EIGHT

10.8K 1.1K 11
                                    

Selama 10 menit kami semua menunggu makanan yang telah kami pesan.
Aku merasa pusing sekaligus terhibur oleh tingkah konyol mereka semua kecuali Harry. Tipikal Harry memang dingin dan datar, aku tidak terkejut melihatnya. Dan lelaki berdarah Pakistan-Inggris itu atau Zayn, ia hanya terkekeh kecil melihat kelakuan sahabat-sahabatnya.
Namun pada akhirnya mereka semua termasuk Harry tertawa lepas saat melihat wajah Niall yang menggerutu kepada seorang pelayan dengan tampangnya yang memelas seperti orang yang tidak pernah makan selama setahun.

Sekitar 15 menit, makanan kami sudah tersaji di atas meja.
Melihat para pelayan yang mengantar makanan dengan cara melayang membuatku merasa iri.

Aku tidak memiliki kekuatan apapun.
Walaupun hanya melayangkan benda, aku juga ingin.
Mendengar suara Niall yang memanggilku, aku pun tersentak dari lamunanku.

"Maddy,mengapa kau tidak memakan makananmu?" Ujarnya sambil menyendokkan makanan ke mulutnya.

Aku yang mendengarnya hanya tersenyum dan mengambil sendok untuk segera melahap makananku.

"Kau tau mengapa Niall bertanya seperti itu?" Tanya Zayn kepadaku seraya menatap wajah Niall sebentar dan mengarah ke arahku lagi.

Aku menjawabnya dengan gelengan dan menggulung spaghetti yang berada di hadapanku.

"Karena ia ingin memakan makananmu. Perut Niall berbeda dengan perut manusia lainnya" ujar zayn datar namun di akhir ucapannya ia memamerkan senyum tipis.

Mereka semua pun terkekeh mendengar ucapan Zayn dan Niall hanya menyambutnya dengan tawanya yang seperti anak kecil.

Walaupun Zayn berbicara dengan datar namun ia tetap membawa kesan hangat . Berbeda dengan lelaki di sampingku ini, ia berbicara dengan datar dan siapa pun yang mendengarnya akan merinding.

"Ku pikir hanya kau yang merinding mendengar ucapanku, karena kau gadis penakut"

Aku yang mendengar bisikan suara Harry langsung bergidik ngeri.
Dengan bodohnya aku lupa kalau lelaki ini memiliki kekuatan membaca pikiran.

Ia tersenyum creepy kepadaku setelah menjauhkan bibirnya dari telingaku.

"Styles, kau membuatnya takut dengan senyumanmu yang menyeramkan itu" ujar Liam melihat ke arahku dan ke arah Harry.
Mungkin Liam mengetahuinya pasti karena melihat wajahku yang pucat pasi.

"Ya, dan kau terlihat seperti ingin menerkamnya" tambah Louis seraya mengambil makanan Niall.

Niall yang melihatnya langsung memukul tangan Louis dan mereka berdua beradu mulut hanya karena makanan.

***

Pagi ini aku kembali ke kampus .
Tidak seperti biasanya, hari ini aku di antar oleh Harry menggunakan mobil sport-nya. Aku senang karena tidak perlu repot-repot menunggu bus namun aku takut menjadi bahan olokan di kampus nanti karena menuruni mobil milik lelaki populer ini.

"Aku tidak masuk hari ini karena ada urusan lain, kau bisa menghubungiku jika terjadi sesuatu" ujar lelaki di sampingku ini tiba-tiba dan masih terfokus dengan jalanan.

Aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan mobil ini pun berhenti di tempat parkir kampus ini.

"Terimakasih"

Ujarku kepada Harry seraya membuka pintu mobil ini dan di balas dengan anggukan Harry.
Dan benar saja saat mobil Harry sudah menjauh pergi seluruh mahasiswa di tempat ini memandang ke arahku dengan tatapan yang tidak aku suka.

Bersikap wajar

Ujarku di dalam hati dan segera melangkahkan kakiku menuju kelas.
Seperti biasa, aku berjalan seraya menundukan kepalaku.

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang