EIGHTEEN

6.7K 981 44
                                    

Karena teriakan Niall yang cukup kencang membuat Zayn,Louis dan Liam datang dan melihat ke arahku dan Harry.
Oh yang benar saja, saat ini posisiku masih dalam jarak dekat dengan Harry.

Dengan gerakan tiba-tiba, aku mendorong dadanya dan menjauh beberapa langkah dari Harry. Pipiku mulai terasa panas dan aku sangat yakin perbedaan warna kepiting rebus dengan pipiku adalah sama.

"Bagaimana, rasa rindumu terhadap Harry sudah terobati?" Louis angkat bicara dengan nadanya yang mengejekku. Ku tatap Louis dengan kesal, bagaimana bisa ia berbicaa seperti itu sedangkan mereka semua telah berjanji tidak akan memberi tau Harry tentang perkataanku.

Melipat kedua tanganku sambil menggerutu membuat Niall,Louis,Liam dan Zayn tertawa dan Harry hanya tersenyum tipis ke arahku.

Dengan perasaan begitu kesal, aku melangkahkan kakiku pergi berniat untuk ke kamarku dan berteriak sekeras-kerasnya.

Namun saat aku berjalan aku merasakan tubuhku terangkat dan secara refleks aku menggantungkan kedua tanganku di leher Harry untuk menyeimbangkan tubuhku.

Masih terkejut dengan tingkah Harry yang mengangkat tubuhku dengan tiba-tiba, mataku kembali bertemu dengan mata hijau emerald miliknya.

"Aku rasa di kamarku lebih baik." memecah keheningan diantara kami, Harry mengucapkan kata yang sukses membuat wajahku tambah memerah.

Mendengar perkataan Harry, semua orang maksudku Zayn,Liam,Louis dan Niall menambah volume suara tertawa mereka.

"Pastikan ruangan itu kedap suara, selamat bersenang-senang." Seru Zayn di sambut dengan tawa Louis,Niall dan Liam. Dan Harry? Dia hanya tersenyum tipis dan membawaku pergi dari ruangan ini.

Sesungguhnya aku sudah mencoba lepas dari Harry, namun kakiku terasa seolah lumpuh dan susah untuk di gerakan.

"Jangan karena kau mempunyai sihir dan seenaknya membuat kakiku tidak bisa di gerakan!" Teriakku cukup keras dan Harry tidak mengindahkan ucapanku, ia terus saja berjalan sampai akhirnya kami sampai di depan pintu kamar Harry.

"Itu kekuatanku dan aku bisa melakukannya sesukaku dan satu lagi kalau kakimu tidak bisa di gerakan itu membuatku lebih mudah 'melakukannya'."

Kalau aku bisa menggantungnya di ujung menara eiffel akan aku lakukan dengan senang hati.
Entah setan apa yang merasuki otaknya hingga Harry bisa mengatakan perkataan seperti itu, aku tidak habis pikir.

Setelah Harry membuka pintu kamarnya, ia segera membawaku masuk dan dengan menggunakan kaki kirinya, Harry menutup pintu kamarnya dan kembali berjalan mendekati kasur miliknya.

Dengan perlahan Harry menjatuhkan tubuhku di kasur miliknya dan ia ikut berbaring di sebelahku sambil memutar tubuhku kearahnya.

Saat ini mata kami bertemu dan jujur saja aku merasa senang melihat kehadirannya disini.
Aku tidak habis pikir mengapa kemarin ia mengatakan bahwa ia akan pulang bulan depan.

Satu tangan Harry mampu menggenggam kedua pipiku dan Harry mulai membelai rambutku dengan tangannya yang satunya.

Dasar keparat, apa dia tidak tau kalau aku susah bernafas jika seperti ini.
Kemana otak jeniusnya itu berada?Tertinggal saat perjalanan ke rumah ini?

"Aku suka aroma rambutmu dan tentu saja bibirmu terlihat begitu menggoda"

***

Yay pendek banget chap ini yayyy :3
Menurut kalian cerita ini gimana ?, jawab aja gue ngk makan orang kok soalnya ngk doyan makan daging jadi tenang aja :")

Makasih udah baca :*

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang