ku pegang dan segera menepuk-nepuk dadaku.
Harry yang melihat itu, langsung menyodorkanku segelas air dan dengan perlahan mengambil gelas berisi air itu.
Selama aku minum, Harry mengelus punggungku perlahan dan akhirnya aku tidak tersedak lagi."Bisakah kau memakannya secara perlahan?" Tanyanya kesal dan masih mengelus punggungku perlahan.
"Maaf, aku harus menyelesaikannya secara cepat karena sebentar lagi aku ada kelas, kalau aku terlambat , aku akan menambah masalah hari ini" jawabku dengan nafas yang kembali teratur yang sebelumnya tersengal karena tersedak.
Aku segera mengambil tasku yang tergeletak dan memeriksa isinya.
Kembali aku melihat arloji ku yang menunjukan bahwa 3 menit lagi kelas akan segera dimulai."Harry, aku harus bergegas terimakasih untuk semuanya" aku berbicara cepat dan segera membuka pintu ruangan ini.
Sekarang kaki ku tengah berlalri dengan cepat berharap bisa menjangkau waktu yang tersisa hanya beberapa menit lagi.
Sudah lah aku pasti terlambat dan mendapat hukuman dari dosen itu.Knock knock
Aku mengetuk pintu kelas yang sudah ramai dan dosen itu sudah datang.
Aku benar-benar dapat masalah sekarang."Sorry sir I'm late" ujarku sambil tertunduk yang masih berada di ambang pintu kelas.
"Keluar dari kelasku" ujarnya datar dengan tatapan yang mematikan kearahku.
"But--"
"KELUAR!"
Aku mendesah pasrah dan segera berbalik yang membuatku bertabrakan dengan Harry. Dia telat? Sudah biasa . Sudah ku pastikan dia bisa mengikuti kelas.
"Kau mau kemana?" Ujarnya padaku sambil menatap kearah belakangku.
"Aku harus pergi dari sini, aku terlambat dan harus menerima konsekuensinya" ujarku menjelaskan padanya dan segera berjalan pergi.
Belum ada 3 langkah, lenganku ditarik oleh seseorang, maksudku Harry.
Dia menarikku masuk kembali kedalam kelas. Karena lenganku tertarik membuatku mengikuti langkah Harry menuju kursi deretan belakang yang biasa menjadi tempat untuk Harry dan ke-empat sahabatnya.Aku duduk tepat disamping kursi milik Harry dan aku merasa asing menduduki tempat mahasiwa populer.
Bagaimana tidak, tepat dibelakangku terdapat Liam dan louis dan dibelakang kursi Harry adalah Niall dan Zayn.Aku melirik kearah wajah dosen tersebut. Ia hanya terdiam dan melihat kearahku dengan wajah yang sulit diartikan, namun sepertinya itu bukan pertanda baik.
"Hey, jangan menatapnya seperti itu. Aku yang menyuruhnya masuk dan kembali lah mengajar sekarang!" Ujar Harry tegas dan sangat dingin. Dosen itu segera saja kembali mengajar tanpa memprotes keputusan Harry.
Suasana kembali normal, sekarang aku sedang mencatat apa yang dosen itu berikan dan ia menerangkan apa yang sedang ia ajarkan.
Aku memperhatikannya dengan serius. Aku tidak mau nilaiku turun dan beasiswa ku dicabut yang akan membuatku tidak bisa melanjutkan pendidikan.***
Melihat sekeliling rumahku yang tidak cukup besar ini, aku mencari dimana ibuku berada.
Aku berjalan menuju arah suara televisi yang menyala.
Sampai di ruang keluarga, benar adanya bahwa ibuku berada di sini."Hi ibu, kau sudah makan?" Tanyaku lembut sambil mencium pipinya dan duduk disampingnya.
Ibu mengangguk yang berarti menandakan ia sudah makan. Ia menyuruhku untuk segera makan dan membersihkan diriku, namun aku sangat malas untuk beranjak dari sofa ini.
"Segera mandi dan makan, ibu akan menyiapkan makanan untukmu" ujar ibuku sambil membelai rambutku yang panjang dengan telapak tangannya setelah itu ia berjalan kearah dapur.
"Aku malas mengambil handuk ibu, bagaimana kalau nanti saja" aku mencari-cari alasan agar tidak mandi sekarang karena aku begitu malas.
Seketika handuk berwarna biru polos melayang-layang dihadapanku yang sedang bermalas-malasan di sofa.
"Jangan banyak alasan Maddy, ibu sudah ambilkan handuknya dan segera pergi mandi" ujarnya sedikit berteriak dari dapur
"Baiklah, tetapi bisakah kau menggunakan cara yang normal memberikan handuk untuk anakmu?, aku bisa terkena serangan jantung jika melihat handuk melayang-layang dihadapanku secara tiba-tiba" aku menjawabnya dengan volume suara yang cukup keras dan segera mengambil handuk yang melayang itu.
Baiklah aku akan mandi, atau seisi rumah ini akan dibuat melayang oleh ibuku.
***
Hella, what do you think about this chapter?
Tysm for read and dont forget to vomment
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph [H.S]
FanfictionBagaimana kalau ternyata mempunyai sihir itu tidak seindah yang kau kira?