TWENTY-EIGHT

7.4K 948 67
                                    

"Ayolah Harry, aku ingin pergi ke taman." Rengek Maddy seperti bocah berumur 5 tahun.

"Aku hari ini ada urusan, dan harus pergi dari pagi ini sampai nanti malam,Madds." Harry berujar lembut sambil mengusap rambut kekasihnya itu dengan sayang.

"Aku bisa sendiri," Seru Maddy yang kekeh dengan keinginannya.

Pasalnya sudah lama ia tidak keluar dari lingkup rumah besar ini. Bagaimana pun langit yang biru dan terbentang lebih menyenangkan bukan?, dari pada tinggal di suatu sangkar berlapis emas.

"Atau bersama Niall?" Tanya Maddy kembali, saat melihat perubahan raut wajah Harry yang mendengar bahwa Maddy akan pergi sendiri tanpa ada yang menemani.

Pada akhirnya pun, Harry memberikan izin. Lelaki bermata hijau emerald itu sedikit berteriak memanggil Niall yang berada tidak jauh dari tempat dimana Harry dan Maddy berbincang.

Niall yang mendengar dirinya di panggil, melangkahkah kakinya cepat ke arah Maddy dan Harry berada.

"Temani Maddy ke taman, dan awasi dia. Jangan sampai lengah!" Tutur Harry datar dan tegas ke arah Niall.

Bukan, bukan Harry kejam atau bagaimana. Namun nada bicara Harry memang seperti itu. Hanya saja ia tidak menggunakan nada itu pada ibunya dan Maddy. Namun terkadang saat Harry berbicara pada Maddy pun, nada seperti itu bisa saja terdengar. Namun tidak dengan ibunya.

Mendengar perintah dari Harry, Niall pun menganggukan kepalanya tanda setuju dan mengerti.

"Aku harus pergi sekarang, jaga dirimu baik-baik." Tutur Harry ke arah Maddy dan mencium kening gadis itu cukup lama dan pada akhirnya pun Harry bergegas menuju keluar rumah.

Namun sebelum benar-benar meninggalkan rumah, Harry berbalik sebentar."Terimakasih Niall." Begitulah kata yang terlontar dari mulut Harry dan melenggang pergi menuju mobil miliknya.

Setelah melihat Harry yang sudah pergi dan mendengar suara ranguan mobil Harry yang sudah pergi, dengan tiba-tiba Maddy menarik tangan Niall.

"Ayo Niall kita makan sambil menonton dahulu dan kita akan pergi ke taman nanti sore." Seru Maddy riang yang di sambut dengan anggukan dan kekehan Niall.

***

Jarum jam pun terus berputar dan menunjukan pukul 4.30 sore.

Tidak terlalu lama untuk sampai di taman dan hanya perlu memakan waktu 8 menit. Sesampainya di taman, Niall dan Maddy pun bergegas menuju danau yang tidak jauh dari pintu masuk taman ini.
Walaupun hanya danau buatan, namun danau itu cukup indah.

Niall dan Maddy memutuskan untuk duduk di tepi dekat danau yang pasalnya banyak pengunjung yang sepertinya pasangan kekasih sedang menikmati sore hari yang cerah.

"Niall, aku ingin vanilla ice cream." Ujar Maddy yang melihat dua orang gadis kecil yang sedang menjilati ice cream mereka

"Boleh, kau mau ikut membeli atau tidak?" Tanya Niall sebelum pergi menuju kedai sweet Ice Cream, yang berada tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada.

"Aku ingin disini saja." Jawab Maddy dan di barengi dengan anggukan Niall.

Saat ini gadis bernama Maddy itu tengah menatap ke arah layar ponselnya. Namun merasa tidak ada apa pun yang menarik, ia mengedarkan pandangannya keseluruh taman ini.

Matanya menunjukan ketenangan. Sudah lama ia tidak menghirup udara luar. Namun tiba-tiba saja matanya terpaku oleh sosok lelaki yang tidak asing wajahnya.

Merasa tertangkap basah sedang melihat kearah Maddy, lelaki itu menghilang dengan sekejap. Namun karena rasa kepenasaran Maddy terus bertambah, ia memutuskan untuk mengikuti lelaki itu pergi.

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang