THIRTY-FIVE

6.5K 1K 30
                                        

Harry yang melihat gadis yang ia sayangi itu menangis, dengan gerakan cepat ia menghampirinya dan memeluk tubuh mungil Maddy. Gadis kecil itu menangis terisak di dekapan Harry.

"Mengharukan."

Mendengar suara berat seorang lelaki, kedua bocah tersebut memalingkan wajah mereka ke arah suara itu berasal.

"Siapa kau?" Tanya Harry dengan tatapan tidak suka ke arahnya.

Lelaki itu hanya terkekeh sambil memandang meremehkan ke arah Harry dan Maddy. Senyuman licik miliknya terukir di kedua sudut bibirnya saat ini.

"Aku?, tentu saja salah satu orang yang berhasil menyusun strategi untuk membunuh ibu dari gadis kecil bernama Maddy."

Ucapan yang terlontar dari lelaki tersebut sontak membuat Maddy menjadi geram dan sangat marah. Saat itu juga rasa amarah yang berkobar menghiasi seluruh tubuhnya.

Wajah lucu layaknya seorang bocah terganti dengan raut marah yang memuncak.
Lelaki itu hanya tertawa melihat ekspresi wajah Maddy yang menurutnya tidak lah menakutkan.

Harry yang melihat tangan Maddy yang mengepal kuat dengan kepala yang di tundukan hanya bisa mengelus pelan pundak gadis itu.

Wajahnya yang tertutup rambut panjangnya, tidak memperlihatkan wajahnya yang sudah merah padam akibat kejadian ini.

Barang-barang di rumah ini pun mulai bergetar dan semakin lama getaran itu menjadi cepat. Tidak jarang benda-benda itu berjatuhan dan pecah berkeping-keping.

Lelaki tua yang masih tertawa itu membungkam mulutnya saat melihat kejadian saat ini. Ternyata apa yang dikiranya mengada-ngada tentang Maddy adalah salah.

"Kau seharusnya yang mati di tanganku!"

Mengangkat perlahan kepalanya yang sebelumnya tertunduk. Gadis kecil itu memperlihatkan raut wajahnya yang tersenyum picik.

Mungkin gadis seumur Maddy saat ini sangatlah jarang mengatakan kata-kata seperti yang di ucapkan Maddy, namun itu mungkin saja jika Maddy yang mengatakannya.

Sisi gelap gadis itu mulai muncul, Harry yang melihat sisi gelap gadis yang di sayanginya itu hanya bisa berharap ia tidak terluka.

Lelaki itu memegang lehernya seperti tercekik. Ia terlihat seperti susah bernafas padahal tidak ada yang mencekiknya.

Maddy yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan semakin menutup udara yang akan dihirup oleh lelaki itu.

"Lihat betapa menyedihkannya dirimu, lelaki tua tidak berguna."

Maddy terus menyiksa lelaki itu dengan kekuatannya yang ada, sebenarnya bisa saja lelaki itu langsung mati, hanya saja Maddy ingin melihat lelaki itu menderita terlebih dahulu.

Setelah merasa cukup bermain-main, lelaki itu pun menghembuskan nafas terakhirnya di tangan gadis kecil yang menurutnya hanya lah gadis kecil tidak berguna.

Detik itu juga seluruh bumi di guncang seperti terkena gempa. Bukan, itu bukan gempa yang di akibatkan oleh alam. Itu gempa yang di akibatkan oleh kekuatan Maddy yang memancar.

Setelah itu tubuh gadis kecil itu lunglai dan terjatuh. Namun sebelum tergeletak, Harry sudah menangkapnya terlebih dahulu.

Lelaki yang sudah tidak bernyawa itu perlahan menghilang berubah menjadi abu hitam.

Sejak kejadian itu, ingatan Maddy menghilang entah kemana. Sisi gelapnya juga tiba-tiba menghilang. Kekuatannya ikut melenyap dan seluruh penghuni bumi ini telah di hapus ingatannya tentang Maddy yang memiliki kekuatan.

Harry,Niall,Louis,Liam dan Zayn adalah teman dekat Maddy sejak kecil. Hanya mereka dan ibu angkat Maddy yang tidak terhapus ingatannya karena memiliki ikatan dengan Maddy.

Selama ini Maddy memang hidup bersama ibunya yang memang bukan ibu kandungnya. Wanita yang di anggap ibunya itu hanya orang kepercayaan ibu kandung Maddy yang sangat menyangangi Maddy seperti anaknya sendiri.

Ingatan Maddy sudah di rancang tidak mengingat masa lalunya yang sebenarnya. Ia hanya mengingat masa lalunya yang di buat oleh ibu kandungnya guna menyelamatkan putri kesayangannya itu.

Ingat bahwa Maddy tidak memiliki seorang teman dan sering mendapat ejekan?, itu juga adalah skenario yang di bentuk ibunya agar tidak ada yang menyadari kehadiran Maddy.

Harry,Niall,Louis,Liam dan Zayn pun menjalan rencana mereka untuk tidak mendekati Maddy sampai waktu yang tepat. Namun walau begitu, Maddy selalu dalam pengawasan mereka.

Harry yang memiliki perasaan lebih terhadap Maddy tidak mungkin membiarkan gadis kesayangannya itu terluka.

Harry dan Maddy memang seperti di takdirkan untuk saling mencintai. Mereka sudah seperti sepasang kekasih sejak mereka masih menjadi anak-anak.

***

"Harry?"

Yang terpanggil pun tersenyum. Harry mengelus puncak kepala gadis itu dengan sayang.

"Mengingatkku, huh?" Ujar Harry sambil terkekeh ke arah Maddy.

Maddy yang mendengar itu hanya terkekeh kecil dan memamerkan senyuman manisnya kepada kekasihnya itu.

"Tentu aku mengingatmu sayang." Tutur Maddy dengan senyuman di akhirnya.

Sungguh senyuman Maddy adalah narkoba bagi Harry. Harry menganggap senyum itu membuat harinya lebih berwarna.

"Apa aku masih harus bertemu dengan orang orang yang mengincarku?" Tanya Maddy serius dengan tatapannya yang menunjukan bahwa ia sangat berharap sesuatu.

"Semakin banyak yang mencarimu, tetapi aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh gadisku, walau hanya seujung rambut." Tutur Harry lembut menjawab pertanyaan Maddy.

Setelah itu, Maddy memeluk Harry dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Harry.

***

HAII HAII HAII SEMUA, OLIVIA BALIK NIH. AKHIRNYA YA MADDY...

ADA YANG MASIH MAU MASUK GROUP LINE?
ADD : _bungaolivia
Greet aku aja ya.

OH IYA JANGAN JADI SILENT READER YA SAYANG SAYANGKU, HARAGAIN AKU YA CINTAHH, SUSAH LOH BIKIN CERITA INI WALAUPUN JELEK. SOALNYA UDAH JARANG YANG COMMENT TRUS YANG VOTE TAMBAH TURUN :(

VOTE YA JANGAN LUPA COMMENT JUGAA, SPAM COMMENT LEBIH BAGUS WKWK.

YAUDAH MAKAZIHHH.

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang