THREE

11.3K 1.3K 18
                                    

Meminum cokelat panas di malam yang sedang di guyur hujan bukanlah ide yang buruk.Isi cangkir yang penuh perlahan habis tak tersisa dan segera ku taruh cangkir yang kosong itu di atas meja dekat kasur tidurku.

Kembali pertanyaanku yang selalu tersimpan di dalam pikiranku telintas.
Aku terlahir dari kedua orangtua yang memiliki kekuatan sihir.
Tidak mereka tidak aneh atau apapun itu. Justru aku lah yang aneh. Aku tidak memiliki bakat tentang sihir sama sekali.
Seluruh tetanggaku maupun semua orang di kampusku, mereka semua memiliki bakat sihir walaupun berbeda-beda dari tingkatannya.

Hidup disuatu lingkungan dan menjadi minoritas, tunggu atau mungkin hanya aku yang tidak memiliki sihir sama sekali.
Pernah aku bertanya, benarkah aku anak kandung kedua orangtuaku. Namun pertanyaan itu membuat kedua orangtuaku sedih dan akhirnya aku putuskan untuk tidak pernah menanyakan hal bodoh itu lagi.

Pernah aku terkejut karena Harry mengetahui isi pikiranku, itu bukan terkejut karena ia memiliki sihir. Karena tentu saja semua orang yang kukenal memiliki kekuatan sihir. Aku terkejut karena kekuatannya membaca pikiran.
Ibuku adalah pengamat ilmu sihir sejak dulu, ia menuturkan bahwa keahlian membaca pikiran itu sudah sangatlah langka, jika pun ada ia adalah orang yang memiliki kekuatan yang besar.

***

Mengambil langkah panjang membuatku cukup lelah. Hari ini aku terlambat bangun walaupun begitu aku bisa sampai disekolah tepat waktu.

"Ouch" aku mengerang pelan karena tidak sengaja menabrak seseorang. Lagi.

"Maddy, kau bisa berjalan dengan perlahan dan hati-hati. Atau kau akan menabrak seluruh orang yang berada dekatmu" Harry menggelengkan kepalanya. Kesal, pagi-pagi aku sudah membuat kesalahan dan mendapatkan ceramah gratis dari pria itu.

"Maaf" ujarku singkat tanpa memalingkan wajahku yang menunduk akibat malu.

Ia hanya meninggalkanku tanpa berkata satu kata pun. Oh
Mengapa lelaki itu berubah menjadi manusia es kembali.
Tanpa berpikir panjang, aku kembali melangkahkan kakiku menuju kelas.

***

Langit sore menyapaku. Aku berjalan kaki menuju rumah sepulang dari kampus. Angin kencang menerpa wajah serta rambutku yang panjang menjadi berkibar layaknya bendera.
Semakin aku merapatkan sweater putihku karena tubuhku merasa menggigil.

Hanya tinggal beberapa langkah akhirnya aku dapat membuka pintu rumahku dan segera memasuki rumahku.
Kepalaku terasa sangat pusing dan sangat lemas.
Merasa tidak sanggup berjalan kekamarku, aku memutuskan untuk duduk di sofa dan menyenderkan tubuhku.

"Maddy, kau kah itu?" Ibu memanggil seraya menghampiriku yang tengah memijat kepalaku.

Aku menjawab pertanyaan ibuku dengan anggukan karena aku merasa tidak sanggup berbicara.
Tidak lama darah segar mengalir dari hidungku. Aku terhenyak kaget melihat darah itu mengalir .

Ibuku segera menidurkanku agar darah itu tidak semakin mengalir. Lalu ibuku segera mengambil ramuan yang aku tidak tau namanya.

"Ibu mengapa darah ini terus mengalir" ujarku nyaris tidak terdengar

Ibuku hanya tersenyum dan segera memberikanku segelas air dan membersihkan darah yang masih mengalir.
Namun setelahnya aku merasa sudah tidak sadarkan diri.

***
Hello, akhirnya ke update juga, vomment ya. Tadinya udah mau dipost dari kemarin cuma keasikan mention-in the boys , Ya I know , I cant get their respon bhay 😂

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang