Sepulang dari Amerika, aku merasa berat badanku bertambah. Saat aku sedang berkaca di kamarku, terlihat pantulan diriku yang memperlihatkan bagian pipiku lebih chubby.
"Kau tidak bosan terus melihat pantulan dirimu di cermin?"
Aku yang sedang memegang kedua pipiku, menoleh ke asal suara di belakangku. Saat aku melihat Harry yang membuat suara itu, aku membalik tubuhku lagi ke arah cermin.
"Tidak usah terus bercermin, kalau sudah jelek mau diapakan lagi?" Kali ini suara berat milik Harry terdengar lagi. Mendengar pernyataannya membuatku mendengus kesal.
Bisa-bisanya ia berkata seperti itu. Kalau aku jelek, mengapa ia menyukaiku dan membuatku menjadi kekasihnya?, stupid curly, aku membencimu!
"Aku mencintaimu."
Sekali lagi aku lupa jika ia bisa membaca pikiran. Bisakah daya ingatku membaik dan bukan tambah memburuk seperti ini!
***
Siang hari menjelang sore adalah waktu yang membosankan. Maka dari itu aku merayu Harry agar mau menemaniku melakukan movie marathon. Awalnya ia menolak dengan alasan film pilihanku pasti menyedihkan dan tidak layak di tonton, namun aku terus mendesaknya dan akhirnya ia mau.
Selama menonton di kamarku, Harry sibuk dengan ponselnya sedangkan aku masih sibuk dengan tontonanku saat ini.
Kring kring kring
Bunyi pesan masuk yang di hasilkan oleh ponselku dan ponsel Harry berdering bersamaan. Dengan malas mengambil ponselku, terlihat pesan dari Niall dan aku segera membukanya.
From : Niall
Zayn di tangkap oleh seorang lelaki yang aku tidak tau. Aku, Liam dan Louis sedang berusaha mencarinya.
Melihat pesan yang di kirim oleh Niall membuat kedua bola mataku ingin keluar dari tempatnya. Bagaimana bisa Zayn tertangkap oleh seorang lelaki yang tidak jelas. Atau orang yang menangkap Zayn sama dengan yang menangkap kedua orangtuaku.
"Harry, Zayn di tang--"
"Aku sudah tau. Ternyata lelaki itu berulah lagi!" Harry memotong ucapanku dan segera bangkit dari kasurku.
"Aku ikut menyusul Louis, Niall dan Liam." Teriakku ketika Harry mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamarku.
***
Di rumah Niall kami semua hanya berkutat dengan pikiran kami masing-masing. Terkadang mereka mengobrol dengan topik yang tidak aku mengerti.
Mendengar obrolan mereka seperti merasa ada yang di sembunyikan dariku. Entah hanya perasaanku atau memang benar. Tetapi aku selalu berpikir ini semua ada hubungannya denganku.
"Sebenarnya ada apa?" Tanyaku yang hampir frustasi dengan kejadian ini. Mengapa sekarang orang-orang terdekatku seperti di ambil satu-persatu.
Mereka semua hanya diam. Tidak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaanku. Melihat keadaan seperti ini membuatku geram dan hanya memutar bola mataku.
"Apa semua ini ada hubungannya denganku?" Kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutku. Mereka semua mengekspresikan berbagai raut wajah yang terkejut. Namun tidak lama, raut wajah mereka kembali lagi seperti semula.
"Mengapa kalian tidak menjawabnya?" Ujarku dengan nada satu oktaf lebih tinggi.
"Akan aku jelaskan jika waktu yang di tentukan itu berakhir." Akhirnya Harry menjawab pertanyanku walaupun pernyataannya mengharuskanku memutar otakku lagi.
***
Gue tau ini udh lama ngk lanjut udh gitu pendek lagi :")
Oh ya, gue bikin cerita baru judulnya 'The Fairy of Gift'. Udah lama sih cuma baru di post .-., baca ya siapa tau minat wkwk.
Okay segitu aja btw makasih yang udh nungguin :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph [H.S]
FanficBagaimana kalau ternyata mempunyai sihir itu tidak seindah yang kau kira?